Dorong Digitalisasi, Telkomsel Rilis Paket Layanan Pascabayar Kuota Besar
Telkomsel, salah satu anak usaha PT Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk atau Telkom, meluncurkan paket terbaru untuk layanan pascabayar KartuHalo, yaitu Paket Halo Unlimited.
Oleh
ERIKA KURNIA
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Telkomsel, salah satu anak usaha PT Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk atau Telkom, meluncurkan paket terbaru untuk layanan pascabayar KartuHalo, yaitu Paket Halo Unlimited. Inovasi produk tersebut dihadirkan untuk mendukung aktivitas digital milenial yang tidak terbatas.
Vice President Postpaid Consumer, International Roaming, and Interconnect Telkomsel Bernadus Wahyu Wijayanto, dalam peluncuran virtual, pada Rabu (4/11/2020), mengatakan, Paket Halo Unlimited dihadirkan untuk menjawab kebutuhan pelanggan.
Saat ini jumlah pelanggan pascabayar Telkomsel sekitar 3,1 juta nomor. Pelanggan pascabayar juga kebanyakan dari kalangan milenial yang aktivitasnya kini bergantung pada layanan digital.
”Layanan ini akan memberikan akses yang lebih mudah dan nyaman bagi pelanggan pascabayar yang menginginkan pengalaman terbaik saat streaming video dan musik, bermain gim, berbelanja di e-commerce, hingga berkirim pesan instan,” tuturnya.
Dengan harga mulai dari Rp 100.000, pelanggan pascabayar dapat menikmati kuota data hingga 150 gigabita (GB), kuota telepon hingga 1.000 menit, kuota 2.000 SMS, dan kuota roaming internasional hingga 500 megabita (MB).
Akses tanpa batas untuk sejumlah aplikasi hiburan dan gaya hidup yang terdaftar di layanan digital Telkomsel pun diberikan. Contohnya, aplikasi video on-demand berlangganan, seperti IFLIX, Vidio, Disney+ Hotstar; aplikasi musik on-demand, seperti LangitMusik, JOOX, Smule, Spotify; tak ketinggalan beberapa aplikasi gim, pesan instan, dan e-dagang.
”Diharapkan, Paket Halo Unlimited dapat memperdalam adopsi gaya hidup digital pelanggan, sekaligus mengajak lebih banyak pelanggan untuk menjalani gaya hidup digital yang memberikan banyak kemudahan dalam kehidupan sehari-hari,” ujar Bernadus.
Dengan inovasi tersebut, diharapkan semakin banyak pengguna beralih ke layanan pascabayar. Layanan pascabayar sebelumnya selalu diidentikkan dengan pelanggan dewasa yang mapan. Namun, kata Bernadus, layanan pascabayar unggul karena kepraktisan dan bebas dari kekhawatiran kehabisan pulsa.
Ekonom Institute for Development of Economics and Finance (Indef), Bhima Yudhistira, secara terpisah, menuturkan, penetrasi internet di Indonesia sangat cepat dan menempatkan Indonesia di posisi yang bersaing dengan negara maju.
Mengutip data Internet World Stat Mei 2020, pengguna aktif internet di Tanah Air sebanyak 171,2 juta orang atau di posisi ketiga setelah India (560 juta orang) dan China (854 juta orang). Posisi Indonesia mengalahkan Jepang (118,6 juta orang), Vietnam (68,5 juta orang), dan Thailand (57 juta orang).
”Walaupun memang secara jumlah penduduk banyak, Indonesia mampu mengalahkan Jepang yang sudah lama mengadopsi internet dan digitalisasi,” katanya.
Menurut data WeAreSocial Digital 2020 yang dirilis awal tahun ini, koneksi mobile internet di Indonesia sebesar 338,2 juta, meningkat 15 juta (4,6 persen) secara tahunan dan setara dengan 124 persen total populasi. Koneksi internet dipakai masyarakat Indonesia untuk beragam aktivitas setiap hari.
Dari laporan yang sama, internet digunakan untuk aktivitas, seperti media sosial, dengan rata-rata waktu yang dihabiskan 3 jam 26 menit setiap hari. Kemudian, menonton televisi atau film daring selama 3 jam 4 menit, mendengarkan musik, dengan rata-rata waktu 1 jam 30 menit, dan bermain gim 1 jam 23 menit sehari.
Ketergantungan pada layanan internet dan teknologi digital, menurut Bhima, juga berkaitan dengan banyaknya jumlah penduduk dari kategori milenial (lahir tahun 1981-1994). Menurut data Badan Pusat Statistik, saat ini terdapat kurang lebih 90 juta penduduk usia milenial.