Disrupsi pandemi Covid-19 terhadap rantai pasok komponen dan peningkatan minat masyarakat dinilai telah berimbas pada kesulitan produsen untuk menjaga ketersediaan laptop di pasaran.
Oleh
satrio pangarso wisanggeni
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Disrupsi pandemi Covid-19 terhadap rantai pasok komponen dinilai telah berimbas pada kesulitan produsen untuk menjaga ketersediaan laptop di pasaran. Padahal, pasar laptop dan komputer personal sedang mengalami peningkatan akibat kebutuhan akan bekerja dan belajar dari rumah.
Peningkatan penjualan komputer laptop di tengah pandemi yang masih ganas di Indonesia ini dirasakan oleh Lenovo. Consumer Notebook 4P and T1 Lenovo Indonesia Kevin Adityo mengungkapkan bahwa Lenovo berhasil tumbuh 32 persen pada kuartal III-2020 year-on-year berdasarkan hasil laporan perusahaan riset pasar GfK.
”Lenovo Indonesia juga meningkat 120 persen dalam penjualan online,” kata Kevin dalam konferensi pers yang digelar secara virtual pada Kamis (12/11/2020) sore. Dalam kesempatan itu, Kevin juga memperkenalkan sembilan produk baru Lenovo, antara lain, laptop Yoga Slim 9i, Yoga Slim 7i Carbon, dan laptop/tablet detachables Yoga Duet 7i.
Namun, Kevin mengatakan, jajaran laptop baru ini belum dapat dipastikan ketersediaannya pada 2020. Sejumlah laptop ini akan dihadirkan secara bertahap dalam beberapa gelombang.
Kevin mengungkapkan, hal ini diakibatkan karena suplai yang tidak menentu. ”Karena kami saat ini memang dihadapkan dengan suplai yang tidak menentu. Kami ingin memperkenalkan jajaran ini langsung ke pasar, tetapi sepertinya tidak bisa. Ini datangnya secara bertahap,” katanya.
Fenomena suplai yang tidak menentu ini pun terkonfirmasi oleh laporan dari dua firma riset pasar terkemuka, IDC dan Gartner. Research Manager IDC Jitesh Ubrani mengatakan, permintaan, baik dari konsumen perseorangan maupun perusahaan, terhadap komputer dan laptop meningkat drastis pada kuartal III-2020 ini.
IDC mencatat, nilai pasar komputer tradisional, yakni desktop, laptop, dan workstation, meningkat 14,6 persen dibanding periode yang sama pada 2019. Total komputer yang dijual mencapai 81,3 juta unit.
Namun disayangkan, minat masyarakat, kata Ubrani, tidak diimbangi dengan produksi komponen yang cukup sekaligus diperparah oleh pandemi Covid-19 yang mengacaukan rantai pasok global. Diperkirakan, backlog akan terjadi hingga 2021.
Pandangan yang sama juga disampaikan oleh Direktur Riset Gartner, Mikako Kitagawa. Gangguan rantai pasok akibat Covid-19 memang sudah mulai pulih, tetapi komponen kunci seperti panel layar masih menjadi barang yang langka akibat minat masyarakat yang tinggi terhadap laptop.
”Kalau saja tidak terjadi kekurangan komponen komputer, penjualan notebook pada kuartal tiga akan jauh lebih tinggi; minat konsumen belum terpenuhi saat ini,” kata Ubrani.
Delapan produk
Lenovo Indonesia, seperti yang sudah disebutkan, meluncurkan sejumlah produk baru di Indonesia. Ada sembilan produk dalam tiga kategori, yakni kategori ultraslim dengan produk laptop Yoga Slim 9i, Yoga Slim 7i Pro, Yoga Slim 7i Carbon, dan Yoga Slim 7i.
Lalu untuk kategori convertible atau laptop yang dapat ditekuk 360 derajat sehingga tampil selayaknya sebuah tablet, yakni Yoga 9i, Yoga 7i, dan Yoga 6. Kemudian ada dua kategori yang belum pernah tersedia dalam portofolio seri Yoga dari Lenovo Indonesia, yakni detachables dan all-in-one.
Kevin mengatakan, detachables adalah komputer berbentuk tablet yang kibornya dapat dilepas. Dalam kategori ini terdapat Lenovo Duet 7i. ”Kategori ini kami buat untuk menjembatani antara pasar tablet dan pasar notebook,” katanya.
Lalu untuk kategori all-in-one, terdapat Lenovo Yoga A940. Ini adalah sebuah komputer desktop dengan layar sentuh. Layar ukuran 27 inci dapat diposisikan tidur sehingga, kata Kevin, cocok digunakan oleh kelompok pasar ilustrator ataupun pekerja kreatif lainnya.