Bebas dan Rileks di Tahun Baru
Mode tidak mati, tetapi kini bergerak lebih rileks. Kenyamanan menjadi yang utama untuk hidup yang lebih tenang, kalem, dan bebas di tahun yang baru.
Sepanjang 2020, kehidupan diajak melambat. Begitu pula di bidang mode. Gerakan slow-fashion yang bergaung sejalan dengan isu lingkungan kembali menemukan momentum. Mode tidak mati, tetapi kini bergerak lebih rileks. Kenyamanan menjadi yang utama untuk hidup yang lebih tenang, kalem, dan bebas di tahun yang baru.
Melalui panggung bertajuk Indonesia Fashion Forward pada ajang Jakarta Fashion Week di akhir 2020, empat jenama lokal, yakni Cotton Ink, Soe Jakarta, Jenahara, dan Rani Hatta, menangkap dan mengejawantahkan tren 2021 berdasarkan laju perkembangan keadaan sepanjang tahun sebelumnya.
Masing-masing mengusung tema berkaitan dengan pandemi dalam koleksinya. Tiap koleksi hadir dalam 10 hingga 12 tampilan yang tak neko-neko. Atasan dan bawahan longgar menjadi sesuatu yang menonjol dari berbagai busana yang disuguhkan empat jenama ini dan dapat digunakan di mana saja, baik di dalam maupun luar rumah.
Cotton Ink membuka pergelaran dengan koleksi yang berkolaborasi dengan seniman sekaligus musisi Abenk Alter. Ini bukan kali pertama bagi keduanya bekerja sama. Namun, untuk tema kali ini, Abenk diminta membuat ilustrasi di atas kain yang sangat bernapaskan semangat dari Cotton Ink.
”Gambarnya jadi seperti ini yang memperlihatkan perempuan yang memeluk dirinya sendiri. Konsepnya adalah loving your self. Abenk punya kekhasan dengan warna monokrom, tapi kami juga minta dibuatkan yang colourful sesuai dengan Cotton Ink,” ujar pendiri Cotton Ink, Ria Sarwono.
Pilihan desainnya juga santai dengan paduan rok pendek dan kemeja longgar, midi dress, shirt dress, terusan celana, celana longgar 7/8, rok midi bersiluet A, hingga celana pendek berwarna khaki yang nyaman. Ada juga jaket, topi, masker, dan tas kain sebagai aksesori yang dapat difungsikan untuk melindungi diri jika bepergian serta berbelanja.
Soe Jakarta juga tak jauh berbeda. Celana dan atasan longgar menjadi andalan dengan warna nude dan warna tanah. Selain itu, slit pants juga dipilih sebagai variasi yang menawarkan kenyamanan lewat koleksi yang bertajuk The New Normal ini. ”Inspirasinya adalah kehidupan kita setelah pandemi ini. Kira-kira seperti apa, sih?” ujar pendiri Soe Jakarta, Monique Natalia Soeriaatmadja.
Untuk bentuk, Monique memilih sporty looks karena melihat belakangan orang-orang menjadi aktif berolahraga dan sangat peduli pada kesehatan serta kebugaran tubuh. Sebagai penunjang, gaya sporty yang santai dan fleksibel lebih banyak dicari dan bertahan lama.
Pemilihan kainnya, Monique menggunakan kain sejenis ripstok yang biasa digunakan untuk memproduksi baju taktikal dan utilitarian wear dipadu dengan tenun. Tiap pakaian pun memiliki detail yang khas berupa kantong besar, baik pada atasan maupun bawahan. ”Jadi fungsional, bisa untuk membawa hand sanitizer, masker, atau apa saja yang dibutuhkan di new normal living tanpa ribet,” kata Monique.
Sementara itu, Rani Hatta lebih fokus pada setelan meski setelan kali ini tetap mengedepankan kebebasan. Rok lipit yang flowy dengan atasan tak berlengan yang longgar terlihat bebas dan tetap chic. Setelan beragam blazer pun dipadu dengan celana pendek dan rok pendek. Sisanya blazer panjang yang seolah berfungsi sebagai jaket pelindung diri jika keluar rumah.
”Hijabers”
Bagi yang berhijab, Jenahara Nasution menawarkan lewat koleksinya berjudul Academia. Dengan pemilihan warna khas Jenahara, yaitu monokrom, tampilan yang disuguhkan serasa tengah berada di sekolah asrama di Inggris. Paduan kemeja dengan celana atau rok panjang. Kemudian setelan dengan blazer tweed yang klasik dipadupadankan dengan aksesori seperti topi dan rantai.
