Pandemi Covid-19 Belum Usai, Penayangan Film Baru di Bioskop Masih Sulit
Penayangan film baru di bioskop dinilai masih problematik bagi sineas. Ini karena sebagian publik belum yakin ke bioskop saat pandemi Covid-19 belum kunjung teratasi.
Oleh
SEKAR GANDHAWANGI
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Film-film baru yang tayang selama masa pandemi Covid-19 terkendala di bagian ekshibisi. Penayangan di bioskop masih sulit karena sebagian masyarakat belum yakin menonton di sana saat ini. Penayangan di platform digital pun jadi alternatif.
Salah satu film yang akan tayang dalam waktu dekat adalah Yang Tak Tergantikan produksi Falcon Pictures. Film arahan sutradara Herwin Novianto itu akan tayang 15 Januari 2021 di layanan streaming Disney+.
”Mulanya film ini untuk tayang di bioskop pada 2021. Kemudian karena pandemi, kami serahkan kepada pihak Falcon bagaimana ke depannya. Akhirnya diputuskan untuk tayang di DisneyPlus,” kata Herwin dalam pertemuan daring, Kamis (7/1/2021).
Ia menyambut positif hadirnya layanan streaming di masa sekarang. Dengan begitu, para pembuat film punya kanal ekshibisi lain selain bioskop. Kendati bioskop masih jadi media ekshibisi film yang utama, menurut Herwin, sineas perlu melihat situasi saat pandemi. Layanan streaming pun ia nilai punya potensi penonton yang baik.
”Ini (potensi penonton streaming) bagus karena penonton mudah mengakses film. Tinggal pegang ponsel dan pilih filmnya. Lalu, mereka bisa nonton di mana saja, misalnya di transportasi umum,” ucap peraih Piala Citra di kategori Sutradara Terbaik 2012 tersebut.
Hingga kini, ada sejumlah film maupun serial yang tayang perdana di layanan streaming hingga bioskop daring, misalnya Story of Kale: When Someone’s in Love, Guru-guru Gokil,Soul, dan Mulan yang semula direncanakan tayang di bioskop.
Sebelumnya, Ketua Asosiasi Produser Film Indonesia (Aprofi) Edwin Nazir mengucapkan bahwa roda ekosistem film sudah bergerak kembali. Produksi sejumlah film atau konten baru berjalan. Namun, sineas masih menyimpan kekhawatiran tentang rencana penayangan film. Ini karena sebagian publik belum yakin pergi ke bioskop.
Ini tampak pula dari jajak pendapat Litbang Kompas pada 26-28 Oktober 2020. Dari 522 responden, hanya 10,3 persen yang mengatakan akan pergi menonton jika bioskop kembali dibuka. Hampir 70 persen responden menyatakan tidak akan ke bioskop, sedangkan 10,8 persen lainnya ragu-ragu.
Ini bagus karena penonton mudah mengakses film. Tinggal pegang ponsel dan pilih filmnya. Lalu, mereka bisa nonton di mana saja, misalnya di transportasi umum.
Responden pun memilih hiburan alternatif, seperti berlangganan televisi kabel (14 persen), menonton siaran televisi biasa (15,4 persen), mengunduh atau menonton film di situs internet gratis (31 persen), dan berlangganan layanan over the top berbayar (11,4 persen).
Bioskop keuntungan utama
Bioskop masih jadi media ekshibisi utama karena mayoritas keuntungan film didapat dari tiket bioskop. Edwin mengatakan, penayangan film baru di layanan over the top (OTT) bisa jadi pilihan. Namun, daya tampung layanan OTT terhadap film Indonesia dinilai belum cukup.
”Skala OTT belum seperti bioskop karena belum bisa menampung 120 film Indonesia per tahun. Adapun jumlah penonton kita ada 50 juta lebih orang,” kata Edwin.
Menurut Edwin, potensi pendapatan rumah produksi dari penayangan satu film di bioskop bisa mencapai Rp 900 miliar. Itu dengan asumsi film ditonton 50 juta orang, kemudian dikali pendapatan rumah produksi dari bagi hasil penjualan tiket bioskop. ”Belum tentu bisa begini dengan layanan OTT karena baru sebagian film yang tayang di sana,” ucapnya.
Di sisi lain, layanan OTT kini sedang populer. Jutaan orang kini terdaftar menjadi pelanggan layanan OTT, seperti Disney+ dan Netflix.
Roda ekosistem film sudah bergerak kembali. Produksi sejumlah film atau konten baru berjalan. Namun, sineas masih menyimpan kekhawatiran tentang rencana penayangan film. Ini karena sebagian publik belum yakin pergi ke bioskop.
Disney+ yang diluncurkan pada 2019 mencatat 86,8 juta pelanggan di seluruh dunia per 2 Desember 2020. Disney berencana merilis lebih dari 100 film baru bagi pelanggan setiap tahun. Beberapa film dan serial orisinal yang diproyeksikan tayang adalah Pinocchio, Peter Pan & Wendy, serta Sister Act 3.
Sementara itu, Netflix mencatat hampir 15,8 juta pengguna baru secara global pada triwulan I-2020. Jumlah pelanggan di periode itu mencapai 183 juta dan tersebar di 190 negara. Pada triwulan II-2020, pelanggan Netflix berjumlah 10,9 juta pelanggan.
Sebelumnya, Vice President GoPlay Sasha Sunu mengatakan, ada respons positif dari publik terhadap layanan streaming. ”Selama semester I-2020, publik menghabiskan banyak waktu untuk streaming film dan serial. Ada kenaikan 10 kali lipat untuk itu,” ujarnya (Kompas, 2/10/2020).