Kementerian ESDM mencanangkan percepatan program Kendaraan Bermotor Listrik Berbasis Baterai. Melalui percepatan ini, diharapkan seluruh komponen penyokong kendaraan listrik terus bertambah dalam 5 tahun ke depan.
Oleh
HERLAMBANG JALUARDI dan DAHONO FITRIANTO
·5 menit baca
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mencanangkan percepatan program Kendaraan Bermotor Listrik Berbasis Baterai (KBLBB) pada Kamis (17/12/2020) di Jakarta. Melalui percepatan ini, diharapkan seluruh komponen penyokong kendaraan listrik akan terus bertambah dalam lima tahun ke depan.
“Kebutuhan kendaraan bermotor masyarakat Indonesia meningkat 10 juta unit setiap tahunnya. Sedangkan konsumsi bahan bakar minyak saat ini mencapai 1,2 juta barel per hari, yang sebagian besar dipasok impor. Oleh karena itu diperlukan sumber energi baru dan terbarukan,” kata Arifin Tasrif, Menteri ESDM dalam acara peluncuran percepatan program KBLBB secara virtual.
Arifin melanjutkan, kementeriannya sedang menyusun strategi besar menangani besarnya kebutuhan kendaraan bermotor, dan tentunya sumber energi baru itu. Salah satu strateginya adalah percepatan program KBLBB, termasuk di dalamnya menambah infrastruktur bagi kendaraan listrik itu.
Pemerintah menargetkan Indonesia akan memiliki 2.400 titik stasiun pengisian kendaraan listrik umum (SPKLU) dan 10.000 titik stasiun penukaran baterai kendaraan listrik umum (SPBKLU) pada 2025. “Termasuk juga peningkatan daya listrik di rumah tangga pengguna KBLBB,” lanjut Arifin.
Luhut Binsar Panjaitan, Ketua Tim Percepatan Program KBLBB, menambahkan, Indonesia punya potensi mengembangkan energi listrik berbasis baterai yang belum optimal.
“Defisit neraca akibat BBM jadi masalah klasik di Indonesia yang belum terpecahkan. Di sisi lain, Indonesia punya potensi energi listrik yang belum optimal. Sumber daya nikel yang melimpah jadi modal dasar bagi pembangunan industri baterai, yang mendukung percepatan KBLBB,” kata Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi ini.
Siap berinvestasi
Dia mengatakan, sejumlah perusahaan telah siap berinvestasi pada pengembangan energi baterai, dan juga kendaraan bermotor listrik. Dia mencontohkan, dua perusahaan dalam negeri telah memproduksi bus listrik. Sejumlah perusahaan lain juga telah memproduksi sepeda motor elektrik.
Perusahaan asing juga dinyatakan Luhut telah berinvestasi dalam produksi mobil elektrik, seperti Hyundai. “Tesla (dari Amerika Serikat) juga berminat. Mereka akan mengunjungi Indonesia, Januari nanti. Masih banyak lagi perusahaan otomotif yang berminat,” kata Luhut.
PT Wika Industri Manufaktur (Wima) adalah salah satu produsen sepeda motor bertenaga listrik yang telah menghasilkan dan memasarkan motor merek Gesits. “Sampai Desember ini, kami telah memproduksi 2.650 unit. Kami juga siap mengirimkan 2.507 unit. Kami akan meningkatkan produksi supaya harganya lebih kompetitif dengan produsen lain,” kata M Samyarto, Direktur Utama Wima.
Dalam sebulan terakhir, dua merek sepeda motor listrik juga meluncurkan produk perdananya di pasar Tanah Air. Merek pertama, Volta, meluncurkan dua sepeda motor listrik sekaligus pada ajang IIMS Motobike Hybrid Show di Jakarta, 11 Desember 2020.
"Sepeda motor listrik 401 selain sudah dapat di-STNK-kan, juga menggunakan baterai lithium dan tambahan slot baterai untuk menambah jarak tempuh motor listrik kami. Untuk roda tiga listrik, kami memiliki tipe 501 cabin yang sudah lulus uji tipe, dan siap kami pasarkan.” jelas Willty Awan, CEO PT Volta Indonesia Semesta, dalam siaran pers yang disebarluaskan Dyandra Promosindo selaku penyelenggara IIMS Motobike Hybrid Show.
Sementara merek kedua adalah United yang diproduksi oleh PT Terang Dunia Internusa (TDI). Sebelum ini, PT TDI lebih dikenal sebagai produsen sepeda bermerek United Bike. Tipe sepeda motor listrik perdana yang mereka luncurkan adalah United T1800.
