Produktivitas di Balik Gemerlap “Gaming Gear”
Apabila dapat melihat melampaui kulit luarnya, ”gaming gear” dan segala fiturnya sebetulnya menawarkan fitur pendukung produktivitas kerja dan kreasi konten yang fungsional.
/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2020%2F10%2F9ba09b9c-c33e-4ee5-b001-c39990ddba27_jpg.jpg)
Kibor gaming Fantech Optilite MK872 di atas mouse pad Firefly MPR800.
Estetika peralatan komputer gim mungkin bukan menjadi selera banyak orang. ”Gaming gear” yang identik dengan pendar cahaya warna-warni dan keberadaan tombol-tombol ekstra bisa jadi terkesan intimidatif buat para ”non-gamers”.
Namun jika bisa melihat melampaui kulit luarnya, gaming gear dan segala fiturnya sebetulnya menawarkan fitur pendukung produktivitas kerja dan kreasi konten yang fungsional.
Beberapa waktu lalu, Kompas berkesempatan mencoba kibor, tetikus (mouse), dan headset bermerek Fantech, merek perangkat gim lokal Indonesia. Kami mencoba menelisik apakah gaming gear bisa digunakan menunjang produktivitas.
Perangkat pertama adalah tetikus seri Hive UX2. Dari luar, desain tetikus ini memang tampak intimidatif, dengan rongga-rongga segi enam yang mirip sarang lebah (hive). Dari dalam rongga-rongga ini berpendar pencahayaan berwarna-warni. Meski menarik saat bermain gim, cahaya warna-warni itu terkadang distraktif bagi yang belum biasa.
Rongga-rongga tersebut memiliki fungsi lain, yakni memangkas bobot tetikus. Tetikus berkabel (wired) ini tergolong ringan, hanya sekitar 74 gram, sehingga mudah dan tidak melelahkan saat digunakan. Meski demikian, dengan bobot yang ringan dan bodi berongga, UX2 terkesan ringkih. Material plastiknya juga terasa tidak istimewa.
Saat dipegang, Hive UX2 terasa ergonomis. Tetikus ini berbentuk memanjang yang menopang bagian pangkal telapak tangan. Scroll wheel yang dilapisi karet bergerigi terasa presisi saat digunakan, setiap langkah putaran terasa jelas.
Hive UX2 memiliki enam tombol: klik kanan, klik kiri, dua tombol di sisi ibu jari (thumb buttons), scroll wheel yang bisa ditekan, dan tombol tengah kedua di belakangnya.
Tombol-tombol ini terutama berguna untuk meningkatkan performa pengguna dalam bermain gim. Misalnya, untuk gim first person shooter ”Counter-Strike: Global Offensive (CS:GO)”, tombol-tombol itu bisa diset untuk mengisi ulang amunisi atau mengganti senjata.
/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2020%2F10%2F4f8f7f83-3669-4593-ab20-89b03d176310_jpg.jpg)
Mouse Hive UX2, terlihat dua thumb buttons atau tombol ibu jari. Tombol ini dapat diatur ulang fungsinya.
Untuk gim multiplayer online battle arena (MOBA), seperti ”DOTA 2” atau ”League of Legends”, tombol ibu jari dapat difungsikan untuk memberi perintah mengeluarkan spell atau skill tertentu.
Fungsi produktif
Namun, bukan berarti jika pengguna tak bermain gim, tombol-tombol ekstra ini tak berguna. Perangkat lunak penyerta Hive UX2 yang dapat diunduh dari laman resmi Fantech memungkinkan pengguna mengubah fungsi setiap tombol pada tetikus tersebut.
Pengguna bisa memakai tombol ibu jari, misalnya, untuk fungsi Undo-Redo di Microsoft Word. Pengguna juga bisa mengatur tombol ini untuk kendali Next dan Previous pada aplikasi pemutar lagu.
Perintah apa pun pada program yang memiliki kombinasi hot keys pada kibor dapat dipindahkan ke mouse. Misalnya, Kompas mencoba memasukkan kombinasi hot keys Alt-[ dan Alt-] untuk berpindah layer di Adobe Photoshop ke masing-masing tombol ibu jari pada tetikus ini.
/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2020%2F10%2F83419209-1c62-4092-b3fb-b3964f509a13_png.jpg)
Perangkat lunak pendamping tetikus Fantech Hive UX2. Dari sini, pengguna dapat mengatur ulang seluruh fungsi dari tombol yang ada pada tetikus tersebut. Pengguna juga dapat mengubah beragam parameter lainnya, termasuk sensitivitas (DPI) dan pencahayaan.
Hasilnya, berpindah dari satu layer ke layer berikutnya dapat dilakukan cukup dengan satu klik, tanpa harus menggerakkan kursor untuk memilih layer tertentu dari jendela tampilan utama.
Di Microsoft Word, tombol macro pada tetikus dapat diatur ulang, misalnya, untuk menggantikan kombinasi perintah Ctrl-Shift-= dan Ctrl-= untuk mengubah format huruf ataupun angka menjadi Superscript dan Subscript. Hal ini akan memudahkan penulisan reaksi kimia, misalnya.
Perangkat lunak pendamping UX2 ini pun bisa menyimpan hingga 12 profil pengaturan sehingga fungsi tombol-tombol pun dapat disesuaikan untuk 12 aplikasi. Pengguna tak perlu mengubah fungsi tombol satu per satu lagi ketika berpindah menggunakan aplikasi lain.
