Pelanggan Netflix di Indonesia Lebih Menggemari Film Romantis dari Asia
Netflix menganalisis penonton di Indonesia berdasarkan tayangan-tayangan populer sepanjang 2020. Film bergenre romantis dari Asia menjadi favorit penonton Indonesia.
Oleh
SEKAR GANDHAWANGI
·4 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Penyedia layanan streaming konten digital, Netflix, menganalisis penonton Indonesia berdasarkan konten yang dikonsumsi setahun terakhir. Hasilnya, konten bergenre romantis jadi yang paling digemari audiens sepanjang 2020.
”Minimnya interaksi langsung dan sulitnya berkencan membuat tayangan romantis sangat digemari tahun ini. Penonton Indonesia rupanya lebih menyukai konten-konten romantis Asia dibandingkan dengan Hollywood,” kata juru bicara Netflix Indonesia melalui keterangan tertulis, Kamis (10/12/2020).
Salah satu tayangan terpopuler di Netflix tahun ini adalah Start-Up, serial televisi dari Korea Selatan. Start-Up menceritakan kisah anak-anak muda yang hendak membangun bisnis. Di dalamnya ada kisah percintaan antara Seol Da-mi (Bae Suzy), Nam Do-san (Nam Joo-hyuk), dan Han Ji-pyeong (Kim Seon-ho).
Tayangan romantis yang sering ditonton selanjutnya adalah Imperfect karya pasangan sutradara Ernest Prakasa dan Meira Anastasia. Ada pula film Indonesia berjudul Seperti Hujan yang Jatuh ke Bumi.
Setelah tayangan romantis, publik juga dinilai berminat pada konten edukatif selama pandemi. Ini tampak dari tayangan dokumenter yang dikonsumsi dua kali lebih banyak dibanding tahun lalu. Hal itu terjadi di beberapa negara di Asia, termasuk Indonesia.
Film dokumenter yang populer tahun ini, antara lain, The Social Dilemma, yakni film tentang hal tersembunyi di balik media sosial dan The Last Dance yang bercerita soal perjalanan pemain basket legendaris Michael Jordan bersama Chicago Bulls. Film dokumenter Semesta dari Indonesia pun populer. Tayangan edukatif lain yang digemari di Netflix adalah Get Organized with The Home Edit.
Minimnya interaksi langsung dan sulitnya berkencan membuat tayangan romantis sangat digemari tahun ini. Penonton Indonesia rupanya lebih menyukai konten-konten romantis Asia dibandingkan dengan Hollywood.
Publik juga berminat pada tayangan yang dapat dinikmati sekeluarga. Film Petualangan Sherina yangrilis 20 tahun lalu pun kembali digemari. Film itu jadi salah satu film terpopuler di Netflix pada 2020. Tayangan keluarga lain yang sering dikonsumsi audiens, antara lain, Over the Moon, Jurassic World: Camp Cretaceous, dan Floor is Lava.
Tayangan favorit penonton Indonesia selanjutnya adalah genre aksi. Contoh film atau serial televisi dengan genre serupa yang digemari adalah Extraction, The Old Guard, dan The Umbrella Academy.
Terakhir, Netflix menilai bahwa penonton tidak hanya menggemari konten-konten produksi Indonesia, tetapi juga terbuka dengan konten mancanegara. Film-film Indonesia yang paling digemari sepanjang 2020 adalah Guru-guru Gokil, Imperfect, dan Bucin.
Adapun tayangan luar negeri yang juga menjadi favorit penonton dalam negeri adalah serial televisi Spanyol Money Heist, fiksi ilmiah dari Belgia Into the Night, anime Jepang A Whisker Away, dan drama Thailand Friend Zone.
Di sisi lain, menurut hasil survei Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC) pada 10-20 Desember 2020, genre film favorit di Indonesia adalah komedi (70,6 persen), horor (66,2 persen), romansa (45,6 persen), laga (37,4 persen), dan sejarah (19,4 persen).
”Film Indonesia sudah memiliki basis penonton yang potensial untuk berkembang, yaitu anak muda di kota-kota besar. Namun, bukan berarti mereka semua berasal dari kelas ekonomi tinggi. Kebanyakan menonton film atas rekomendasi teman-temannya,” kata Direktur Komunikasi SMRC Ade Armando (Kompas, 17/1/2020).
Memilih ”streaming”
Ibu rumah tangga di Cibubur, Cindy (39), adalah salah satu peminat konten romantis dan komedi, genre yang populer di Netflix tahun ini. Kendati baru dua bulan berlangganan, ia sudah melahap sejumlah judul film dan serial yang direkomendasikan orang-orang sekitar, misalnya Start-Up, The World of The Married, dan Modern Family.
Menurut dia, layanan streaming lebih relevan untuk menikmati film saat ini. Selain menyediakan banyak konten, streaming atau menonton secara daring dinilai lebih aman dibanding menonton di bioskop. Potensi penularan Covid-19 menjadi penyebabnya. Jika ke bioskop pun ia bersiasat agar tidak berada di kerumunan.
”Pertengahan November lalu saya, suami, dan anak yang sudah SMP mencoba ke bioskop. Kami sengaja nonton di malam hari agar sepi. Hingga kini kami belum ke bioskop lagi,” ucap Cindy.
Mahasiswa Aldian Alfaridz (19) pun hingga kini belum mendatangi bioskop karena khawatir pada potensi penularan Covid-19. Ia memilih menonton serial televisi dan film di rumah secara daring. Ia pun berlangganan platform streaming Netflix beberapa bulan lalu.
”Untuk berlangganan per bulan saya patungan Rp 38.500 dengan teman-teman. Ini harga yang sepadan. Ada banyak serial atau film bagus yang bisa diikuti, misalnya Start-Up, Money Heist, dan Itaewon Class. Saya juga mengeksplorasi film-film baru, seperti dokumenter The Social Dilemma dan jadi mengenal drama Korea Selatan,” kata Aldian.