Kamera tanpa cermin Sony α7S III hadir untuk memenuhi kebutuhan videografer. Kamera ini hadir setelah lima tahun lebih sempat tanpa kejelasan perkembangan dari generasi pendahulunya, Sony α7S II.
Oleh
Eddy Hasby
·5 menit baca
Kamera tanpa cermin Sony α7S III hadir untuk memenuhi kebutuhan videografer. Kamera ini hadir setelah lima tahun lebih sempat tanpa kejelasan perkembangan dari generasi pendahulunya, Sony α7S II.
Setelah disalip teknologi seri Alpha lainnya, seperti α7R IV dan α9 II, kamera tanpa cermin (mirrorless) seri Sony α7s III ini hadir pada Juli 2020 dengan kemampuan rekam video 4K 120 fps dan sensitivitas tinggi pada kondisi cahaya rendah.
Selain itu, Sony α7S III ini juga mengalami perubahan dari segi prosesor, sensor, dan kontur tubuhnya dibandingkan generasi sebelumnya. Kamera ini sekarang memiliki sensor full frame 35 mm (35,6 mm x 23,8 mm) 12,1 megapiksel dengan sensor gambar dan algoritma pemrosesan gambar yang baru dikembangkan, yaitu CMOS Exmor R. Sensor ini mampu menangkap cahaya rendah dan mengurangi efek rana berputar (rolling shutter).
Sensor ini juga memberikan kecepatan fokus otomatis atau AF deteksi fase dengan 759 titik bidang fokus. Selain itu juga menghasilkan kecepatan pembacaan ganda di seluruh rentang kepekaan dinamis 15 stop gamma S-Log3. Rentang ISO-nya dari 40 hingga 409.600.
Untuk mengimbangi kinerja sensor gambar CMOS Exmor R, digunakan prosesor Bionz XR yang memiliki kemampuan delapan kali lebih besar dari generasi sebelumnya, Bionz X, yang ditanam pada Sony α7S II.
Pada generasi α7S II, kemampuan merekam video 4K hanya sebatas 30 fps (gambar per detik). Namun, pada Sony α7S III ini, perekaman video 4K meningkat hingga kecepatan 120 fps dengan menggunakan kartu memori kelas CFexpress.
Saat merekam video 4K dengan kecepatan 60 fps, kamera menggunakan seluruh lebar sensor dengan kecepatan bingkai yang lebih cepat, tetapi terdapat pemotongan pada gambar (crop factor) 1,1 kali. Apabila menggunakan perekam eksternal, kamera ini dapat menghasilkan video 4K 60 fps RAW 16-bit.
Kemampuan rekam video high frame rate (slow motion) kamera ini mampu merekam 200 fps (pada sistem PAL) dan 240 fps (NTSC) pada resolusi full HD 1080 p (1920 x 1080).
Format rekam video pada kamera ini XAVC HS dengan kompresi H.265, atau dengan XAVC S-I yang menggunakan kompresi All-Intra. Bit rate maksimum adalah 280 mbps dengan XAVC S dan XAVC HS, dan 500 mbps dengan XAVC S-I. Kompresi video XAVC S menggunakan MPEG-4 AVC/H.264, sementara XAVC HS menggunakan MPEG-H HEVC/H.265.
Untuk menghilangkan suhu panas akibat perekaman gambar terlalu lama, terutama pada resolusi 4K RAW, dalam tubuh kamera ini terdapat unit pendingin. Sony mengklaim teknologi peredam panas ini mampu bekerja menghilangkan panas lima kali lebih efektif tanpa mengganggu stabilisasi gambar.
Untuk menjaga kestabilan gambar pada saat merekam video, bodi kamera juga sudah dilengkapi penstabil gambar (image stabilizer) dan sensor giroskop lima poros. Hal ini memungkinkan merekam video tanpa bantuan tripod ataupun gimbal.
Setelah mencoba sendiri dengan resolusi 4K 100 fps XAVC 4:2:2 10 bit dengan obyek kendaraan yang bergerak dan penerangan cahaya lampu jalanan seadanya, terasa benar kepekaan kamera ini dalam menyerap cahaya yang tak rata.
Paduan duet sensor gambar CMOS Exmor R dan prosesor BIONZ XR ini bekerja dengan baik dan hasilnya cukup memukau. Pada mode HFR (high frame rate) full HD 200 fps, gerakan lambat (slow motion) sensor mempertontonkan kemampuannya. Sensor kamera ini mampu meredam efek aliasing/jaggies atau biasa disebut moire (pola tidak beraturan yang muncul karena kontras dan detail obyek) dalam istilah fotografi dan efek rana berputar (rolling shutter) ketika melakukan gerakan panning pada kamera.
Perkembangan fotografi
Ukuran bidang gambar untuk foto diam (still photo) pada Sony α7S III tidak banyak perkembangan, tidak ada revolusi lebih jauh dari generasi sebelumnya, α7S II. Kamera ini masih mengandalkan kemampuan resolusi gambar 12 megapiksel (4240 x 2832 piksel).
Namun, pembaruan pada Sony α7S III ini ada di rana mekanis. Dengan sistem mekanis rana yang baru ini, kamera mampu memotret hingga 10 fps atau dua kali lipat dibandingkan α7S II yang hanya mampu 5 fps.
Dengan menggunakan mode rana elektronik dan kartu memori CFexpress tipe A, kamera ini mampu merekam foto secara kontinu (burst) hingga 1.000 bingkai dalam format RAW.
Mungkin kamera ini memang lebih diperuntukkan pada videografi daripada fotografi. Jadi, terlihat pengembangan teknologi kamera ini lebih terfokus untuk pembuat konten video atau gambar bergerak.
Desain tubuh kamera telah mengadopsi desain Sony α7R IV dan Sony α9 II, dengan pegangan gagang kamera yang lebih besar, berisi baterai Sony NP-FZ100. Baterai ini lebih awet dibandingkan baterai NP-FW50 pada Sony α7S II. Tombol rekam video yang nyaman berada di atas bodi, mendekati tombol rana.
Sony α7S III juga memiliki monitor LCD berteknologi layar sentuh dengan model vari angle. Ini terkesan untuk mempermudah pembuatan konten para vlogger. Namun, sayangnya, model layar vari angle ini sedikit tidak nyaman saat kamera menggunakan rig tambahan, juga saat menggunakan koneksi kabel HDMI dan mikrofon eksternal.
Alur kontrol menu pada layar terbaru tersebut dilengkapi menu utama dan fungsi yang responsif terhadap sentuhan untuk navigasi dan efisiensi pengoperasian.
Tampilan submenu pada layar mengikuti alur gerak secara vertikal dengan kode warna pada setiap submenu. Ini berbeda dengan panel tampilan generasi seri Sony Alpha sebelumnya, yaitu submenu bergerak secara horizontal.
Pada tubuh kamera ini terdapat dua slot kartu memori untuk media penyimpanan data. Kedua slot ini dapat menggunakan CFexpress Type A ultracepat untuk penyimpanan media data rekam video resolusi 4K dan kartu SDXC UHS-II untuk media rekam video resolusi rendah dan foto still.
Selain itu juga ada perubahan pada terminal koneksi HDMI di kamera ini. Jika seri Alpha sebelumnya menggunakan konektor micro-HDMI, Sony α7S III menggunakan konektor HDMI tipe A yang lebih besar.
Harga α7S III sebesar Rp 51 juta cukup sebanding dengan kemampuannya untuk merekam video beresolusi 4K.