Pasar ”Internet of Things” dan ”Wearables” Indonesia Bakal Terus Tumbuh
Penggunaan perangkat ”smartwatch” atau arloji pintar akan semakin populer. Pasar perangkat ini bahkan dinilai tetap berhasil tumbuh di tengah masa pandemi Covid-19.
Oleh
satrio pangarso wisanggeni
·5 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Penggunaan perangkat smartwatch atau arloji pintar akan semakin terus semakin populer. Pasar perangkat ini bahkan dinilai tetap berhasil tumbuh di tengah masa pandemi Covid-19.
Country Director Xiaomi Indonesia Alvin Tse mengungkapkan, Xiaomi memiliki pandangan positif mengenai pertumbuhan pasar produk-produk elektronik, seperti arloji pintar dan televisi pintar, yang berada dalam kategori internet of things (IoT) gaya hidup.
”Kami optimistis untuk 2021, baik untuk produk smartphone dan juga AIoT (artificial intelligence dan internet of things), akan terus tumbuh. Karena permintaan yang terus meningkat, khususnya setelah pemulihan dari pandemi,” kata Tse dalam temu media virtual pada Selasa (8/12/2020) petang jelang acara peluncuran sejumlah produk Xiaomi.
Dalam acara peluncuran yang bertajuk ”Technology for a Better Life” itu, perusahaan teknologi asal China tersebut meluncurkan dua arloji pintar (smartwatch) Mi Watch dan Mi Watch Lite, seri televisi pintar Mi TV 4 Bezel-less, dan memperkenalkan seri ponsel Mi 10T.
Tse menambahkan, kelak jika jaringan 5G mulai tersedia di Indonesia, interkonektivitas antara ponsel dan perangkat IoT akan semakin terasa. ”Kami merasa, kita semua harus meningkatkan permintaan konsumen terhadap perangkat IoT,” kata Tse.
Pertumbuhan pasar wearables dan IoT tampaknya memang akan terus tumbuh setidaknya dalam beberapa tahun mendatang. Wearables adalah kategori perangkat pintar yang memiliki wujud seperti barang-barang yang biasa dipakai, seperti arloji pintar dan gelang pintar.
Firma riset pasar IDC melaporkan bahwa pengiriman (shipments) perangkat wearables tetap berhasil tumbuh, bahkan pada masa pandemi.
Berdasarkan laporan yang dirilis pada awal Desemeber tersebut, pengiriman perangkat wearables meningkat hingga 35,1 persen pada kuartal III-2020 dibandingkan periode yang sama pada 2019, menembus angka 125 juta unit.
Hal ini diperkirakan akibat peningkatan konsumsi barang elektronik masyarakat pada masa pandemi seiring dengan menurunnya pengeluaran untuk melakukan perjalanan dan aktivitas hiburan lain.
Firma riset pasar Canalys memprediksi pasar wearables akan tumbuh hingga 12 persen pada 2020 dan akan terus tumbuh setidaknya hingga 2024 dengan rata-rata pertumbuhan sekitar 6,7 persen.
”Semakin besar jumlah masyarakat pengguna wearables, akan semakin besar peluang untuk penggantian produk di masa yang akan datang,” kata Research Director IDC Ramon T Llamas.
Tse mengatakan, Mi Watch memiliki sejumlah fitur untuk menjaga kebugaran. Salah satu yang menarik adalah kemampuan memantau saturasi oksigen dalam darah. ”Ini berguna di masa pandemi. Kalau blood oxygen terpantau menurun hingga 90-93, pengguna bisa menjadi lebih waspada,” kata Tse.
Fitur ini mulai lumrah digunakan oleh para vendor smartwatch. Salah satu penegas tren ini adalah pilihan Apple untuk menyertakan fitur ini pada smartwatch terbarunya, yakni Apple Watch Series 6 yang diluncurkan pada September lalu.
Selain memonitor oksigen dalam darah, Mi Watch juga memiliki sejumlah fitur lain yang sudah biasa, seperti pengukur detak jantung, tingkat stres, serta pemantau kebugaran penggunanya.
