Warga pada umumnya melakukan beragam hal untuk tetap sibuk di 2020. Hal ini membantu mereka menjalani tahun pandemi dan menumbuhkan optimisme di 2021.
Oleh
Sekar Gandhawangi
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Warga melakukan apa pun untuk bertahan di 2020. Kegiatan sederhana, seperti menonton film, mendengar musik, memasak, hingga berolahraga, semakin sering dilakukan selama mengisolasi diri di rumah akibat pandemi Covid-19. Di tahun 2021, kebiasaan baru itu kemungkinan bakal berlanjut.
Meski demikian, mereka tetap berharap agar situasinya lebih lebih baik dibandingkan 2020. Mahasiswa di Jakarta, Teguh Heritanto (23), pada Jumat (1/1/2020), mengatakan, ia menghabiskan sebagian besar waktunya di rumah dengan mengakses Youtube. Ia kerap menonton video yang menyiarkan siniar (podcast) dan hiburan. Hal itu memberinya pandangan dan wawasan baru.
Selain menonton, ia juga belajar bermain gitar dari platform digital itu. Pelajaran dilakukan secara mandiri dengan referensi dari Google. Selain menambah keterampilan, bermain gitar membuat dia terhibur kala pandemi.
Keterampilan lain yang Teguh kembangkan di 2020 adalah memasak. Ia belajar dari kedua orangtuanya dan menyaksikan tutorial memasak di Youtube. ”Saya menghabiskan banyak waktu di rumah, jadi hampir setiap hari saya memasak. Saya belajar masak setelah beberapa kali membantu ibu memasak,” ujarnya.
Mahasiswa di Blitar, Mustafid Amna (24), turut menyibukkan diri tahun lalu. Ia melakukan sejumlah kebiasaan baru, seperti berolahraga setiap hari. Ia juga mengikuti ajang lari virtual Borobudur Marathon 2020 di kategori maraton penuh.
”Selain berolahraga, saya juga kerap berjemur, mengurangi begadang, dan makan dengan gizi cukup. Kebiasaan-kebiasaan baru itu sangat bermanfaat bagi tubuh saya. Itu akan selalu saya terapkan (di 2021),” ucap Mustafid.
Kegiatan tersebut sedikit banyak membantu Mustafid melewati 2020 yang ia nilai berat. Di tahun itu, pendapatan keluarganya menurun akibat pandemi. Dia pun kesulitan karena ada banyak kegiatan publik yang dibatasi, mendengar beragam berita buruk sepanjang tahun, hingga perubahan aktivitas ke platform digital.
”Beberapa rencana di 2020 gagal, yaitu (menyelesaikan) skripsi dan berangkat ibadah haji. Skripsi dilanjutkan tahun 2021. Untunglah skripsi saya sudah rampung setengah,” kata Mustafid.
Belajar hal baru
Kecenderungan publik untuk belajar hal baru sepanjang 2020 tampak dari tren pencarian di Google. Google mencatat hal yang paling banyak ditelusuri publik dalam beberapa kategori. Pada kategori ”bagaimana cara”, ada 10 topik yang paling banyak dicari, yakni cara daftar UMKM, menjadi Youtuber pemula, menjadi terkenal, menjadi reseller (pengecer), membuat hand sanitizer atau cairan pembersih tangan, menjadi artis, cara log in (masuk) Google Classroom, menjadi dropshipper, menjadi penulis, dan cara menjadi impostor di gim Among Us.
Selain itu, publik juga termotivasi untuk menjalani hidup sehat. Informasi-informasi tentang aktivitas fisik dan diet sehat kerap dicari pengguna internet. Salah satu topik aktivitas sehat yang kerap dicari ialah tentang sepeda.
”Orang tidak hanya bertanya soal cara hidup sehat di 2020, tetapi juga bertanya apa saja aktivitas sehatnya. Ini terkait dengan kondisi yang memaksa kita berubah dan hidup sehat. Dengan bersepeda pun orang-orang sebenarnya berusaha mencari kegiatan baru,” kata Head of Consumer Apps Marketing Google Indonesia Fida Heyder, awal Desember 2020.
Kendati punya waktu mengembangkan diri dan menjajal hal baru di rumah, publik berharap bisa kembali beraktivitas secara normal di 2021. Mustafid, misalnya, berharap agar kesadaran masyarakat akan kesehatan dan kebersihan semakin meningkat.
Teguh berharap hal yang sama. Ia juga berharap agar semua orang punya tambahan pengetahuan dan keterampilan yang bisa digunakan untuk menghadapi tantangan di 2021.