Isuzu Tunggu Efek Vaksin terhadap Perekonomian sambil Tingkatkan Layanan
Isuzu Astra Motor Indonesia menunggu efek vaksinasi Covid-19 terhadap pergerakan perekonomian nasional. Seiring dengan itu, IAMI melakukan peningkatan pelayanan kepada pelanggan, termasuk dengan Bengkel Isuzu Berjalan.
Oleh
Stefanus Osa Triyatna
·4 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Vaksinasi yang baru dimulai pemerintah diharapkan mampu menggerakkan perekonomian nasional. Meski demikian, untuk mendorong kembalinya pasar otomotif menjadi normal tentunya masih butuh waktu.
Presiden Direktur PT Isuzu Astra Motor Indonesia (IAMI) Jap Ernando Demily dalam Isuzu Media Gathering secara virtual di Jakarta, Rabu (10/2/2021), mengatakan, ”Secara global, semua negara di dunia menghadapi Covid-19. Krisis ekonomi yang saat ini terjadi disebabkan oleh krisis kesehatan. Untuk kembali normal, semua bergantung pada vaksin dan obat yang segera bisa ditemukan.”
Menurut Ernando, vaksinasi yang masif semestinya mampu menggerakkan perekonomian. Namun, untuk membuat pasar otomotif kembali normal, butuh waktu yang tidak sebentar. Ia menambahkan, vaksinasi berjalan 70 persen saja baru bisa menggerakkan perekonomian nasional. Belum spesifik mengembalikan pasar otomotif menjadi normal.
Pandemi Covid-19 yang terjadi sejak Maret 2020 memaksa industri melakukan pergeseran (shifting) jauh lebih cepat dari perkiraan orang. Perubahan kebiasaan dari transaksi luring ke daring telah mendorong industri logistik dan kurir, sebagai salah satu target pemasaran Isuzu, juga bertumbuh sangat signifikan.
Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, pada kuartal III-2020, bisnis transportasi dan pergudangan tumbuh 24,28 persen. Di sisi lain, data Kementerian Keuangan menyebutkan, segmen logistik pada tahun 2020 relatif stabil. Transaksi pembelian lewat e-commerce naik 18,1 persen menjadi 98,3 juta transaksi dengan nilai transaksi naik 9,9 persen menjadi Rp 20,7 triliun.
Berdasarkan data Gaikindo, realisasi penjualan otomotif pada tahun 2020 tercatat sebesar 578.306 unit dari target 600.000 unit. Jumlah tersebut turun 44,6 persen dibandingkan tahun 2019. Khusus segmen komersial untuk penjualan ritel pada tahun 2020, terjadi penurunan sebesar 37,8 persen.
Kendati demikian, Isuzu mencatat penurunan lebih kecil dari yang dibukukan sektor komersial tersebut, yakni 29,5 persen. Bahkan, produk Isuzu Traga mencatat kenaikan pangsa pasar dari 15,8 persen pada tahun 2019 menjadi 27,1 persen pada tahun 2020 di segmennya. Sementara dari penjualan ritel juga terjadi kenaikan penjualan Isuzu Traga dari 6.151 unit pada 2019 menjadi 6.660 unit pada 2020 atau mengalami pertumbuhan sebesar 8,3 persen.
Jemput bola
Kondisi itu mendorong Isuzu sebagai salah satu produsen kendaraan komersial di Indonesia untuk lebih proaktif dalam memberikan pelayanan purnajual sehingga kegiatan bisnis pelanggan korporasi, khususnya di bidang logistik dan kurir, tetap terus berjalan.
Ernando mengatakan, sesuai dengan slogan Isuzu, ”Real Partner, Real Journey”, pihaknya terus berupaya menjadi mitra strategis pelanggan untuk mendukung kegiatan bisnis mereka lebih efektif dan efisien. Apalagi, Isuzu selama ini dikenal sebagai produsen mobil diesel yang irit, bandel, dan mudah perawatannya. ”DNA Isuzu yang sudah terkenal sejak Isuzu Panther inilah yang kami kembangkan pada kendaraan komersial Isuzu,” kata Ernando.
Bahkan, pihak Isuzu juga aktif melakukan jemput bola dalam memberi layanan servis di tempat konsumen. Lewat cara ini, diharapkan kinerja konsumen mobil-mobil niaga Isuzu tetap terjaga dan lebih efesien.
Marketing Division Head IAMI Attias Asril menjelaskan, upaya jemput bola servis lewat layanan Bengkel Isuzu Berjalan (BIB) akan terus ditingkatkan pada tahun 2021. Dengan cara itu, konsumen tak perlu kehilangan waktu untuk membawa kendaraannya ke bengkel guna melakukan servis.
Kendaraan niaga biasanya memiliki jadwal operasional sangat padat sehingga terkadang para pemilik kendaraan ini sulit mencari waktu untuk sekadar melakukan servis rutin. Dengan BIB, teknisi Isuzu akan mendatangi konsumen untuk melakukan servis. Bahkan, di sela-sela waktu kendaraan menunggu antrean untuk mengisi muatan bisa dilakukan servis rutin.
”Tak hanya itu, kami juga pernah melakukan servis di jalan tol dan di tengah hutan terhadap mobil konsumen yang memang membutuhkan servis. Itulah mengapa pada tahun 2020 lalu, pelayanan BIB tumbuh 25-30 persen. Ternyata, setelah proaktif mendatangi konsumen, kami mendapatkan sambutan yang sangat positif,” tutur Attias.
Ia menambahkan, saat ini ada 139 BIB yang siap melayani konsumen. Selain BIB, tahun ini Isuzu juga akan memperkuat jaringan bengkel mitra agar konsumen mendapatkan pelayanan lebih cepat.
Dalam kesempatan ini, IAMI menyatakan bahwa Isuzu Panther yang sangat legendaris harus dihentikan produksinya tahun ini. Selain karena implementasi kebijakan emisi gas buang berstandar Euro-4, popularitas Panther juga semakin melemah dalam beberapa tahun ini. Namun, IAMI memastikan ketersediaan suku cadang Isuzu Panther tetap akan dijamin.
Heri Wasesa, Aftersales Service Division Head Astra Isuzu, mengatakan, selama delapan tahun sejak dihentikan produksinya, suku cadang Panther tetap akan disediakan. Namun, pelanggan tak perlu khawatir karena Isuzu tetap akan melihat adanya permintaan suku cadang dari para pelanggan Isuzu.