Salam Perpisahan dari Mercedes-Benz W205
Mercedes-Benz C Class Final Edition meluncur di awal tahun 2021 sebagai penutup kejayaan model W205. Mobil jenis sedan ini hadir di tengah tren mobil yang sedang bergeser ke jenis SUV.
Generasi keempat sedan Mercedes-Benz C-Class, atau disebut model W205, memasuki masa ”purnatugas”. Sebelum mengenalkan reinkarnasi terbaru C-Class kelak, PT Mercedes-Benz Distribution Indonesia (MBDI) meluncurkan varian terakhir C-Class W205 dalam dua varian sekaligus: C 200 AMG Final Edition dan C 300 AMG Final Edition.
”C-Class merupakan salah satu produk sedan unggulan kami dan terus berevolusi selama lebih dari dua dekade. Tahun lalu kami meluncurkan varian C 180. Kini, kami meluncurkan C 200 AMG Final Edition, dan C 300 AMG Final Edition,” kata Choi Duk Jun, President Director PT MBDI, dalam peluncuran secara virtual, Jumat (22/1/2021).
Sedan C-Class hadir secara resmi di Indonesia sejak 1994 lewat model berkode W202, dirakit di pabrik yang berlokasi di Wanaherang, Bogor, Jawa Barat. Popularitas generasi pertama ini diikuti dengan perakitan model-model berikutnya, seperti W203 mulai tahun 1998, W204 (2007), dan W205 (2015).
”Sejak dikenalkan pada 1994, C Class ini salah satu best seller dan punya banyak penggemar. Mereka banyak yang menunggu Final Edition,” lanjut Choi Duk Jun.
”Seri Final Edition ini beda dengan facelift sebelumnya dan bukan edisi terbatas. Kedua seri terbaru ini sama-sama dirakit di Wanaherang,” imbuh Radite Erlangga, Department Manager Product & Pricing PT MBDI.
Belum jelas betul apakah C-Class generasi kelima nanti, atau W206, juga akan dirakit di Wanaherang. Di pasaran internasional, model teranyar itu pun belum dirilis. Bulan September 2020, pabrikan asal Stuttgart, Jerman, ini, baru menyibak generasi termutakhir sedan mewah S-Class, yang salah satu keunggulannya memiliki teknologi swakemudi supercanggih itu.
Seperti yang sudah-sudah, kelas sedan di bawahnya, baik E-Class maupun C-Class, akan mengusung kebaruan serupa walau dengan penyesuaian untuk kelas masing-masing. Sembari menanti kelahiran generasi terbaru C-Class ini, PT MBDI memperbarui tampilan W205 pada seri C 200 dan C 300, yang sama-sama disematkan nama ”final edition”.
Kedua sedan yang berukuran kompak itu, kini sama-sama menggunakan trim AMG, merupakan divisi kendaraan performa tinggi Mercedes. Perubahan yang lebih kentara tampak pada badan C 200. Varian sebelumnya, C 200, menggunakan trim Avantgarde. Dengan memakai trim AMG, gril C 200 kini tampak makin gahar dengan pola kristal, dan sepasang bilah horizontal mengapit logo Mercedes di tengah.
Konfigurasi bumper depan dengan lubang udara dan bibir (lips) di bawahnya membuat kesan mewah pada grill berpadu dengan kesan sporty. Dua lekukan pada kap mesin semakin menguatkan citra performa tinggi itu.
Wajah demikan juga terlihat pada C 300. Memang jika hanya melihat dari moncongnya, mustahil membedakan yang mana C 200 dan mana C 300. Jika bisa melihat dari atas, baru tampak bedanya. Atap C 300 dilengkapi panoramic roof yang bisa membuka secara bergeser, sedangkan atap C 200 utuh tanpa kaca.
Satu lagi ciri pembeda keduanya adalah lampu utama (head lamp). Sekilas bentuk lampunya memang serupa dan sama-sama menggunakan LED, apalagi bentuk lampu siang (daytime running lamp/DRL) sama-sama melengkung satu garis. Namun, lampu utama C 300 menggunakan lampu LED berteknologi lebih canggih. Sorotan LED-nya bisa mencapai jarak 600 meter alias ultrabeam LED. Walau sama-sama menggunakan LED, teknologi sorotan sejauh itu tak dipasang di C 200.
Perbedaan kasatmata juga kembali tampak jika dilihat dari samping. Mobil C 300 memakai velg berdiameter 19 inci palang lima yang sebelumnya jadi ”sepatu” standar di Mercedes-AMG C 43. Adapun pelek C 200 menggunakan pelek palang lima motif bintang berukuran 18 inci yang jadi standar di C 300 edisi sebelumnya. Karena itu, pantas disebutkan bahwa C 200 Final Edition ini ”naik kelas”.
Perbedaan di interior
Peningkatan tergolong drastis di C 200 terjadi pula di sektor mesin. Pada varian C 200 EQ Boost yang meluncur di akhir 2018, mobil ini dipasangkan mesin empat silinder berkapasitas 1.497 cc (Kompas, 13/6/2019). Kini, di varian Final Edition, C 200 menggunakan mesin empat silinder 2,0 liter (1.991 cc).
Mesin berkapasitas sama juga terpasang di C 300 Final Edition. Meski begitu, daya yang dikeluarkan di setiap mobil berbeda. Mesin C 200 mengeluarkan tenaga 204 HP dan torsi maksimum 300 Nm. Adapun mesin di C 300 berdaya 258 HP dan torsi maksimum 370 Nm.
