”Saya rindu nonton di bioskop. Feel yang didapat memang beda dengan nonton di televisi atau ponsel. Layar bioskop yang lebar dan sistem suara yang mumpuni membuat puas menonton.” Siapa yang juga rindu nonton di bioskop?
Oleh
SEKAR GANDHAWANGI
·4 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Bioskop-bioskop kembali dibuka secara bertahap di sejumlah daerah. Walau minat publik masih relatif kecil, keberanian publik untuk nonton di bioskop saat pandemi diyakini tumbuh bertahap. Hal ini diharapkan memicu pemulihan bioskop dan industri film.
Julasbi (33), warga Jakarta Selatan, sudah dua kali pergi ke bioskop untuk menonton The Cave (2019) dan Kursk (2018). Ia mengunjungi bioskop XXI di Plaza Blok M dan Pondok Indah Mall, Jakarta, yang kembali dibuka sejak 16 November 2020. Ia tidak keberatan menonton film lama karena ini pertama kalinya ia mengunjungi bioskop setelah sembilan bulan.
”Saya rindu nonton di bioskop. Feel yang didapat memang beda dengan nonton di televisi atau ponsel. Layar bioskop yang lebar dan sistem suara (yang mumpuni) membuat saya puas menonton. Mungkin saya akan ke bioskop lagi nanti,” kata Julasbi di Jakarta, Kamis (19/11/2020).
Protokol kesehatan yang berlaku di bioskop, menurut Julasbi, sangat ketat. Semua pengunjung wajib memakai masker, membersihkan tangan dengan cairan disinfektan, dan diukur suhu tubuhnya. Tempat duduk penonton dibuat berjarak di dalam studio. Pengunjung pun diminta mengisi data berupa nama, nomor telepon, nomor identitas, dan jumlah orang yang datang bersamanya.
Pemerintah Provinsi DKI Jakarta mengatur agar jumlah penonton tidak lebih dari 50 persen dari kapasitas maksimal bioskop. Sebelumnya, jumlah penonton yang diperbolehkan hanya 25 persen.
Warga Jakarta, Arif Budiman (38), tidak keberatan jika harus nonton di bioskop dengan protokol kesehatan yang ketat. Protokol itu dinilai sama dengan proses masuk ke mal atau restoran di masa normal baru.
”Tidak masalah jika harus mengisi data diri saat masuk bioskop. Malah itu hal bagus. Jika, amit-amit, ada kasus Covid-19, pengelola bioskop akan mudah melacak tamu yang datang,” kata Arif.
Animo publik
Direktur CGV Cinemas Indonesia Dian Sunardi Munaf mengatakan, pembukaan bioskop direspons positif sebagian publik, khususnya para pencinta film. Animo masyarakat relatif baik sejak CGV dibuka kembali pada Oktober 2020. Jumlah penonton bertambah seiring berjalannya waktu.
”Belakangan jumlah penonton cukup banyak di akhir pekan. Ini tampak dari lobi bioskop yang relatif ramai. Kemungkinan mereka adalah penonton yang selama ini wait and see (tunggu dan lihat) bagaimana kondisi bioskop. Mereka mulai berani karena melihat sudah ada yang pergi ke bioskop,” kata Dian.
Kendati demikian, menurut Dian, minat publik terhadap bioskop belum pulih sebelumnya. Masih banyak masyarakat yang ragu dan memilih alternatif hiburan lain.
Ini tampak dari jajak pendapat Litbang Kompas terhadap 522 responden berusia minimal 17 tahun pada 26-28 Oktober 2020. Hanya 10,3 persen responden yang akan pergi menonton jika bioskop kembali dibuka di kota mereka. Hampir 70 persen responden menyatakan tidak akan ke bioskop dan 10,8 persen lainnya ragu-ragu.
Hiburan alternatif yang dipilih responden ialah berlangganan televisi kabel (14 persen), menonton siaran televisi biasa (15,4 persen), mengunduh atau menonton film di situs internet secara gratis (31 persen), dan berlangganan layanan over the top berbayar (11,4 persen).
”Ini proses yang harus dihadapi. Harapannya, publik mendapat informasi bahwa bioskop telah dibuka dengan protokol kesehatan. Masyarakat yang sudah berani keluar bisa memilih variasi konten yang disediakan,” ucap Dian.
Peran penting bioskop
Pembukaan kembali bioskop dinilai vital bagi pemulihan industri film. Ini karena bioskop masih jadi media distribusi film yang utama. Sebagian besar pendapatan film didapat dari penjualan tiket bioskop.
Sebelumnya, Ketua Asosiasi Produser Film Indonesia (Aprofi) Edwin Nazir mengatakan, pembukaan bioskop jadi titik awal pemulihan industri film. Bioskop akan membuka keran distribusi dan ekshibisi film yang terhambat selama pandemi. Ini memicu lancarnya siklus industri film secara keseluruhan, mulai dari produksi, distribusi, ekshibisi, hingga edukasi.
Dibukanya bioskop secara tidak langsung memacu munculnya film-film baru. Rumah produksi Visinema Pictures berencana mengeluarkan lima judul film baru pada 2021. CEO Visinema Pictures Angga Dwimas Sasongko meyakini film baru adalah stimulus menghidupkan bioskop.
Dian Sunardi Munaf mengatakan, CGV saat ini menayangkan film-film yang sudah pernah diputar. Adapun CGV sudah mengantongi beberapa judul film baru yang akan ditayangkan nanti.
Hingga kini, CGV telah dibuka di 19 lokasi yang tersebar di Jakarta, Bandung, Karawang, Yogyakarta, Bekasi, Batam, Mojokerto, dan Palembang. Pembukaan dilakukan bertahap sesuai peraturan pemerintah daerah setempat.
Sementara itu, hingga 3 November 2020, ada 28 dari total 218 bioskop XXI yang dibuka (Kompas, 8/11/2020). Jumlah itu bertambah dengan dibukanya bioskop di beberapa lokasi. Menurut unggahan akun Instagram XXI di @cinema.21, bioskop yang dibuka tersebar antara lain di Jakarta, Bekasi, Bandung, Batam, Bengkulu, Tasikmalaya, dan Yogyakarta.