“Hari ini kami meluncurkan roda dua motor listrik bagi masyarakat Indonesia yang menghendaki sebuahkendaraan listrik yang stylish, futuristik dan ramah lingkungan, yang sekaligus menjadi komitmen kami dalam mendukung Program Langit Biru dari Pemerintah Indonesia,” ujar Henry Mulyadi, Direktur PT Terang Dunia Internusa (TDI) dalam siaran persnya, 12 Desember 2020.
Perusahaan asal Singapura PT Oyika Powered Station mengembangkan teknologi baterai dan perlengkapannya untuk kendaraan roda dua. Mereka berencana membuat 1.000 stasiun penukaran baterai di Jakarta pada 2021. “Kami menargetkan investasi sebesar 30 juta dolar AS di Indonesia di tahun 2021 untuk mengembangkan infrastruktur yang lebih baik dan aman di Indonesia,” kata Persiden Direktur Oyika, Larry Lim.
Sementara di arena roda empat, Hyundai dan Lexus sama-sama meluncurkan mobil listrik murni (battery electric vehicle/BEV atau KBLBB) perdananya di pasar Indonesia pada 2020 lalu. Hyundai meluncurkan dua mobil listrik, yakni Hyundai Ioniq dan Hyundai Kona Electric pada awal November 2020. Sementara Lexus memperkenalkan mobil listrik murni perdananya, Lexus UX 300e, pada 25 November 2020.
Uji coba
Sejumlah instansi pemerintah dan swasta telah menggunakan kendaraan bermotor listrik untuk kegiatan operasional mereka. Menteri Perhubungan RI Budi Karya Sumadi mengutarakan, lingkungan kementeriannya baru saja meresmikan penggunaan mobil listrik. “Harapannya, ini (penggunaan kendaraan listrik) bisa dilakukan di kementerian lain, dan provinsi lain,” kata Budi.
Gubernur Bali I Wayan Koster mengatakan, Provinsi Bali telah mulai menguji coba bus listrik, stasiun pengisian listrik, dan stasiun penukaran baterai pada awal November lalu. Koster melanjutkan, pihaknya sedang menyiapkan rencana penggunaan kendaraan listrik berbasis baterai di beberapa daerah wisata seperti kawasan Sanur, Ubud, dan Kuta.
“Kebijakan ini (penggunaan kendaraan listrik) sejalan dengan filosofi dan kearifan lokal Bali untuk membangun alam yang ramah lingkungan,” kata Koster.
Sementara Pemerintah Provinsi Jawa Barat juga mulai menggunakan mobil listrik murni untuk operasional sehari-hari pada 29 Desember 2020. Pemprov Jabar membeli tiga mobil listrik murni, yakni dua unit Hyundai Ioniq dan satu unit Hyundai Kona Electric yang akan menjadi mobil operasional dinas di lingkungan pemprov.
"Pada tahun 2021, kami akan mulai bertransformasi ke era listrik. Oleh karenanya, menjadi suatu kehormatan bagi saya untuk dapat mengajak dan menjadi contoh bagi warga kami di Jawa Barat untuk mulai beralih dari kendaraan berbahan bakar minyak menjadi kendaraan listrik," tutur Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil dalam siaran pers yang diedarkan PT Hyundai Motors Indonesia (HMID), 29 Desember 2020.
Perusahaan angkutan swasta turut menyatakan dukungan mereka terhadap percepatan program kendaraan bermotor listrik ini. Perusahaan taksi Blue Bird berencana menambah hingga 10.000 unit kendaraan listrik hingga 2025, untuk menambah 30 unit yang sedang mereka uji coba saat ini.
“Sejak uji coba itu, mulai terlihat adanya pengurangan beban bahan bakar minyak cukup signifikan. Biaya perawatan kendaraan juga berkurang,” kata Noni Purnomo, Direktur Utama Blue Bird.
Sedangkan Grab Indonesia mentargetkan bakal menggunakan 26.000 kendaraan listrik sebagai armada mereka pada 2025. “Saat ini kami menggunakan lebih dari 5.000 armada listrik kendaraan roda dua dan roda empat di sembilan provinsi,” kata Presiden Grab Indonesia, Ridzki Kramadibrata.
Ridzki menambahkan, keberadaan stasiun pengisian listrik dan stasiun penukaran baterai merupakan keniscayaan. Dia juga mengharapkan adanya produk insentif khusus dari pemerintah bagi pengguna kendaraan listrik. “Misalnya keringanan pajak daerah, dan tarif parkir khusus atau malah gratis, tentu akan mendukung ekosistem kendaraan listrik ini,” kata Ridzki.