Menguji Performa dan Kenyamanan Kawasaki ZX-25R di Dua Dunia
Kawasaki menghadirkan kembali nostalgia sepeda motor sport kelas 250 cc empat silinder dengan melahirkan Ninja ZX-25R. Berbagai fitur canggih terbukti menunjang performa motor ini, baik di sirkuit maupun jalanan biasa.
Kawasaki menghadirkan kembali nostalgia sepeda motor sport kelas 250 cc empat silinder dengan melahirkan Ninja ZX-25R. Reinkarnasi motor racikan produsen yang berbasis di Minato, Tokyo, Jepang, ini, terkesan istimewa.
Khalayak di Indonesia beruntung menjadi konsumen pertama dapat meminang motor ini di dunia. Pre-order terbatas sebanyak 200 unit ludes dalam tempo dua hari. Orang rela datang mengantre pagi buta untuk menjadi pemilik pertama ZX-25R.
Tingginya animo konsumen terhadap motor sport seharga Rp 96 juta-an hingga Rp 113 juta-an ini tak lepas dari strategi PT Kawasaki Motor Indonesia (KMI) ”mengembuskan” sejumlah teaser iklan yang membuat publik penasaran. Video-video pendek berisi mulai dari raungan mesin khas empat silinder, siluet potongan sudut-sudut motor, hingga video iklan resmi yang menghadirkan duo pebalap World Superbike Kawasaki Racing Team, Jonathan Rea dan Alex Lowe.
Publik pun dibuat tergoda dengan berbagai teknologi canggih yang dicangkokkan ke sepeda motor ini. Mulai dari dapur pacu empat silinder yang dilengkapi quickshifter up and down, throttle by wire dengan dua mode tenaga, tiga tingkatan kontrol traksi, suspensi depan upside down SFF BP (separate function fork- big piston), hingga rem radial mounted monoblok yang sebelumnya baru ada di motor-motor supersport dan superbike.
Untuk menjajal performa fitur-fitur tersebut, PT KMI mengajak media mengikuti uji kendara di Sirkuit Sentul, Bogor, Jawa Barat, Juli 2020. Ini kesempatan berharga menjajal performa balap dengan mode tenaga penuh dan fitur quickshifter yang mempercepat perpindahan gigi transmisi, dan fitur autoblipper yang menjaga putaran mesin tetap optimal saat pindah gigi.
Quickshifter, yang mulai bekerja pada putaran mesin 2.500 rpm, ini, sangat krusial menjaga momentum laju motor tetap halus baik saat akselerasi maupun deselerasi. Perpindahan gigi naik maupun turun dalam kondisi digeber di rpm tinggi terasa cepat dan memberikan penyaluran tenaga mesin yang mengalir stabil dan menghemat jeda waktu.
Baca juga: Fenomena Kawasaki ZX-25 R, Mengembalikan Pasar 250 CC Empat Silinder
Gejala mengentak saat naik gigi dan efek pengereman mesin (engine brake) saat turun gigi berkurang signifikan. Turun gigi secara drastis pun tetap berjalan halus tanpa perlu merisaukan gejala slip ekstrem roda belakang saat jelang tikungan. Momentum akselerasi dan deselerasi motor terjaga mulus.
Pada setelan Kawasaki Traction Control (KTRC) mode 1 dengan intervensi elektronik minimum memang masih terasa sedikit slip di roda belakang. Namun, hal ini kadang justru dibutuhkan saat balapan untuk ”membuang” pantat motor ke sisi luar agar motor bisa keluar cepat dari tikungan.
Putaran atas
Performa mesin empat silinder segaris DOHC 16 katup yang menyemburkan tenaga 50,3 HP pada 15.500 rpm terasa agresif di putaran atas. Pada putaran bawah mesin terasa kalem, tetapi begitu jarum takometer melewati angka 10.000 rpm, tenaga mesin menjadi beringas.
Jambakan torsinya memang tak sefantastis mesin empat silinder 600 cc tentu saja, tetapi sudah cukup superior di kelas 250 cc. Karakter mesin empat silinder terasa jauh lebih halus daripada mesin dua silinder, tetapi napasnya terus terisi hingga putaran mesin mencapai garis merah.
Sementara torsi puncak ZX-25R sebesar 22,9 Nm diraih di putaran 14.500 rpm. Torsi ini lebih tinggi, tetapi dicapai lebih lambat jika dibandingkan Ninja 250 FI dua silinder. Torsi puncak Ninja 250 FI sebesar 21 Nm sudah dapat diraih di 10.000 rpm.