Xiaomi juga meluncurkan jajaran televisi pintarnya yang terbaru, Mi TV 4 Bezel-less. Tse mengatakan, seri televisi ini memiliki bingkai layar yang sangat tipis sehingga dinamakan bezel-less.
Mi Watch akan dijual dengan harga Rp 1,5 juta, sedangkan Mi Watch Lite Rp 800.000. Adapun Mi TV 4 Bezel-less berbanderol Rp 2,4 juta untuk ukuran 32 inci, Rp 3,6 juta untuk yang 43 inci, dan Rp 7,6 juta untuk 55 inci.
Manfaatkan akhir tahun
Dalam kesempatan yang sama, menjelang akhir tahun, Xiaomi meluncurkan ponsel pintar terbarunya, Mi 10T dan Mi 10T Pro.
Tse mengatakan, ini bukanlah sebuah pembaruan dari ponsel flagship Mi 10 yang dirilis pada Mei 2020, tetapi sebuah variasi. Banderolnya pun lebih rendah, Rp 5,9 juta untuk Mi 10T dan Rp 6,9 juta untuk Mi 10T Pro. Ini lebih rendah dibandingkan Mi 10 yang dirilis dengan harga Rp 9,9 juta saat itu.
Meski demikian, pada sisi performa, Xiaomi Mi 10T dan Mi 10T Pro, tetap menggunakan cipset tertinggi Qualcomm untuk tahun 2020, yakni Snapdragon 865.
Harga Mi 10T yang lebih rendah dimungkinkan karena sejumlah komponen memiliki spesifikasi yang lebih rendah dibandingkan Mi 10. Salah satu perbedaan adalah jenis layar yang digunakan dan jumlah kamera yang dimiliki ponsel.
Kamera utama Mi 10 terdiri atas empat modul, yakni lebar 108 megapiksel (MP), ultralebar 13 MP, makro 2 MP, dan sensor kedalaman 2 MP. Sementara Mi 10T hanya terdiri atas tiga modul, yaitu modul lebar 64 MP untuk 10T biasa dan 108 MP untuk 10T Pro, ultralebar 13 MP, dan makro 5 MP.
Lalu, Mi 10 menggunakan layar Super AMOLED, sedangkan Mi 10T dan 10T Pro menggunakan layar IPS LCD. Layar IPS LCD cenderung memiliki kontras yang lebih rendah dibandingkan AMOLED.
Namun, kelemahan ini sedikit dikompensasi dengan refresh rate layar Mi 10T dan 10T Pro yang lebih tinggi, 144 hertz (Hz), dibandingkan 90 Hz pada Mi 10. Ini membuat ponsel dapat menampilkan gerakan animasi pada saat scrolling linimasa media sosial terasa lebih lancar, misalnya.
Pengalaman dalam memainkan gim pun akan lebih baik pada ponsel yang memiliki refresh rate lebih tinggi. Aktivitas dalam gim tembak-menembak (shooter), misalnya, akan terlihat lebih responsif.
Refresh rate 144 Hz adalah yang tertinggi saat ini. Ponsel lain yang memiliki teknologi setara di antaranya Asus ROG Phone 3, Lenovo Legion Pro, Vivo iQOO Neo3, dan ZTE Nubia Play.
Tse mengatakan, pilihan untuk fokus pada fitur-fitur hiburan berdasarkan pada pertimbangan bahwa masa pandemi menyebabkan hiburan digital memiliki peran yang lebih besar di tengah masyarakat.
Fokus pada kegunaan hiburan juga tampak pada pilihan Xiaomi untuk memberikan fitur dual speaker dan sertifikasi Hi-Res Audio.
”Mi 10 adalah ponsel kami yang paling mewah. Dari segi hand feel, (Mi 10) terasa jauh lebih premium. Ponsel ini punya layar AMOLED dan quad-camera. Mi 10 adalah sebuah all-round premium flagship, sedangkan Mi 10T itu lebih berfokus pada kegunaan hiburan,” kata Tse.