Pandemi Beri Tantangan Sekaligus Peluang untuk Pelaku Industri Kreatif
Selain memberikan tantangan bagi para pelaku industri kreatif, pandemi juga memberi peluang baru untuk berkarya. Dibutuhkan kejelian membaca situasi, kemampuan beradaptasi, hingga pemanfaatan teknologi untuk itu.
Oleh
SEKAR GANDHAWANGI
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Pelaku industri kreatif menghadapi tantangan akibat pandemi Covid-19. Banyak usaha yang gugur dan banyak pula yang kehilangan pekerjaan. Kendati demikian, pandemi juga memberikan peluang baru yang bisa digunakan untuk beradaptasi.
Chief Executive Officer Samara Media and Entertainment Ben Soebiakto mengatakan, ini saatnya membangun kembali usaha yang terdampak pandemi. Menurut dia, selalu ada peluang baru yang bisa dieksplorasi dalam krisis. Kejelian pelaku usaha membaca situasi pun penting.
Memulai kembali atau restart kemudian diangkat jadi tema utama Ideafest 2020. Ideafest merupakan acara tahunan yang mengumpulkan pelaku industri kreatif untuk bertukar gagasan. Acara tahun ini dilaksanakan secara daring pada 5-15 November 2020.
Program-program pada Ideafest 2020 mencakup konferensi, gelar wicara, dan pentas musik daring. Acara ini juga menghadirkan 157 pembicara dari beragam latar belakang untuk berbagi perspektif dan inspirasi.
”Di banding tahun lalu, 72 persen pembicara tahun ini adalah orang-orang baru. Mereka akan membagi kisah mereka bertahan di masa pandemi. Ini menunjukkan bahwa industri kreatif punya tantangan, tetapi bisa diatasi dengan kreativitas dan inovasi,” kata Ben pada acara virtual, Kamis (12/11/2020).
Mereka akan membagi kisah mereka bertahan di masa pandemi. Ini menunjukkan bahwa industri kreatif punya tantangan, tetapi bisa diatasi dengan kreativitas dan inovasi.
Ideafest 2020 dinilai sebagai salah satu bentuk adaptasi industri kreatif saat pandemi. Acara ini diubah formatnya menjadi virtual dengan menggandeng beberapa kolaborator. ”Pemanfaatan teknologi memberi kita celah baru (untuk berkarya),” kata Ben.
Director of Consumer Business Bank BRI Handayani mengatakan, semangat serupa perlu diadopsi pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) di Indonesia. Kendati banyak pelaku UMKM kolaps karena pandemi, perlu diingat bahwa ada pula UMKM yang tumbuh saat pandemi. Untuk bertahan, ia mendorong pelaku UMKM untuk menambah wawasan baru dan tidak berhenti berinovasi.
Ia juga mendorong UMKM beradaptasi dengan teknologi. Pelaku UMKM bisa memanfaatkan teknologi untuk masuk ke pasar digital, lalu bertransaksi secara virtual sesuai kebutuhan konsumen saat ini.
”UMKM jangan sampai ketinggalan. UMKM perlu melihat (perubahan) dan beradaptasi dengan cepat,” ujar Handayani.
Ia menambahkan, BRI akan mendukung pelaku usaha untuk bertahan. Dukungan yang dimaksud, antara lain, berupa bantuan restrukturisasi kredit hingga pendampingan usaha untuk UMKM.
Waktu berbenah
Deputi Bidang Produk Wisata dan Penyelenggaraan Kegiatan (Events) Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Rizki Handayani mengatakan, pandemi mendorong industri pariwisata berbenah. Selama ini, pariwisata hanya mengandalkan alam dan budaya sebagai atraksi. Pariwisata ia nilai masih bisa berkembang dengan kekuatan lain, misalnya kolaborasi dengan industri ekonomi kreatif.
”Restart itu berarti mengulas kembali tujuan kita. Kita perlu formulasi ulang apa yang mau di lakukan ke depan. Pariwisata dan ekonomi kreatif itu bisa digabungkan sehingga bermanfaat untuk masyarakat. Yang penting adalah kolaborasi,” ucap Rizki.
Rizki berharap pelaku industri kreatif hingga UMKM mendapat wawasan dan ide baru melalui Ideafest 2020. Itu karena Ideafest mempertemukan para pelaku industri kreatif dan diharapkan menjadi tempat memantik ide, menginspirasi, serta mendorong kolaborasi.