Warga Belum Memanfaatkan Internet Gratis untuk Kegiatan Produktif
Akses internet gratis lebih banyak dimanfaatkan sebagai sarana hiburan selama pandemi Covid-19. Pemerintah Provinsi DKI Jakarta berharap warga juga memanfaatkan fasilitas tersebut untuk kegiatan produktif.
Oleh
ADITYA DIVERANTA
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Fasilitas internet gratis dari Pemerintah Provinsi DKI Jakarta yang digadang-gadang dapat menunjang kegiatan produktif warga belum terwujud. Selama pandemi Covid-19, warga umumnya memanfaatkan internet gratis hanya untuk hiburan tambahan selama di rumah.
Fasilitas internet gratis bernama JakWifi ini telah ada sejak Agustus 2020 dan terus diperluas hingga ke lingkungan permukiman. Pada Selasa (24/11/2020) ini, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan menyebut JakWifi telah bisa diakses pada 9.000 titik lokasi, meliputi kantor pemerintahan, ruang publik, hingga sejumlah lingkungan balai warga. Anies pun berharap fasilitas tersebut bisa mendukung kegiatan produktif warga selama pandemi Covid-19.
Walakin, pengguna JakWifi di sejumlah lokasi lebih banyak memanfaatkan internet untuk kebutuhan hiburan. Johan (50), warga RW 008 Kelurahan Petojo Utara, Gambir, Jakarta Pusat, memakai JakWifi untuk akses video-video di Youtube. Selama sebulan terakhir, warga juga menikmati akses internet itu untuk kegiatan bersifat kolektif.
”Lumayan terhiburlah dengan internet gratis ini. Warga jadi senang berkumpul, kadang ada yang pasang lagu untuk didengarkan bareng-bareng. Ada juga yang mengagendakan nonton bareng pakai internet gratis,” ujar Johan saat ditemui, Kamis (26/11/2020).
Akses internet juga dipakai anak-anak setempat untuk mengakses berbagai keperluan edukasi, medsos, dan gim. Sheva (14) dan Zidan (13), pelajar dari SMP YP Ippi Petojo, siang itu membuka sejumlah tugas sekolah lewat aplikasi Google Classroom. Kegiatan itu diselingi dengan streaming musik yang juga memakai aplikasi internet.
”Karena belajar materi sekolah kebanyakan lewat daring, ya, dibuat senang saja sambil dengar musik, ngerjain di luar sama teman. Tapi, ya, kadang memang terasa lebih banyak main ketimbang belajarnya,” tutur Zidan.
JakWifi juga diakses pengunjung taman di Jakarta. Irfan (24), pengunjung Taman Lapangan Banteng, Jakarta Pusat, memanfaatkan internet gratis untuk pendamping aktivitas olahraga. Fasilitas itu dia pakai untuk menghemat kuota internet pribadi.
”Waktu itu memang saya cari akses internet gratis, lalu saya coba satu-satu jaringan yang tersedia. Pas saya coba JakWifi itu, ternyata hanya butuh memasukkan akun Google atau medsos yang kita punya, terus tinggal pakai. Ini sekarang saya pakai untuk dengarkan podcast sambil lari-lari ringan,” ungkap warga Jatinegara, Jakarta Timur, ini.
Sejumlah ungkapan warga menyiratkan pesan bahwa internet mendukung berbagai aktivitas sehari-hari. Seiring pandemi, warga juga mengakui makin banyak bergantung pada ponsel pintar mereka.
Kepala Unit Pengelola Jakarta Smart City (JSC) Dinas Komunikasi, Informasi, dan Statistika DKI Jakarta Yudhistira Nugraha menyatakan, JakWifi dibuat untuk mendukung aktivitas warga yang kian bergantung pada internet. Yudhistira memandang, berbagai kegiatan mulai dari perizinan administrasi, perdagangan, bahkan transportasi, semuanya membutuhkan ponsel yang terkoneksi internet.
Kondisi tersebut tampak seiring dengan survei angka pengguna internet menurut Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII). Setidaknya hingga triwulan kedua tahun 2020 ini, APJII mencatat sebanyak 25,5 juta pengguna internet baru. Angka tersebut menambah total pengguna internet nasional menjadi 196,7 juta pengguna.
Dari jumlah total, 95,4 persen pengguna mengakses internet lewat ponsel. Mayoritas pengguna juga mengakses internet selama lebih dari delapan jam sehari dengan akses paling sering ke media sosial, keperluan edukasi, serta belanja daring.
Yudhistira memahami, penggunaan internet selama pandemi saat ini lebih banyak untuk kebutuhan pendidikan dan hiburan. Meski begitu, Pemprov DKI ingin kehadiran internet juga menunjang kegiatan produktif, misalnya warga bisa menjual dagangan usaha mereka secara daring.
Hal yang didorong juga adalah pemanfaatan internet gratis di lokasi binaan usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) milik Dinas Koperasi, UMKM dan Perdagangan DKI Jakarta. Pedagang binaan UMKM diharapkan bisa menjual produk mereka secara daring.
”Warga diharapkan lebih mudah mengakses berbagai konten di internet, termasuk peluang usaha. Begitu juga untuk pedagang binaan UMKM agar bisa tetap berjualan secara daring meski terhalang pandemi. Dengan begitu, internet turut mendorong kegiatan produktif mereka,” kata Yudhistira.