Keandalan kaliper monoblok rem depan yang dilengkapi ABS juga terasa mumpuni. Cukup sedikit tarikan ringan dua jari untuk memperlambat laju motor di tikungan pertama Sentul setelah mencapai kecepatan maksimum sekitar 170 kilometer (km) per jam.
Suspensi depan upside down SFF BP berdiameter 37 milimeter racikan Showa memberikan redaman yang pas meski tanpa setelan preset. Sementara struktur suspensi belakang menggunakan monosok horizontal back link yang mengadopsi suspensi motor superbike ZX-10R. Kombinasi suspensi depan belakang ini membuat manuver ZX terasa nurut ke mana pun diajak rebah melahap tikungan tanpa gejala ”berontak”.
Di jalan raya
Usai menjajal motor ini di habitat sirkuit, Kompas mendapat kesempatan menguji edisi tebatas ZX-25R ini di medan jalan raya. Motor yang sudah dirakit di pabrik Kawasaki di Cibitung, Bekasi, ini, dicoba dalam kondisi pengendaraan sehari-hari melintasi lalu lintas Jakarta yang relatif lancar dengan sedikit kemacetan di masa pembatasan sosial berskala besar (PSBB).
Ergonomi menjadi poin penting dalam penggunaan harian sebuah motor. Meski posisi setangnya masih terkesan balap, dengan letak setang underyoke tepat di bawah klem segitiga atas, posisi pengendara ternyata tidak terlalu terasa merunduk. Untuk perjalanan komuter harian, ZX-25R masih cukup nyaman.
Radius putar setang cukup lega untuk motor bersuspensi upside down sehingga bisa lincah berkelit di tengah kemacetan. Desain jok yang empuk menyempit di depan memudahkan paha mengapit tangki sehingga tetap nyaman untuk jarak jauh. Ketinggian jok 785 mm dapat mengakomodasi segmen pengendara yang luas. Orang dengan tinggi badan 163 cm masih dapat menapakkan kedua sepatu dengan nyaman.
Walau demikian, kenyamanan motor sport untuk perjalanan jarak jauh pastinya tetap kalah dengan motor turing. Dalam pengujian pengendaraan tiga jam nonstop ke luar kota, telapak tangan kanan sedikit pegal karena mengoperasikan gas dalam posisi sudut merunduk menahan beban badan. Untungnya, tangan kiri masih nyaman karena adanya fitur quickshifter.
Namun, entakan saat perpindahan gigi transmisi dari gigi satu ke dua masih terasa kuat di bawah putaran 12.000 rpm. Untuk itu, tuas kopling masih berfungsi penting saat di kemacetan parah dan motor hanya bisa melaju di gigi rendah.
Sensasi tersendiri saat mengendarai ZX-25R adalah menikmati raungan suara khas knalpotnya yang halus, nyaring dan membulat. Cukup larikan motor di kecepatan 60 km per jam di putaran mesin sekitar 8.000 rpm, dan raungan suara knalpot standar pun sudah cukup menarik perhatian di jalanan tanpa perlu menjadi ugal-ugalan di tengah kota.
Pun demikian, torsi mesin di putaran rendah masih relatif kalem dan tidak terasa meledak-ledak sehingga motor masih cukup nyaman diajak pelan. Saat melahap rute yang penuh tikungan, tanjakan dan turunan di kawasan Puncak, Jawa Barat, kembali terasa kontribusi signifikan quickshifter. Pada tikungan menanjak, pengendara praktis hanya perlu berkonsentrasi pada kontrol gas dan rem serta manuver bodi.
Pengendara mudah menjaga aliran putaran mesin tanpa perlu melepas gas dan menarik kopling yang membuat mesin kehilangan momentum di tanjakan.
Konsumsi bahan bakar rata-rata selama penggunaan sehari-hari dengan kombinasi lalu lintas padat dan lancar diperoleh angka 5,01 liter per 100 km, atau 19,9 km per liter. Sedikit lebih boros dibanding Ninja 250 FI, tetapi relatif masih normal untuk konsumsi mesin empat silinder.
Jangkauan maksimal dalam kondisi bensin penuh dapat mencapai 300 km. Namun, indikator bensin di speedometer sudah berkedip saat masih bensin tersisa lima liter, memberikan kesempatan untuk mencari SPBU terdekat.
Secara umum, Kawasaki berhasil merilis produk motor yang menghadirkan adrenalin empat silinder dalam ”dimensi” yang lebih praktis dan pas untuk pasar Indonesia, baik untuk keperluan harian maupun di sirkuit.
ZX-25R masih dalam rentang yang relevan untuk penggunaan sehari-hari ataupun sesekali diajak berakhir pekan ke luar kota, sekaligus cukup galak di sirkuit.