Crown Group Sambut Positif Pembangunan Kereta Bandara Melbourne
Pembangunan infrastruktur berupa jalur kereta api bandara di kota Melobourne disambut positif oleh pengembang properti, salah satunya Crown Group. Kemudahaan mobilitas membuat investasi properti ikut terdongkrak.
Oleh
Stefanus Osa Triyatna
·4 menit baca
MELBOURNE, SELASA – Pengembang properti Crown Group menyambut positif pembangunan infrastruktur airport rail link atau kereta bandara baru Melbourne yang akan segera dilanjutkan. Proyek senilai Rp 80 triliun hingga Rp 130 triliun tersebut merupakan proyek yang sudah tertunda bertahun-tahun.
Selain pembangunan infrastruktur, Pemerintah Negara Bagian Victoria juga berencana memberikan stimulus ekonomi melalui pemotongan biaya pajak pembelian properti sebesar 50 persen bagi para pembeli hunian baru, dengan harga maksimal Rp 10 miliar. Pemotongan biaya ini rencananya hanya berlaku hingga akhir Juni 2021.
Head of Major Project Sales Crown Group Indonesia, Herman Suwito, dalam menyikapi berbagai perkembangan kebijakan pemerintah Australia, terutama Pemerintah Negara Bagian Victoria, Selasa (1/12/2020), di Australia, mengatakan, proyek infrastruktur transportasi ini akan kembali memperkuat posisi kota Melbourne sebagai sebagai kota paling layak huni di dunia.
“Proyek terbaru ini akan semakin memudahkan masyarakat Melbourne untuk selalu bergerak dan terhubung di masa yang akan datang dengan lebih cepat dan nyaman. Aksesibilitas merupakan faktor penting dalam kriteria sebuah kota metropolitan,” ujar Herman.
Seperti diungkapkan surat kabar The Age Australia, Pemerintah Federal Australia dan Pemerintah Negara Bagian Victoria sepakat menggelontorkan anggaran masing-masing sebesar Rp 50 triliun untuk pembangunan proyek kereta bandara baru di Melbourne. Proyek tersebut disampaikan Gubernur Negara Bagian Victoria Daniel Andrews dan Perdana Menteri Australia Scott Morrison, setelah perdebatan lebih dari 50 tahun.
Proyek infrastruktur ini merupakan bagian dari rencana Pemerintah Negara Bagian Victoria dalam usahanya mendorong kembali perekonomian yang sempat melambat akibat pandemi Covid-19. Pembangunan ini tentunya akan memudahkan akses mobilitas warga Australia, sekaligus berdampak pada gairah pasar properti di masa mendatang.
Crown Group mengungkapkan, kereta api bandara yang akan dibangun ini menghubungkan lebih dari 30 stasiun kereta, termasuk di Footscray, State Library, Town Hall, Anzac, Geelong hingga Traralgon, sehingga para pengguna nantinya hanya menggunakan satu perjalanan langsung menuju bandara tanpa harus berganti kereta.
Terdampak positif
Jelas sekali, kata Herman, salah satu kawasan pemukiman yang paling terdampak positif secara signifikan adalah Southbank, lokasi proyek terbaru Crown Group. Selain memiliki moda trem yang menghubungkan Southbank dengan Kawasan CBD, Stasiun Anzac nantinya hanya berjarak sekitar 10 menit jalan kaki dari lokasi hunian mewah garapan pengembang tersebut.
“Bayangkan, untuk mencapai Bandara Tullamarine hanya dibutuhkan waktu kurang dari 30 menit dengan mengunakan airport rail link yang baru. Inilah mengapa saya sering mengatakan, investasi properti itu selalu berbanding lurus dengan kebijakan pemerintah terkait infrastruktur,” kata Herman.
Menurut dia, tinggi rendahnya nilai investasi properti sangat dipengaruhi oleh fasilitas maupun infrastruktur yang terdapat di lingkungan sekitarnya. Ditambah lagi, adanya rencana pemotongan pajak pembelian properti. Ini menjadi salah satu magnet yang sangat kuat bagi para calon pembeli properti dari luar negeri, khususnya Indonesia.
Seperti diketahui, Crown Group akan meluncurkan secara resmi pembangunan proyek hunian perdananya bernama ARTIS di kota Melbourne pada 12 Desember 2020. Sebelum ini, Crown Group lebih bermain dalam pengembangan properti di Sydney. Karena pengembang properti ini milik warga Indonesia, pengembang dengan sengaja akan memprioritaskan calon konsumen Indonesia terlebih dahulu, sedangkan bagi konsumen dari kota-kota lainnya di Australia baru akan ditawarkan bulan Maret 2021.
ARTIS berlokasi di jantung kawasan Southbank di 175 Sturt Street. Dengan area seluas 2.076 meter persegi, bangunan ini akan menampung 153 unit apartemen dan griya tawang dengan 1-3 kamar tidur yang mewah.
Kawasan Southbank sendiri adalah rumah bagi galeri seni yang paling banyak dikunjungi di Australia, Galeri Nasional Victoria, dan pusat seni pertunjukan terbesar di negara itu, Arts Centre Melbourne, markas Balet Australia, Orkestra Simfoni Melbourne, Perusahaan Teater Melbourne dan Opera Australia.
Pemulihan ekonomi
Gubernur Negara Bagian Victoria, Daniel Andrews, mengungkapkan bahwa proyek ini adalah kunci dari pemulihan ekonomi. Tentunya, proyek ini kelak akan memberikan manfaat bagi seluruh penduduk Victoria.
“Saat kami melanjutkan usaha pemulihan, kami membutuhkan rencana jangka panjang. Kami perlu membuka lapangan pekerjaan bagi warga Victoria yang sedang mencari pekerjaan saat ini. Juga, bagi mereka yang akan membutuhkan pekerjaan di masa depan. Kami akan menyelesaikan proyek ini dan menepati janji pembangunan ini, " kata Daniel.
Proyek infrastruktur ini akan merekrut sedikitnya 8.000 pekerja dan diperkirakan bisa beroperasi secara penuh pada tahun 2029.
Selain pembangunan jalur transportasi, pemerintah Negara Bagian Victoria juga mengalokasikan dana sebesar Rp 30 triliun, yang secara garis besar akan dialokasikan untuk perbaikan atau peningkatan fasilitas 162 sekolah sebesar Rp 12,8 triliun dan pembangunan sekolah baru sebesar Rp 17,2 triliun. Reputasi Victoria sebagai Ibu Kota Budaya di Australia juga akan diperkuat secara permanen, berkat investasi baru yang sangat besar dalam Anggaran Belanja Victoria Tahun 2020/2021.
Morrison yang sedang menjalani masa karantina setelah mengikuti perjalanan ke Jepang mengatakan, “Kereta bandara ini adalah proyek nasional signifikan dan telah begitu lama dinantikan oleh warga Victoria.”