“Remake” Gim Video Jadi Jurus Andalan Mendulang Keuntungan Penerbit Gim
Pembuatan ulang (”remake”) gim video yang pernah tenar belasan tahun lalu untuk menjadi gim yang dirilis baru merupakan jurus andalan penerbit gim (”publisher”) untuk mendulang keuntungan besar.
Oleh
Benediktus Krisna Yogatama
·5 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Pembuatan ulang (remake) gim video yang pernah tenar belasan tahun lalu untuk menjadi gim yang dirilis baru merupakan jurus andalan penerbit gim (publisher) untuk mendulang keuntungan besar. Sebab, gim yang dibuat ulang memiliki unsur nostalgia yang mendorong pemain gim untuk ingin memainkan kembali gim lama itu dalam versi terbaru pembuatan ulangnya.
Sepanjang tahun ini, sejumlah penerbit gim merilis sejumlah gim video remake dari gim lama yang belasan tahun melegenda. Contohnya teranyar adalah penerbit gim asal Amerika Serikat, Activision, merilis Tony Hawk’s Pro Skater 1+2 pada 4 September lalu untuk konsol PS4.
Gim ini adalah versi pembuatan ulang dari dua gim sekaligus, yakni Tony Hawk’s Pro Skater yang dirilis pada 1999 dan Tony Hawk’s Pro Skater 2 yang dirilis pada 2000. Kedua gim yang dirilis di konsol PS1 itu mencatat kesuksesan besar dengan penjualan total sebanyak 600.000 kopi di seluruh dunia.
Hal itulah yang mendorong Activision untuk merilis gim itu. Hasilnya, mengutip situs penghitung jumlah gim konsol yang dimainkan, Gamstat.com, belum genap dua bulan dirilis, gim itu sudah dimainkan 1,4 juta orang. Jumlah tersebut dua kali lipat dari penjualan gim aslinya yang dirilis dua dekade lalu.
Langkah serupa untuk merilis ulang video gim dalam bentuk remake juga dilakukan penerbit gim Square Enix. Pada 10 April lalu, penerbit gim asal Jepang ini merilis gim berjudul Final Fantasy VII Remake untuk konsol PS4. Gim ini dibuat ulang dari seri aslinya dengan judul sama yang terbit tahun 1997.
”Final Fantasy VII Remake adalah gim yang paling dinanti rilisnya pada 2020,” demikian dikutip dari situs berita dan forum gim Gamespot.com.
Versi asli gim yang waktu itu dirilis untuk konsol PS1 berhasil mencatat penjualan gim dengan genre role playing game (RPG) tertinggi dengan 9,6 juta kopi. Kesan mendalam pemain gim akan gim ini pun tergambarkan dengan banyaknya forum diskusi dari gim yang sudah rilis 23 tahun lalu ini di internet.
Berbekal kesuksesan dan status bak legenda itu, Square Enix pun meluncurkan versi pembuatan ulang gim Final Fantasy VII. Tampil dengan jalan cerita dan karakter yang sama, tetapi dengan kualitas grafis yang jauh meningkat, gim ini mendapat respons positif pasar pemain gim. Hasilnya, mengutip situs penghitung jumlah gim konsol yang dimainkan, Gamstat.com, baru enam bulan dirilis, Final Fantasy VII Remake sudah dimainkan 4,6 juta orang.
Tak hanya mendulang keuntungan, gim ini pun dirumorkan masuk dalam nominasi gim terbaik tahun ini pada ajang yang diselenggarakan Thegameawards.com. Acara itu menjadi ajang penghargaan yang prestius untuk mengapresiasi para penerbit gim.
Dimainkan lebih banyak
Berdasarkan data Gamstat.com, gim-gim remake mencatat jumlah pemain lebih banyak ketimbang gim-gim dengan judul baru. Tengok saja gim terbaik 2019 versi Thegameawards.com, yakni Sekiro: Shadow Die Twice saja baru mencatat 3,7 juta pemain sejak dirilis April 2019, masih kalah jumlah dari Final Fantasy VII Remake yang mencatat 4,6 juta pemain pada enam bulan setelah rilis.