/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2020%2F10%2F0e864b5d-4228-4b62-bdb1-0634333a912c_jpg.jpg)
Mouse Hive UX2, kibor Optilite MK872, dan headset Fusion HG22 dengan tatakan MPR800s Firefly.
Melengkapi tetikus ini, Fantech juga memasarkan gaming mouse pad. Tatakan tetikus bernama MPR800s Firefly, ini, berbahan dasar kain dengan ukuran 80 x 30 cm sehingga bisa menjadi alas buat kibor juga. Tak lupa, mouse pad seharga Rp 169.000 ini juga memiliki lampu RGB di setiap sisinya.
Kesan khas gaming yang warna-warni ini juga ada pada kibor seri Optilite MK872. Setiap tombol pada kibor ini dilengkapi lampu backlit dengan cahaya warna-warni, yang memudahkan penggunaan di saat gelap. Namun, kibor yang juga anti tumpahan air ini, bisa diubah warna backlit-nya menjadi satu warna saja, putih, misalnya.
/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2020%2F10%2F9f94135f-a824-421e-bce2-e59b18d8cf31_jpg.jpg)
Bentuk tetikus gaming Fantech Hive UX2
Kombinasi tombol
Jika tetikus Hive UX2 punya enam tombol yang bisa diatur setiap fungsinya, seluruh tombol pada kibor MK872 bisa diatur ulang fungsinya. Artinya, 87 tombol, termasuk tombol Escape dan Enter, bisa diubah fungsinya.
Setiap tombol tidak hanya bisa ditukar fungsinya dengan tombol lain, tetapi juga bisa menjalankan kombinasi tiga tombol untuk menggantikan tombol klik kiri atau klik kanan pada tetikus, hingga meluncurkan program atau alamat web tertentu. Tombol F12 yang jarang digunakan bisa difungsikan, misalnya, untuk membuka peramban Google Chrome.
Totalnya ada 8 jenis modifikasi yang bisa diterapkan untuk setiap tombol. Dengan demikian, hanya imajinasi pengguna yang membatasi bagaimana kibor MK872 ini digunakan.
Kibor ini memiliki desain ten key less atau tanpa barisan tombol angka yang biasa disebut Numeric Pad (Numpad) di sebelah kanan. Hal ini bisa agak menyulitkan bagi mereka yang bekerja dengan angka setiap harinya.
/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2020%2F10%2Ffb494412-cfc1-4d6e-b5ca-e1aaabeb5253_jpg.jpg)
Kibor Fantech Optilite MK872
Aksesoris gaming yang ternyata juga mendukung produktivitas adalah gaming headset. Fungsi utamanya digunakan para gamers untuk saling berkomunikasi dalam sebuah permainan daring.
Namun apabila dapat digunakan dengan baik untuk berkomunikasi saat bermain daring, artinya headset ini juga layak digunakan saat telekonferensi video, seperti rapat menggunakan Zoom atau Google Meet. Ini tentu saja sangat penting di masa bekerja dari rumah ini.
Dari luar, Fantech Fusion HG22 adalah tipikal gaming headset dengan warna-warni lampu RGB dan mikrofon yang mencuat. Mikrofon ini bisa dilepas dari headset saat tidak digunakan, koneksinya menggunakan jack 3,5 mm.
Meski terbuat dari plastik, konstruksi headset terasa kokoh. Sayangnya pada sejumlah sudut, material plastik ini terasa tajam.
/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2020%2F10%2F886b34cb-652d-4962-8d93-a6c704cd9820_jpg.jpg)
Headset Fantech Fusion HG22
Material ear cups tergolong lembut sehingga tak menimbulkan rasa sakit ketika digunakan dalam waktu lama. Namun, dari jenis materialnya yang terasa tipis memunculkan keraguan apakah bagian ini akan tahan lama.
Kualitas suara
Untuk koneksinya ke komputer, Fantech HG22 menggunakan USB sehingga perlu diperhatikan bagi pengguna yang memiliki port USB terbatas.
Mikrofon HG22 memiliki kualitas suara yang jauh lebih baik ketimbang menggunakan mikrofon bawaan laptop ataupun headset bawaan ponsel. Lawan bicara akan mendengar suara kita dengan lebih jelas.
Jika pengguna memiliki headphone yang memang khusus untuk mendengarkan musik, kualitas audio HG22 tidak akan menggantikan headphone tersebut. HG22 lebih tepat digunakan untuk berkomunikasi ketimbang murni mendengarkan musik.
/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2020%2F10%2F40e7ff4c-917d-442a-831d-82c2670c21b3_png.jpg)
Perangkat lunak pendamping kibor Fantech Optilite MK872. Dari sini, pengguna dapat mengatur ulang seluruh fungsi dari tombol yang ada pada kibor tersebut. Pengguna juga dapat mengubah beragam parameter lainnya, termasuk pola pencahayaan.
Tetikus Hive UX2 dibanderol dengan harga Rp 499.000, kibor Optilite MK872 Rp 569.000, dan headset Fusion HG22 seharga Rp 479.000.
Tidak bisa dihindari dengan pandemi berkepanjangan saat ini, hubungan manusia dengan komputer menjadi kian erat. Aktivitas bermain dan bekerja pun harus dilakukan dari perangkat komputer yang sama. Dalam situasi ini, kombinasi perangkat gaming yangsekaligus bisa menunjang produktivitas menjadi sesuatu yang ideal!