Canon EOS R5, Transisi Menuju Masa Depan 8K
Kamera ”mirrorless” yang mampu merekam video beresolusi tinggi 8K atau setara dengan ukuran gambar 8192x4320 piksel saat ini sudah tersedia di pasaran. Salah satunya Canon EOS R5 yang ”Kompas” uji beberapa waktu lalu.

Canon EOS R5
Mengikuti perkembangan teknologi kamera ”mirrorless” saat ini, kita seakan diajak masuk ke dalam lorong masa depan dengan segala imajinasi teknologinya yang menjanjikan. Para produsen kamera berlomba mengembangkan kualitas gambar terbaik, baik itu foto diam maupun gambar bergerak atau video.
Kamera mirrorless yang mampu merekam video beresolusi tinggi 8K atau setara dengan ukuran gambar 8192 x 4320 piksel saat ini mulai tersedia di pasaran. Meski demikian, perangkat media pemutar video beresolusi 8K tersebut belum banyak tersedia.
Lompatan teknologi kamera mirrorless beresolusi video 8K ini kali pertama diperkenalkan produsen kamera Sharp dengan kamera seri Sharp B30 8K pada pertengahan 2019. Namun, kamera tersebut hingga kini belum terdengar lagi kapan akan beredar di pasaran.

CANON EOS R5 dengan lensa RF 24-70 MM F2.8 L IS USM
Setahun kemudian, pada Juli 2020, Canon meluncurkan seri Canon EOS R5, kamera mirrorless yang mampu merekam gambar beresolusi 8K dalam format RAW. Ini merupakan lompatan terjauh yang dilakukan Canon untuk kamera mirrorless-nya.
Data rekam gambar 8K ini dapat disimpan secara internal di dalam kamera dengan menggunakan kartu memori CFexpress. Data rekam sinematik 12 Bit 8K ini berformat file CRM (Canon RAW), sebuah data codec yang memuat gambar, suara, warna, dan metadata lain yang dikembangkan Canon.
Untuk mendukung kemampuan rekam resolusi tinggi 8K, pada Canon R5 ditancapkan prosesor DIGIC X Image Processor dan sensor Dual Pixels CMOS AF II full frame berukuran 45 megapixel. Kemampuan R5 merekam video 8K RAW secara internal memiliki frame rate maksimal 29,97 fps (frame per second). Selain RAW, pengguna juga bisa merekam video dalam format Canon Log 10-bit 4:2:2 atau 10-bit HDR PQ 4:2:2.

Menu untuk merekam video pada kamera Canon EOS R5.
Selain itu, kamera ini juga bisa merekam gambar video resolusi 4K secara internal dengan frame rate mencapai 119,88 fps dengan format 10-bit Canon Log 4:2:2 atau 10 bit HDR PQ. Sementara perekaman secara eksternal bisa dilakukan dengan frame rate maksimal 59,94 fps.
Melihat spesifikasi di atas, kamera ini cukup menjanjikan untuk menapak menuju kamera mirrorless masa depan. Dengan kamera ini pula, Kompas membuat mini dokumenter Sang Pelunak Baja berdurasi 10 menit.
Bekerja dengan konsep solo operator and small crew, pengambilan gambar dilakukan sehari penuh, dengan memanfaatkan keseluruhan kemampuan kamera ini. Begitu juga dalam proses editing, merangkai ulang gambar-gambar dari beberapa potongan footage dengan mengikuti alur cerita yang ada dalam bentangan layar timeline pada saat proses penyuntingan. Intinya adalah mencoba memahami kamera ini dengan proses dari hulu hingga hilir.

