Hyundai Resmi Luncurkan Ioniq dan Kona Electric di Tanah Air
Hyundai mengawali lembaran baru di Indonesia dengan meluncurkan sekaligus dua mobil listrik murni, yakni Hyundai Ioniq dan Hyundai Kona Electric. Era mobil listrik di Tanah Air pun semakin meriah.
Oleh
Dahono Fitrianto
·4 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Hyundai mengawali lembaran baru di Indonesia dengan meluncurkan sekaligus dua mobil listrik murni, yakni Hyundai Ioniq dan Hyundai Kona Electric. Dua mobil listrik ini ditawarkan dengan harga di bawah batas psikologis Rp 1 miliar.
“Kami berkomitmen untuk memulai ekosistem kendaraan listrik di Indonesia, berkontribusi pada kualitas hidup masyarakat dan menjadi game changer dalam teknologi mobilitas ramah lingkungan,” tutur Presiden Direktur PT Hyundai Motors Indonesia (HMID) Sung Jong Ha, dalam peluncuran virtual kedua mobil tersebut di Jakarta, Jumat (6/11/2020). PT HMID menjadi agen tunggal pemegang merek baru Hyundai, menggantikan PT Hyundai Mobil Indonesia (HMI).
Hyundai Ioniq adalah mobil berbentuk sedan liftback berkapasitas lima tempat duduk. Sementara Hyundai Kona Electric berbentuk crossover SUV juga dengan kapasitas lima tempat duduk.
Jantung penggerak Ioniq adalah baterai lithium-ion berkapasitas 38,3 kilowatt-hour (kWh) yang memasok tenaga ke motor listrik bermagnet permanen dengan keluaran tenaga 136 PS dan torsi 295 Nm. Dalam kondisi baterai terisi penuh, Ioniq diklaim memiliki jarak jelajah berkisar antara 311 kilometer berdasarkan siklus pengujian WLTP (Worldwide Harmonized Light Vehicles Test Procedure) hingga 373 km berdasarkan siklus pengujian NEDC (New European Driving Cycle).
Sementara Hyundai Kona Electric, yang merupakan versi listrik murni (battery electric vehicle/BEV) dari Hyundai Kona, mengusung baterai lithium-ion berkapasitas 39,2 kWh dan motor listrik dengan keluaran 136 PS dan torsi 395 Nm. Data resmi Hyundai menyebut jarak jelajah Kona Electric dalam kondisi baterai terisi penuh berkisar antara 289 km (siklus WLTP) hingga 345 km (siklus NEDC).
“Kami menyiapkan dua mobil ini untuk pribadi-pribadi terdepan dalam inovasi dan kepedulian lingkungan. Kami ingin mengkonfirmasi bahwa mobil listrik sudah saatnya digunakan di Indonesia. Sudah saatnya kita memasuki era elektrifikasi kendaraan,” tutur Direktur Pelaksana PT HMID Makmur dalam jumpa pers virtual setelah peluncuran kedua mobil.
Makmur mengatakan, Hyundai Ioniq dan Hyundai Kona Electric menawarkan berbagai keunggulan bagi para penggunanya, mulai dari pengoperasian bebas emisi gas buang, jarak tempuh panjang di atas 300 km, hingga berbagai insentif dari pemerintah. “Di Jakarta, mobil ini bebas melintas di jalur ganjil-genap. Selain itu juga mendapat dispensasi bebas bea balik nama (BBN) dan pengurangan pajak kendaraan bermotor (PKB). Insentif ini hanya diberikan untuk mobil listrik murni alias BEV,” paparnya.
Dengan berbagai dispensasi dan insentif dari pemerintah tersebut, harga kedua mobil listrik ini bisa ditekan hingga di bawah batas psikologis Rp 1 miliar. Hyundai Kona Electric dilepas dalam satu varian dengan harga Rp 674.800.000, sementara Ioniq dirilis dalam dua varian, yakni Ioniq Prime seharga Rp 624.800.000, dan Ioniq Signature seharga Rp 664.800.000. Semua harga dalam kondisi on the road di wilayah DKI Jakarta untuk kepemilikan mobil pertama.
Sebelum ini, mobil listrik murni yang sudah dipasarkan di Indonesia, yakni BMW i3S, dipasarkan dengan harga di atas Rp 1 miliar. Bahkan beberapa mobil berteknologi plug-in hybrid electric vehicle (PHEV) juga masih dibanderol di atas batas psikologis tersebut.
General Manager Service PT HMID, Putra Samiaji, menambahkan, harga tersebut sudah meliputi paket servis gratis selama 5 tahun atau 75.000 km (mana yang tercapai lebih dulu), garansi dasar mobil selama 3 tahun/100.000 km, dan garansi baterai lithium-ion selama 8 tahun/160.000 km.
“Karena tidak memiliki mesin konvensional, perawatan berkalanya juga sangat efisien dan mudah. Setiap mobil EV kami hanya perlu melakukan perawatan berkala setiap 15.000 km atau satu tahun sekali, mana yang tercapai lebih dulu. Suku cadang yang perlu diganti setiap 15.000 km hanya filter AC. Selebihnya cairan pendingin (coolant) baterai diganti setiap 60.000 km dan minyak rem diganti sesuai petunjuk buku servis,” ungkap Putra.
Terkait pengecasan baterai, setiap mobil dilengkapi dengan portable charger untuk pengisian listrik di mana pun tersedia stop kontak listrik. Dalam pengujian yang dilakukan Kompas, Agustus 2020, pengecas bawaan mobil ini bisa disambungkan ke stop kontak di rumah maupun di kantor dengan daya listrik di atas 2200 VA. “Dengan portable charger bawaan mobil ini, pengecasan baterai Hyundai Ioniq membutuhkan waktu 17 jam 30 menit dari 0-100 persen. Sementara baterai Hyundai Kona Electric butuh waktu 19 jam dari 0-100 persen pengecasan,” kata Bonar Pakpahan, Product Expert PT HMID.
Namun, selain dengan pengecas bawaan mobil tersebut, kedua mobil juga bisa dicas dengan pengecas DC fast charging yang tersedia di beberapa titik Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik untuk Umum (SPKLU), seperti di sejumlah kantor PLN. Dengan fast charging berdaya 50 kilowatt (kW), baik baterai Hyundai Ioniq maupun Kona Electric diklaim bisa terisi hingga 80 persen hanya dalam 57 menit.
Makmur mengatakan, selain di SPKLU yang disediakan pemerintah, pihak Hyundai juga memasang fasilitas charger di sejumlah dealer resmi Hyundai. (DHF)