Setelah riset selama enam tahun, desainer Didiet Maulana membukukan serba-serbi kebaya dalam ”Kisah Kebaya”. Buku tersebut diluncurkan bertepatan dengan hari ulang tahunnya pada 18 Januari 2021.
Oleh
Fransisca Romana Ninik
·3 menit baca
Kebaya memang bukan sekadar busana. Di dalamnya tersirat perjalanan dan kekayaan budaya Nusantara. Tak ketinggalan cerita tentang inovasi dan evolusi berbusana perempuan Indonesia.
Setelah riset selama enam tahun, desainer Didiet Maulana membukukan serba-serbi kebaya dalam Kisah Kebaya. Buku tersebut diluncurkan bertepatan dengan hari ulang tahunnya pada 18 Januari 2021.
Semua berawal dari foto hitam putih nenek Didiet yang mengenakan kebaya chiffon. Sang nenek sering mengenakan kebaya dalam berbagai acara dan Didiet kecil selalu kagum tatkala busana itu dikenakan dengan anggun oleh neneknya. Selain sang nenek, Didiet juga terinspirasi ibunya yang sering pula berkebaya.
Dari situ, Didiet menelusuri seluk-beluk tentang kebaya dan menemukan banyak referensi. ”Saya keluar masuk toko buku baru dan bekas di Indonesia dan beberapa negara. Banyak dokumentasi yang justru ada di Australia dan Belanda. Ada satu buku yang saya temukan di pasar vintage di Tokyo,” ujarnya.
Dia juga bertemu banyak penjahit kebaya di berbagai kota. Begitu luasnya khazanah kebaya ini, Didiet tak hendak menyerapnya sendiri. Akhirnya setelah sekitar 1,5 tahun proses penulisan, Kisah Kebaya pun terbit.
Buku Kisah Kebaya berisi tentang sejarah kebaya, cara pemakaian, dan teknik pembuatan kebaya. Dalam 272 halaman, terjalin cerita dan foto yang membuat para pembaca bisa menangkap keindahan kebaya secara langsung.
Ada empat bagian yang merangkum berbagai hal tentang kebaya, yakni Kebaya Berbudaya, Kebaya Bergerak dalam Era, Eksplorasi Kebaya Didiet Maulana, serta Svarna by Ikat Indonesia dan Kisah-kisah Kebaya.
”Saya ceritakan tentang kebaya sebagai busana nasional berikut filosofi dan langgamnya. Ada pula langkah-langkah memakai kebaya beserta aksesori dan padu-padannya. Banyak foto kebaya tradisional, modern, dan busana tradisional daerah lain di Indonesia,” papar Didiet.
Pembaca dimanjakan secara visual lewat buku ini dengan tampilan indah kebaya yang membalut para muse. Langkah demi langkah memakai kebaya berikut stagen dan aksesorinya juga digambarkan sehingga pembaca bisa membayangkan dan mengikutinya dengan mudah.
Tak lupa Didiet menyertakan material yang bisa digunakan untuk membuat kebaya. Biasanya kebaya identik dengan bahan brokat. Namun, kain jenis chiffon, jacquard, atau beludru pun cocok digunakan untuk membuat kebaya.
Melalui buku ini, Didiet berharap akses terhadap kebaya semakin luas. Mereka yang akan memulai usaha membuat kebaya, misalnya, bisa menerapkan panduan berdasarkan buku Kisah Kebaya. Anak-anak muda yang barangkali tidak akrab dengan kebaya juga bisa mendapatkan pengetahuan akan kekayaan negerinya.
”Saya ingin buku ini jadi pegangan, semacam primbon, tentang kebaya. Saya mendedikasikannya sebagai tambahan literasi tentang kebaya,” ungkap Didiet.
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati yang memberi sambutan saat peluncuran buku secara virtual juga berharap agar buku ini menumbuhkan apresiasi atas luhurnya budaya Nusantara.