IIMS Virtual Menyongsong Kebangkitan Industri Otomotif
Di tengah pandemi Covid-19 berkepanjangan, PT Dyandra Promosindo kembali menggelar pameran otomotif Indonesia International Motor Show secara virtual yang berlangsung 18-28 Februari 2021.
Oleh
HERLAMBANG JALUARDI
·4 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Industri otomotif nasional termasuk salah satu yang terpukul keras pada tahun 2020 sebagai imbas dari pandemi Covid-19. Perhelatan pameran otomotif Indonesia International Motor Show atau IIMS Virtual X Shopee pada 18-28 Februari 2021 diharapkan bisa mempercepat kebangkitan industri otomotif dalam negeri.
”Besar harapan kami, pameran ini membangkitkan animo masyarakat untuk menghentikan penundaan pembelanjaan otomotif, dengan dukungan dari berbagai lembaga pembiayaan. Ini awal kebangkitan pasar domestik sehingga bisa jadi lokomotif pertumbuhan industri komponen. Semoga mencapai target penjualan yang diharapkan,” tutur Hamdhani Dzulkarnaen Salim, Ketua Umum Gabungan Industri Alat-alat Mobil dan Motor.
Hamdhani mengungkapkan hal tersebut dalam seremoni pembukaan pameran yang digelar secara virtual pada Kamis (18/2/2021) sore. Seremoni itu juga dihadiri secara virtual oleh Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto dan Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita.
Hamdhani menambahkan, industri komponen mobil dan motor ikut tersendat seiring dengan melambatnya produksi kendaraan bermotor, terutama di kuartal kedua tahun 2020. Dia mengatakan, kondisi mulai membaik sejak kuartal ketiga, tetapi belum sedigdaya masa sebelum pandemi. Selain itu, industri ini juga menghadapi kenaikan harga komoditas serta kenaikan biaya logistik.
Agar bertahan, sebagian pabrik komponen kendaraan mengalihkan usahanya ke bidang yang sedang membutuhkan, seperti bidang kesehatan, perlindungan diri, dan alat olahraga. Oleh karena itu, Hamdhani berharap penjualan kendaraan roda dua dan roda empat kembali tumbuh, dan siap disokong oleh pabrik komponen.
Airlangga mengatakan, pameran ini bisa menjadi wadah pendukung industri otomotif agar segera bangkit dan memberi semangat dalam menghadapi pandemi Covid-19. ”Harapannya, sektor otomotif yang punya multiplier besar bisa pulih lagi, termasuk di bidang perbengkelan,” ucapnya.
Rangsangan terhadap industri otomotif yang dilakukan pemerintah, kata Airlangga, salah satunya adalah menurunkan tarif Pajak Penjualan atas Barang Mewah (PPnBM) untuk kendaraan berjenis sedan, MPV, dan SUV berkapasitas mesin dibawah 1.500 cc. Penurunan tarif itu akan efektif mulai berlaku pada 1 Maret, selama sembilan bulan dalam tiga periode.
Airlangga menyebutkan, pemerintah memberi diskon 100 persen pada tiga bulan pertama dan berturut-turut kortingannya menjadi 50 persen dan 25 persen pada tiga bulan terakhir 2021. Kendaraan ramah lingkungan berbasis baterai dibebaskan dari PPnBM. Selain itu, pemerintah mengajukan revisi pengaturan pembiayaan untuk mendorong kredit pengajuan uang muka nol persen.
”Pemerintah berupaya mendorong ekspor dari sektor otomotif dengan percepatan pembangunan Pelabuhan Patimban di Subang. Pelabuhan itu diharapkan bisa menopang ekspor karena biaya logistik jadi lebih bersaing,” katanya.
Kontribusi besar
Agus Gumiwang menambahkan, industri otomotif merupakan salah satu sektor andalan yang berkontribusi besar terhadap perekonomian nasional. Menurut dia, saat ini ada 22 perusahaan kendaraan roda empat di Indonesia dengan nilai total investasi Rp 100 triliun berkapasitas 2,3 juta unit per tahun. Sementara di industri roda dua dan tiga ada 26 perusahaan, dengan nilai investasi Rp 10,05 triliun, berkapasitas produksi 5,3 juta unit per tahun.
Tenaga kerja di industri kendaraan roda empat sekitar 38.000 orang, sedangkan di roda dua dan tiga 32.000 orang. Secara keseluruhan, ada 1,5 juta orang di sepanjang rantai industri otomotif. Tenaga kerja itu menyumbangkan kemampuan mereka dalam mengekspor kendaraan bermotor ke 80 negara.
Agus membeberkan, selama 2020, Indonesia mengekspor kendaraan utuh (CBU) sebanyak 232.017 unit dengan nilai Rp 41,73 triliun. Sementara kendaraan rakitan (CKD) sekitar 53.000 set dengan nilai Rp 1,23 triliun. Komponen kendaraan diekspor sebanyak 61,2 juta unit dengan nilai Rp 17,52 triliun.
”Sayangnya, data tersebut menurun dibandingkan ekspor 2019. Ekspor CBU turun 30 persen, CKD turun 89 persen, dan komponen turun 22 persen,” kata Agus.
Menurut dia, daya beli masyarakat coba didongkrak dengan pemotongan tarif PPnBM. Pameran otomotif juga dipercaya merangsang daya beli itu. ”Pameran IIMS memiliki peran strategis promosi dan penjualan industri otomotif di tahun 2021 melalui pengalaman baru berupa pameran hibrida,” ujar Agus.
Hendra Noor Saleh, Presiden Direktur Dyandra Promosindo, penyelenggara IIMS, mengatakan, pameran pada 18-28 Februari ini berbentuk virtual. ”Pameran kali ini adalah pre-event untuk IIMS hibrida nanti di Jakarta International Expo,” ujarnya.
Pengunjung pameran bisa membuka dan mendaftar terlebih dulu di laman indonesianmotorshow.com. Di laman itu tersedia tiga area, untuk mobil, motor, dan aksesori kendaraan.
Ketika dikunjungi pada Kamis petang selepas seremoni pembukaan, terlihat ada 13 merek mobil yang ada di area mobil: Hyundai, BMW, Mazda, Wuling, Mitsubishi, Honda, Tesla (melalui importir umum Prestige Image Motorcars), Daihatsu, DFSK, KIA, MG, Mini, dan Toyota. Adapun merek motor yang terlihat adalah BMW, Benelli, Italjet, Niu, Royal Alloy, Vespa, dan Velocifero.