Indonesian Paradise Property Set Ulang Pengembangan Properti Tahun 2021
Tahun 2020 membuat INPP mengambil langkah-langkah efisiensi untuk mempertahankan seluruh operasional bisnis. Selanjutnya, tahun 2021 dijadikan tahun set ulang properti.
Oleh
Stefanus Osa Triyatna
·4 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Pandemi Covid-19 berdampak serius pada pengembangan bisnis properti pada 2020. Selain tetap berupaya melakukan efisiensi, PT Indonesian Paradise Property Tbk (INPP) menjadikan tahun 2021 sebagai tahun set ulang pengembangan properti.
Hal itu disampaikan Direktur PT Indonesian Paradise Property Tbk (Perseroan) Taufik dalam pemaparan publik ”Kinerja INPP Tahun 2019 dan Rencana Pengembangan Perseroan”, di Jakarta yang berlangsung secara virtual, Kamis (3/12/2020). Dia mengatakan, sepanjang tahun 2020, INPP terus melakukan efisiensi. Pertama, mengurangi biaya overhead perseroan, seperti efisiensi terhadap karyawan berbasis kontrak, penghematan biaya buffet, breakfast, dan utilities hotel.
Kedua, INPP juga menunda pembayaran terhadap pemasok atau konsultan sesuai dengan kesepakatan untuk proyek-proyek yang sedang berjalan. Ketiga, INPP memundurkan jadwal pembukaan proyek Sahid Kuta Lifestyle Resort 2 yang direncanakan akhir 2020 menjadi tahun 2021.
”Selain itu, kami juga melakukan negosiasi dengan pihak bank untuk mendapatkan relaksasi ataupun penundaan pembayaran bunga kredit,” kata Taufik.
Terkait prospek bisnis hotel dan pariwisata tahun 2021, Perseroan memandang tahun 2021 sebagai tahun set ulang (reset) untuk bisnis pariwisata. Sebab, dengan prosedur protokol kesehatan yang berlaku saat ini, banyak hal yang masih susah untuk diprediksi.
”Kami menganggap tahun 2021 sebagai tahun set ulang untuk pemulihan. Secara prospek bisnis hotel dan pariwisata, kami tidak hanya mengembangkan hotel, melainkan juga masuk ke bisnis pusat perbelanjaan dan apartemen, di mana kami yakin secara sinergi, kinerja hotel, pusat perbelanjaan dan apartemen akan saling membantu sehingga bisa memberikan pencapaian positif terhadap kinerja Perseroan,” kata Taufik.
Pada 2019, total investasi barang modal untuk pengembangan proyek sebesar Rp 259,6 miliar, dengan proporsi investasi pada proyek-proyek yang tersebar di beberapa kota besar di Indonesia, antara lain, Jakarta, Batam, Bali, dan Makassar. Hal ini sejalan dengan visi perseroan untuk mengembangkan dan menciptakan iconic lifestyle destination di kota-kota besar di Indonesia melalui pencapaian yang inovatif dan kreatif. Pengembangan proyek yang saat ini sedang berjalan adalah Sahid Kuta Lifestyle Resort 2 dan 31 Sudirman Suites Makassar.
Perseroan ini mencadangkan belanja modal tahun 2020 sebesar Rp 369 miliar, sedangkan proyeksi belanja modal tahun 2021 sebesar Rp 380 miliar. Proyeksi belanja modal tersebut digunakan untuk proyek Sahid Kuta Lifestyle Resort 2 sebesar Rp 147 miliar dan proyek Apartemen 31 Sudirman Suites dan Hotel Hyatt Place yang berlokasi di Makassar sebesar Rp 232 miliar.
Pertumbuhan dobel digit
PT Indonesian Paradise Property Tbk merupakan perusahaan induk dari The Paradise Group yang terdiri dari 25 perusahaan yang mengembangkan dan mengoperasikan destinasi gaya hidup ikonik di kota-kota terbesar di Indonesia. Dalam pemaparan publiknya, kinerja INPP tahun 2019 mampu mencatatkan pertumbuhan double digit.
Pendapatan bersih tahun ini mengalami kenaikan sebesar 16,85 persen atau sebesar Rp 129,81 miliar. Dari tahun sebelumnya tercatat sebesar Rp 770,40 miliar menjadi Rp 900,21 miliar. Pertumbuhan ini ditopang oleh peningkatan kinerja usaha terutama dari segmen penjualan properti (apartemen) diiringi dengan kenaikan pada segmen usaha perhotelan dan pusat perbelanjaan.
Laba Tahun Berjalan Perseroan tercatat sebesar Rp 2,08 triliun naik secara signifikan sebesar 1.593,44 persen atau sebesar Rp 1,96 triliun dibandingkan pada 2018 yang tercatat sebesar Rp 122,89 miliar. Peningkatan Laba tahun Berjalan tersebut, terutama disebabkan oleh laba pelepasan saham PT Plaza Indonesia Realty Tbk (PLIN).
Melalui penjualan seluruh saham PLIN milik Perseroan tersebut, Perseroan melakukan investasi melalui Dana Investasi Real Estate (DIRE) berbentuk Kontrak Investasi Kolektif Simas Plaza Indonesia (DIRE Simas Plaza Indonesia) serta membeli saham dan menyuntikkan modal pada PT Plaza Indonesia Mandiri (PIM).
Transaksi ini bertujuan untuk melakukan investasi jangka panjang pada portofolio aset real estat ataupun aset-aset lainnya. Dengan demikian, bisa memberikan distribusi pendapatan yang stabil dan berkesinambungan serta pertumbuhan atas pokok investasi.
Taufik menjelaskan, ”Sebenarnya, berbagai perkembangan serta indikator ekonomi global hingga menjelang akhir tahun 2019 sempat mendorong optimisme prospek perbaikan perekonomian domestik pada 2020. Prospek perbaikan tersebut ditopang oleh efektivitas kebijakan makro-ekonomi yang telah ditempuh banyak negara pada 2019.”
Selain itu, kemajuan kesepakatan dagang tahap pertama Amerika Serikat-China pada akhir tahun 2019 juga memberikan optimisme perbaikan kondisi ekonomi global pada tahun 2020. Dalam perkembangannya, proses pemulihan ekonomi global tertahan, setelah Covid-19 merebak di China sejak akhir Januari 2020.
Menurut Taufik, penyebaran Covid-19 yang meluas ke banyak negara di luar China menekan perekonomian dunia. Pandemi yang terjadi di banyak negara semakin meningkatkan ketidakpastian dan menurunkan kinerja ekonomi global, serta memicu pembalikan modal ke aset keuangan yang dianggap aman dan menekan banyak mata uang dunia.
Dengan keadaan dampak pandemi yang terus berlanjut sampai triwulan III tahun 2020, perseroan akan terus mengambil langkah-langkah efisiensi untuk mempertahankan seluruh operasional bisnis. Selai itu, menyiapkan langkah-langkah strategis lainnya untuk mempersiapkan set ulang tahun 2021.
Hal ini kian berkesinambungan dengan upaya perseroan untuk terus mengelola sumber daya secara efisien. Kebijakan itu mengarah pada penciptaan ide-ide, inovasi dan kreativitas cerdas sehingga menghasilkan kinerja prima.