Warisan budaya itu digunakan lintas generasi. Ghea menempatkan antusiasme dan kegembiraan tersebut dalam ”Romantic Peranakan”. Ia mempersembahkan mangkuk, piring, hingga poci modis, modern, dan romantis.
Oleh
Dwi Bayu Radius
·2 menit baca
Khazanah warisan pembauran ditampilkan lewat perangkat makan dan minum teh bertajuk ”Romantic Peranakan”. Porselen luks ini diluncurkan dengan sentuhan desainer Ghea Panggabean berkolaborasi dengan PT Indo Porcelain.
Romantic Peranakan dari jenama Zen Fine Porcelain Tableware itu dirilis kembali pada 8 Februari 2021, tentu dibarengi diferensiasi. ”Permintaan tinggi sekali sehingga kami memenuhi keinginan konsumen,” ujar Presiden Direktur PT Indo Porcelain Tjandra Suwarto di Jakarta, Rabu (17/2/2021).
Produk tersebut dikeluarkan pertama kali pada tahun 2012. Peluncuran kembali produk ini sekaligus untuk menyambut Imlek, diputuskan pada akhir tahun 2020. Boks baru dibuat lebih tebal dan kokoh. Pilihan warna juga semakin variatif dengan jingga, putih, dan kuning dibandingkan sebelumnya, pirus dipadu merah muda saja.
Peranakan dengan panggilan baba dan nyonya untuk membedakan jendernya, merupakan komunitas akulturasi China. Mereka kebanyakan menyebar di Penang, Malaka, dan Singapura. Di Indonesia, peranakan diawali dengan asimilasi pada abad ke-15.
Adat peranakan yang unik lantas direfleksikan lewat porselen yang biasanya dipakai para nyonya. Perabot yang mereka pakai berbeda dengan porselen China. Dekorasi perangkat makan peranakan lebih semarak yang dibubuhi aneka warna menyala dan kontras.
Aneka motif kembang dan sosok mitologi memperkaya keindahan tak hanya peralatan makan, tetapi juga sarung dan kebaya. Ghea pun terpukau dengan eloknya keragaman peranakan. Ia berulang kali terinspirasi gaya pakaian mereka. Kali ini, Ghea terilhami motif-motif penuh warna dan dekorasi yang energik.
Warisan budaya itu digunakan lintas generasi. Ghea menempatkan antusiasme dan kegembiraan tersebut dalam Romantic Peranakan. Ia mempersembahkan mangkuk, piring, hingga poci modis, modern, dan romantis. Keseronokan warna dibagi dalam tiga set.
International Tea Set & Dinnerware disajikan dengan warna pirus bercampur merah muda dipadu motif bunga peony dan burung api atau phoenix. Sementara Chinese Tea Set & Dinnerware menyajikan keunggulan imperial dibalur kuning dan merah muda. Lain lagi dengan Romantic Peranakan High Tea Set yang terdiri dari cawan gula, teko, dan tatakan berlapis warna putih bercampur jingga.
”Motif-motif yang digunakan juga ada artinya. Phoenix melambangkan keberuntungan dan kedamaian. Bunga peony merepresentasikan status dan kekayaan,” ucap Ghea.
Boks dengan dua mangkuk besar dan dua mangkuk kecil, misalnya, dijual seharga Rp 599.000. Harga paket yang berisi dua piring makan dan dua piring salad Rp 759.000. Pasangan empat cangkir dan tatakannya juga bisa dipesan dengan harga Rp 759.000.
Ghea hendak memaknai kecintaan terhadap kultur dan warisan lewat kreasinya. Ia berpendapat, semua karya itu mempunyai cerita sendiri. ”Romantic Peranakan menyimpan kisah keunikan, semangat, dan perayaan budaya. Saya kemudian menerjemahkan warisan ke gaya hidup dalam peranti makan,” katanya.