Pasar Gawai Diprediksi Tetap Positif Pascapandemi Covid-19
Gaya hidup yang berubah akibat pandemi Covid-19 tidak akan kembali normal seperti masa prapandemi. Minat konsumen terhadap gawai dan komputer personal akan terus tumbuh.
Oleh
satrio pangarso wisanggeni
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Pembatasan sosial yang membuat orang terpaksa bekerja dan belajar dari rumah selama masa pandemi Covid-19 telah meningkatkan kebutuhan masyarakat terhadap gawai, seperti ponsel pintar dan laptop. Kecenderungan ini dinilai akan terus berlanjut bahkan melampaui masa pandemi.
Hal ini diyakini karena perubahan gaya hidup yang terjadi pada masa pandemi tidak akan kembali normal sepenuhnya seperti prapandemi. Presiden Direktur Acer Indonesia Herbet Ang pada Senin (7/12/2020) mengatakan, Acer memang melihat ada peningkatan minat masyarakat terhadap produk yang ia tawarkan akibat upaya pemenuhan kebutuhan untuk kerja dari rumah (work from home/WFH) dan pembelajaran jarak jauh (PJJ).
Ia mencontohkan, dengan PJJ, setiap anak dalam suatu keluarga jadi membutuhkan gawai pribadi karena perangkat itu tidak bisa digunakan bersama-sama dengan anggota keluarga yang lain.
Namun, ia meyakini, kelak jika pandemi telah berakhir, gaya hidup yang sudah berubah akibat pandemi ini sebagian akan tetap bertahan. Herbet memprediksi, tahun 2021 akan tetap ditandai dengan minat masyarakat yang besar terhadap laptop dan komputer personal.
”Sejumlah kebiasaan saat ini akan terbawa terus walaupun sudah tidak ada pandemi atau permanen. Bagi kami yang bergerak di bidang teknologi ini, kami melihat ini sebagai hal yang positif, bahwa kebutuhan perangkat komunikasi akan semakin meningkat,” kata Herbet di sela-sela acara peluncuran sejumlah produk laptop Acer secara virtual.
Dalam kesempatan itu, Acer Indonesia memperkenalkan jajaran komputernya yang menggunakan prosesor terbaru Intel, yakni generasi ke-11. Deretan komputer baru tersebut antara lain seri Swift 5, Swift 3x, Swift 3 Air 3, dan Aspire 5 Slim. Juga diperkenalkan laptop hasil kerja sama dengan firma desain Porsche Design, yakni Porsche Design Acer Book RS.
Pandangan Herbet ini sesuai dengan proyeksi firma riset pasar IDC. Diprediksi bahwa pengiriman (shipments) produk komputer laptop akan meningkat hingga 26,4 persen pada kuartal IV-2020 dibandingkan dengan periode yang sama pada 2019 (year on year).
Sejumlah kebiasaan saat ini akan terbawa terus walaupun sudah tidak ada pandemi atau permanen. Bagi kami yang bergerak di bidang teknologi ini, kami melihat ini sebagai hal yang positif.
Sepandangan dengan Herbet, Research Manager Program Worldwide Device Tracker IDC Jitesh Ubrani mengatakan, perubahan fundamental dalam cara bekerja masyarakat diyakini akan memiliki dampak jangka panjang bahkan hingga 2022.
”Secara jangka panjang, kami memprediksikan pengiriman PC akan meningkat seiring dengan tren satu orang satu PC dalam satu rumah tangga,” kata Ubrani.
Vice President dari program riset IDC Worldwide Mobile Device Trackers Ryan Reith mengungkapkan, awalnya pihaknya menduga bahwa peningkatan minat konsumen terhadap komputer hanya terjadi pada enam bulan pertama 2020. Namun, tampaknya, minat masyarakat akan tetap terjaga hingga 2021.
”Momentum pasar komputer saat ini sangat baik. Konsumen tidak hanya membeli komputer laptop dari kelas pemula, tetapi hingga komputer gaming kelas atas,” ujar Reith.
Pertumbuhan positif juga diprediksi terjadi pada pasar ponsel pintar. Pengiriman ponsel juga diproyeksikan meningkat pada 2021, yang sempat mengalami penurunan hingga 20 persen di masa awal pandemi Covid-19. IDC memprediksikan, pengiriman ponsel akan meningkat 4,4 persen year on year pada 2021.
Selain karena pemulihan ekosistem rantai pasok ponsel pintar seiring dengan pemulihan pascapandemi, minat masyarakat akan teknologi baru seperti konektivitas 5G diyakini menjadi dasar pertumbuhan pasar ponsel.
Keberadaan ponsel berjaringan 5G akan semakin populer dalam beberapa tahun mendatang akibat semakin terjangkaunya harga teknologi tersebut. Harga rata-rata penjualan ponsel 5G yang pada 2020 berada pada kisaran 1.000-1.200 dollar AS akan terus menurun hingga mencapai sekitar 450 dollar AS pada 2024.