Rupanya, meski menyandang status gim terbaik tahun lalu, Sekiro: Shadow Die Twice pun belum mampu menggeser kilau gim lama yang dibuat ulang.
Begitu juga dengan gim berjudul baru, seperti Death Stranding,yang sangat heboh saat dirilis pada November 2019. Tangan dingin produser gim kawakan Hideo Kojima, ditambah dengan penggunaan aktor sungguhan sebagai karakter gim, yakni Noorman Reedus dan Mads Mikkelsen, juga tak membuat gim ini ada di peringkat atas dalam jumlah pemain yang memainkan. Sampai dengan 18 Oktober 2020, gim ini dimainkan sebanyak 3,7 juta kali.
Gim-gim remake yang mencatat jumlah pemain lebih banyak. Crash Team Racing Nitro-Fueled (2019) yang dibuat ulang di konsol PS4 dari versi aslinya di PS1 tahun 1999 mencatat jumlah pemain 5,9 juta orang. Tengok juga jumlah pemain dari gim Resident Evil 2 (2019) untuk konsol PS4 yang dibuat ulang dari versi aslinya tahun 1998 dengan judul sama di konsol PS1. Gim ini mencatat jumlah pemain 5,9 juta orang.
Keputusan penerbit gim membuat dan merilis ulang judul-judul lama gim video andalan mereka lantaran mereka ingin menyentuh sisi emosional dan sentimental nostalgia dari para pemain gim.
Meski demikian, ada juga gim judul baru yang mencatat kesuksesan lebih tinggi daripada gim-gim remake, seperti Red Dead Redemption 2 yang telah dimainkan 29,9 juta orang. Namun, gim ini anomali. Sebab, gim-gim berjudul baru sulit menembus angka 1 juta pemain.
Sayangnya, dalam situs itu tidak tercantum seberapa besar nilai penjualan yang diperoleh penerbit gim-gim itu.
Nostalgia
Keputusan penerbit gim membuat dan merilis ulang judul-judul lama gim video andalan mereka lantaran mereka ingin menyentuh sisi emosional dan sentimental nostalgia dari para pemain gim.
”Nostalgia selalu berhasil menjadi sumber pendapatan di Hollywood. Rupanya, hal serupa juga sama menguntungkannya di gim video,” tulis The New York Times dalam artikelnya yang berjudul ”Like Old Hollywood Movies, Video Games Get a Polish for New Audiences” yang tayang pada 1 Agustus 2020.
Pemain gim konsol saat ini, khususnya PS4, kebanyakan adalah pemain gim konsol juga pada masa kecilnya. Ketika sudah dewasa dan berkeluarga, mereka ingin kembali merasakan sensasi keseruan bermain gim masa anak-anak. AKan tetapi, kini mereka ditemani oleh anak-anak mereka.
Peluang inilah yang dilihat oleh penerbit gim. Di sisi lain, seperti halnya perusahaan pada umumnya, mereka pun harus menentukan strategi agar gimnya laris di pasaran.
”Rasa senang yang begitu kuat menancap pada pikiran saat masa kecil itu ingin kembali digali oleh penerbit gim. Inilah industri, strategi mana yang bisa menghasilkan keuntungan,” tulis The Washington Post dalam artikelnya yang berjudul ”What Makes a Remake? Not Even Developers Really Know” yang tayang pada 16 September 2020.
Kurang berhasilnya gim-gim baru di pasaran terjadi lantaran gim tersebut gagal menawarkan sesuatu yang baru dan menarik. Berbagai jenis gim yang berhamburan baik di ponsel, komputer, maupun konsol membuat pemain gim punya banyak pilihan. Apabila tidak benar-benar berkualitas, gim tersebut akan sulit mendapat perhatian publik.
Di mata pengusaha penerbit gim, menerbitkan gim baru tentu berisiko. Maka, untuk mendulang kesuksesan, mereka memilih untuk merilis ulang gim-gim lama mereka yang telah melegenda.
Penat seusai kerja seharian? Jadi, Anda sudah bermain gim apa hari ini?