Sistem transmisi di kedua mobil sama-sama menggunakan sembilan percepatan otomatis atau 9G-Tronic. Tenaga dari mesin disalurkan ke roda belakang. Tak heran di bagian tengah baris kedua ada tonjolan cukup tinggi yang melintang vertikal.
Bagian interior kedua mobil ini tak ada perbedaan berarti. Keduanya sama-sama pakai jok berlapis kulit Artico. Layar sentuh media berukuran 10,25 inci sama-sama tampak seperti ”ditempelkan” pada bibir dashboard. Layar kluster instrumen di belakang setir sama-sama berukuran 12,3 inci yang benar-benar berupa gambar digital.
Bedanya, panel tengah di bawah pengaturan AC tersemat jam analog pada C 300, tetapi tidak ada di C 200. Setir yang dipakai C 300 juga terlihat lebih sporty karena menggunakan bentuk flat-bottom. Suhu di dalam C 300 bisa dibagi menjadi tiga zona; depan kanan dan kiri, serta satu di belakang. Penumpang di jok belakang C 200 kudu pasrah menerima limpahan AC yang diatur penumpang baris depan.
Penggunaan speaker juga berbeda. C 300 pakai pelantang keluaran Burmester. Di setiap pintu belakang C 300 tersemat dua ”rumah” speaker berkelir perak. Sementara di C 200, kelir rumah speaker itu berwarna hitam dan hanya ada masing-masing satu di pintu belakang dan satu di pintu depan.
Sayangnya, sedan mewah yang meluncur di awal tahun 2021 ini masih belum menggunakan teknologi Mercedes-Benz User Experience (MBUX), yang memungkinkan pengguna memerintahkan beberapa fungsi lewat suara. Padahal, teknologi itu sudah dipakai di sedan A Class—yang ”kastanya” lebih rendah—sejak tahun 2018.
”Kecerdasan” yang tersisa pada W205 generasi terakhir ini adalah bantuan parkir otomatis, sensor blind spot, dan bantuan untuk tetap berada di lajur (active lane keeping assist). Fungsi yang disebut terakhir itu pun hanya disematkan di C 300.
Hanya ada empat pilihan warna bagi C 200, yaitu polar white (putih), obsidian black (hitam), mojave silver (perak), dan graphite grey (abu-abu). Adapun untuk C 300, pilihan empat warna tadi masih ditambah kelir metalik hyacinth red (merah) dan brilliant blue (biru)—serupa dengan Mercedes-AMG GT 53.
Kedua jenis mobil ini, kata Radite, hadir di dealer Mercedes-Benz mulai Januari 2021. C 200 AMG Final Edition dijual dengan harga Rp 920 juta (off the road), dan C 300 Rp 1,020 miliar (off the road).
Pergeseran tren
Kedua mobil C-Class Final Edition ini adalah produk pertama yang diluncurkan PT MBDI di tahun 2021. Kendaraan jenis sedan saloon ini dimunculkan ketika tren jenis mobil sedang berubah. Bagi merek premium sekelas Mercedes, kendaraan jenis sedan menjadi primadona selama puluhan tahun.
”Kontribusi sedan terhadap penjualan mengalami penurunan sepanjang 2020. Sebagian beralih ke jenis SUV. Tahun lalu (2019), penjualan sedan masih 50 persen. Tahun 2020 ada pergeseran. Sedan menyumbang 33 persen, sisanya beralih ke SUV,” kata Kariyanto Hardjosoemarto, Deputy Director Sales Operation and Product Management PT MBDI.
Model SUV terlaris PT MBDI di tahun 2020 adalah Mercedes-Benz GLC, disusul GLE. Di bawah itu baru diisi mobil-mobil sedan. Kariyanto mengatakan, di segmen sedan, jenis C-Class masih jadi favorit. Lebih dari separuh sedan yang terjual pada 2020 adalah C-Class, disusul ”kakak kelasnya”, E-Class.
Menurut Kariyanto, salah satu pemantik bergairahnya pasar SUV saat ini merupakan buah dari inovasi teknologi. Mobil-mobil besar SUV sudah dirancang sedemikian mewah dan nyaman dikendarai, bahkan bisa dibilang lebih nyaman dari sedan. Terlebih lagi kondisi infrastruktur jalan di dalam negeri amat variatif sehingga menuntut kendaraan dengan ground clearance tinggi. Kelebihan itu telah dimiliki jenis SUV.
Meski sudah disalip SUV, Kariyanto optimistis pasar sedan tak bakal hilang. ”Perbaikan kondisi jalan yang dikerjakan pemerintah sekarang bakal berpengaruh pada segmen sedan. Mungkin orang akan enjoy lagi menyetir sedan. Hal yang dulu jadi kekhawatiran (kondisi jalan) perlahan-lahan diatasi. Kami yakin sedan tetap ada,” ujarnya.
Tahun 2021 ini, PT MBDI merencanakan meluncurkan 10 seri mobil baru beragam jenis, termasuk kemungkinan mendatangkan mobil listrik. Di pasar global, Mercedes telah memiliki jajaran mobil bertenaga listrik berkode EQ. ”Kami akan lihat mana yang paling tepat diluncurkan di Indonesia,” kata Kariyanto.
Dengan pembaruan yang agak tanggung, rasanya berat membebankan peran mengembalikan kejayaan sedan di pundak C-Class Final Edition ini. Mungkin peran itu akan diambil alih oleh penerusnya, yaitu model W206 nanti