Merekam mini dokumenter sosok seorang pandai besi, Dadan Sudjati, dengan rekam video 8K, 4K, full HD dan ”high speed rate” dengan kamera Canon EOS R5.
Pertama kali mencoba Canon EOS R5, Kompas belum mengetahui sama sekali karakter kamera ini dan tak mau mengambil risiko terlalu jauh pada saat pengambilan gambar untuk kejar tayang. Dalam merekam wawancara yang membutuhkan durasi rekam lebih dari 30 menit, saya menggunakan resolusi rekam standar full HD karena kamera ini tidak direkomendasikan untuk merekam gambar bergerak pada resolusi 8K lebih dari 20 menit dan 4K lebih dari 30 menit.
Dari kerja seharian, Kompas mendapatkan 229 gambar footage setara dengan jumlah file 297,2 gigabit (GB) tersimpan dalam kartu memori CFexpress. File ini terdiri dari gambar-gambar berformat 8K, 4K, FullHD dengan high speed rate atau 4K 100 fps (PAL). Hampir 85 persen gambar menggunakan resolusi rekaman 4K.
Dalam merekan resolusi 8K RAW, EOS R5 ini memiliki pilihan rekam dua format terpisah, format 8K RAW 12 bit tersimpan di kartu memori CFexpress dengan file CRM dan duplikasi rekaman resolusi 4K (4096 x 2160) disimpan dalam kartu memori SD Card. Duplikasi resolusi 4K ini digunakan untuk mempermudah proses penyuntingan secara cepat untuk kejar tayang.
Kompas mencoba mengambil gambar video dengan mode rekam dua format terpisah ini. Hasilnya, untuk rekaman berdurasi 12 detik saja, memakan tempat di kartu memori CFexpress sebesar 4GB (8K) dan pada kartu memori SD Card sebesar 249 MB (4K).
Pada proses pengeditan resolusi 8K RAW 12 bit, Canon memberikan solusi dengan perangkat lunak Cinema RAW Development dan plug-in Canon RAW Plugin 2.0 untuk aplikasi Final Cut Pro X yang dapat diunduh di situs resmi mereka.
Cinema RAW Development berfungsi untuk pratinjau rekaman footage, membaca metadata file, dan mengonversi file 8K RAW 12 bit codec CRM ke beragam format. Adapun plug-in Canon RAW 2.0 untuk mengimpor dan mengedit klip berformat file CRM dengan perangkat lunak Final Cut Pro X.
Saya mencoba memanfaatkan aplikasi Cinema RAW Development untuk melakukan pratinjau 8K RAW. Sayangnya, cukup berat untuk membaca pratinjau akibat dari komputer saya sendiri belum memiliki spesifikasi untuk proses pengeditan resolusi 8K RAW.
Pada proses pengeditan file 8K UHD (7680 x 4320) 25 fps IPB (inter frame) C-log, aplikasi editing Final Cut Pro X mampu melakukan proses pengeditan video, begitu juga dengan file resolusi 4K, meski memang harus melakukan render pada file yang ada di timeline project.
Menggunakan rekam 8K ini tidak selalu berarti mengonversi file untuk menjadi 8K secara utuh untuk dapat ditonton pada layar resolusi 8K, mengingat saat ini belum tersedia perangkat media yang dapat memutar video resolusi 8K secara utuh.
Namun, dengan gambar beresolusi 8K dalam proses pengeditan, pengguna dapat melakukan opsi memotong, memperbesar, menggeser, dan menstabilkan gambar dari hasil rekam dengan lebih baik.
Setelah mencoba pengambilan gambar dengan Canon EOS R5 ini hingga pencapaian pada proses pengeditan, bisa dibayangkan 3 atau 5 tahun mendatang video resolusi 8K ini akan bisa dinikmati.
Namun, ada satu hal pada kamera ini yang perlu diperbaiki Canon, yakni pada isu panas (overheating) pada prosesor saat merekam gambar 8K yang menyebabkan kamera tidak dapat berfungsi. Kamera harus didinginkan lebih dulu sebelum bisa bekerja kembali.

Evolusi lensa kamera Canon 1987-2019.
Evolusi lensa
Selain menjajal kamera EOS R5 ini, Kompas juga berkesempatan mencoba lini produk kamera terbaru Canon.
”Canon sudah memproduksi 140 juta lensa, baik untuk fotografi maupun lensa untuk sinema, dan tahun 2019 tercatat telah memproduksi kamera seri EOS mencapai 100 juta unit,” ujar Yase Defirsa Cory, Senior Marketing Manager PT Datascrip, selaku distributor tunggal produk kamera Canon di Indonesia.
Kamera Canon EOS R5 yang hadir sekarang ini menggunakan lensa terbarunya seri RF dengan titik koneksi 12 pin. Seri RF dirancang khusus untuk kamera-kamera mirrorless Canon.
Meski memiliki lini produk lensa terbaru seri RF, lensa seri EF dan EF-S dengan koneksi 8 pin yang dikembangkan untuk kamera sistem DSLR (digital single lens reflex) masih dapat digunakan pada kamera EOS R5 ini. Memang masih dibutuhkan mount adapter EF-EOS R sebagai penghubung antara lensa-lensa seri EF dan EF-S dengan bodi kamera EOS R5.
Dengan adaptor EF-EOS R ini, saya mencoba menggunakan 4 lensa seri EF, yakni EF 70-200mm F2.8 IS II USM, EF 24-70mm F2.8 L II USM, EF 16-35mm F2.8 L USM dan EF 8-15mm F4 L Fisheye USM untuk mengetahui kecepatan fokus dan bagian gambar yang terpotong (crop factor) karena penggunaan adaptor ini.

File original RAW 45,5 MB (8192 × 5464) konversi ke JPEG 19,7 MB. Difoto menggunakan Canon EOS R5, Lens RF 70-200mm F2.8 L IS USM, ISO ”speed”: 100, ”aperture”: 2.97 (f/2.8),”focal length”: 200, ”exposure time”: 1/2000 S, lokasi: Waduk Jatiluhur
.[/caption]

File JPEG 19,7 MB (8192 × 5464) ”cropping” ke JPEG 1 MB (1624 × 1083). Difoto menggunakan Canon EOS R5, Lens RF 70-200mm F2.8 L IS USM, ISO ”speed”: 100, ”aperture”: 2.97 (f/2.8), ”focal length”: 200, ”exposure time”: 1/2000 S, lokasi: Waduk Jatiluhur
.[/caption]
Dengan lensa seri EF ini, terbukti auto focus kamera masih bisa bekerja dengan baik, mendeteksi dan melacak titik fokus pada mata dan wajah yang bergerak dalam bingkai gambar secara cepat dan akurat. Namun, crop factor tak dapat dihindari dengan penambahan adaptor ini.
Selain berteknologi 8K, kamera Canon EOS R5 ini berkecepatan continuous shooting hingga 20 fps untuk pemotretan foto. Kamera juga dilengkapi IBIS (In-Body Image Stabilization) 5 sumbu. Dengan segala kemampuannya, kamera ini dibanderol Rp 64.850.000, sedangkan mount adapter EF-EOS R dihargai Rp 1.730.000.
Kita tunggu saja sekitar tiga tahun mendatang, apakah resolusi 8K ini akan melekat pula pada kamera mirrorless lainnya.