”Sejak Covid-19 ini, orang-orang kangen suasana sekolah. Aku terinspirasi dari situ. Desain kali ini ringan aja dengan mix and match, tapi tetap edgy,” kata Jenahara.
Di luar panggung JFW, desainer Ria Miranda kembali mengadakan pergelaran rutin tahunan Ria Miranda Annual Trunk Show (RMTS), tetapi secara virtual. Selain mengambil solusi pergelaran secara virtual, Ria juga mengaku banyak mendapat masukan dari para pelanggan setianya, yang tergabung dalam Ria Miranda Loyal Costumers (RMLC).
Tadinya Ria sempat mengira selama masa pandemi, ketika orang semakin jarang keluar rumah, mereka akan semakin sedikit membutuhkan busana baru. ”Aku sempat tanya ke mereka apa sekarang (masa pandemi) kalian sudah enggak butuh baju atau kerudung lagi karena banyak yang di rumah saja? Ternyata mereka cerita justru ada banyak hobi dan kegiatan bersama baru di masa pandemi, seperti berkebun, memasak, olahraga,” ujar Ria.
Ide-ide itu kemudian dirangkum dan diterjemahkan oleh Ria dan timnya ke dalam sejumlah rancangan baru. Masukan tentang banyaknya waktu yang dihabiskan di rumah menghasilkan koleksi-koleksi seperti piyama, home dress, dan baju-baju nyaman lain.
Tak hanya cocok dipakai saat berada di rumah, koleksi-koleksi tersebut juga cocok dipakai saat beraktivitas di luar rumah macam saat berkebun dan berolahraga. Hal itu tergambar dalam dua koleksi Ria, yang ditampilkan di VRMTS 2021, ”Ceraloca” dan ”Abrea”.
Untuk koleksi Spring Summer ”Abrea”, Ria terinspirasi sebuah kisah dongeng cinta ibu terhadap anaknya di film Little Woman. Sementara lewat jenama Ria Miranda siap pakai, bersama Luna Kids, Ria menampilkan koleksi resor 2020 bertajuk ”Ceraloca”.
Menurut Ria, keseluruhan tema yang diusung dalam presentasi busananya kali ini bercerita tentang arti tumbuh, yang akan juga menjadi refleksi dan kepribadian dari seseorang. Untuk Abrea, koleksi itu dibuat demi menjawab kebutuhan sekaligus minat, yang relevan di masa pandemi sekarang.
”Dia (Abrea) memiliki latar belakang botanical dengan motif terinspirasi dari kebun dan hutan sesuai ciri khas ceritanya. Dia juga terkesan feminine dan playful, yang menjadikannya sangat identik dengan koleksi ini,” ujar Ria.
Salah satu ciri dari koleksi Spring Summer 2021 Abrea rancangan Ria terletak pada pengaplikasian teknik-teknik simple cutting, yang dikombinasikan dengan pola campuran garis (stripe mix pattern), lipatan rapat kecil di satu sisi (mini ruffle), pelisir (pleats), simpul pita, dan detail-detail sulaman (embroidery details). Untuk pilihan warnanya, Ria memadukan sejumlah tren warna tahun 2021 ke dalam koleksinya kali ini, seperti terakota, kuning, biru muda, merah muda, olive, dan juga ungu.
Sementara untuk bahan yang digunakan, Ria memilih kain katun dan poliester. Walau sekilas ditampilkan dalam VRMTS kali ini, koleksi Abrea baru akan dirilis pada Februari 2021.
Terkait koleksi Ceraloca, yang dirilis per 12 Desember 2020, Ria menampilkan nuansa penuh warna ceria sebagai bentuk ekspresi diri dan semangat baru. Hal itu tampak dari pola-pola yang ditonjolkan, yang memiliki kesan holiday looks dan diwakili bentuk buah-buahan serta bunga-bunga tropis.
Semua itu diaplikasikan ke dalam beragam pilihan apparel, scarf, piyama, hingga mukena berbahan rayon dengan motif dan warna yang segar. Ada pula windbreaker jacket, yang memang diproduksi untuk memenuhi permintaan pelanggan bergaya hidup olahraga.
Nuansa warna koleksi Ceraloca kali ini terdiri dari paduan energi kegembiraan, yang terdapat dalam warna-warna seperti turquoise, kuning, biru muda, merah muda, dan ungu yang lembut.
Jadi, pilih zona nyamanmu sekarang tanpa kehilangan gaya.