Sejumlah usaha ”pastry” dan ”bakery” berinovasi menciptakan kreasi menu baru yang juga ramah antar alias ”delivery friendly”, serapuh apa pun produknya.
Oleh
WISNU DEWABRATA
·5 menit baca
Pandemi Covid-19 tak harus selalu berwajah sendu. Di tengah situasi sulit ini, kreativitas juga bisa bermekaran. Seperti halnya yang dilakukan para pelaku industri kuliner aneka kudapan lembut, yang bersiasat, putar otak, dan mencari cara berjualan baru agar bisa bertahan.
Ketika wabah memaksa orang mengurangi intensitas keluar rumah dan berkumpul, industri kuliner menjadi salah satu pelaku bisnis yang terpukul. Sejumlah kebijakan yang diterapkan, termasuk pembatasan sosial berskala besar (PSBB), membuat pembeli enggan atau tak lagi bisa datang bersantap di tempat (dine in).
Pilihannya, menjual hidangan secara daring dan mengantarkannya ke rumah-rumah para pemesan lewat jasa kurir. Bagi para pengusaha pastry dan bakery, hal itu tak selalu semudah membalik telapak tangan. Untuk jenis menu tertentu macam dessert (hidangan penutup) dan entremets (kudapan jeda), proses pengiriman bisa jadi bencana jika dilakukan serampangan.
Hidangan pastry terbilang sangat delicate atau rapuh karena bahan baku dan cara penataan serta penyajiannya, yang juga seperti karya seni dan menghibur mata. Dalam sejarahnya, beragam hidangan penutup itu memang menjadi semacam hiburan tersendiri bagi para bangsawan Inggris dan Eropa masa lalu di pengujung perjamuan mereka.
”Sejak pandemi, banyak chef pastry coba keluar dari zona nyaman mereka. Biasanya sajian dessert dan entremets dihidangkan dine in. Orang datang ke tempat mentereng ber-AC, lalu sajian ditata cantik dalam piring dan dihidangkan di atas meja,” ujar Co-Founder Jakarta Dessert Week (JDW) Tria Nuragustina, Senin (12/10/2020).
Dari kondisi itu metode pengantaran dan cara pengemasan kemudian menjadi kunci utama kesuksesan dari proses adaptasi tadi. Tak hanya itu, sejumlah usaha pastry dan bakery juga mencoba berinovasi menciptakan kreasi menu baru yang juga ramah antar alias delivery friendly, serapuh apa pun produknya.
Tahun ini, JDW mengurasi dan melibatkan 63 pastry shop, baik daring maupun luring, bekerja sama dengan platform marketplace Tokopedia. Selain menjadi ajang pemasaran produk unggulan masing-masing, acara yang berlangsung 5-25 Oktober 2020 itu juga diperkaya beragam konten daring, seperti demo masak para chef pastry terkenal.
Stoples kaca
Salah satu pilihan inovasi untuk memenuhi tuntutan produk ramah antar adalah pemakaian kemasan stoples kaca. Selain kokoh, stoples kaca yang transparan juga mampu memperlihatkan keindahan menu dessert seperti apa adanya. Selain itu, stoples kaca juga dinilai ramah lingkungan.
Salah satu produk dessert cantik nan unik berwadah stoples kaca ditawarkan Arte Bakeshop. Dengan mengusung tema ”taman mistis” untuk diunggulkan di ajang tahunan ini sang co-owner, Michelle Angely, berkreasi dengan bahan dominan cokelat. Toko bakery dan pastry-nya itu juga mendeklarasikan diri khusus untuk para penganut vegan.
Mirip seperti kreasi tanaman hias terrarium, sang chef pastry membentuk dan merangkai beragam elemen, seperti sponge cake cokelat di bagian dasar. Gulungan lembaran cokelat vegan dibentuk seperti batang kayu (log) mini dan kemudian diisi raspberry mousse di bagian tengahnya.
Batang kayu cokelat mini berisi tadi diletakkan di atas dasar sponge cake, dengan ditaburi cokelat kristal berpenampilan mirip butiran tanah. Untuk lebih mempercantik, chef pastry Angela juga menghiasnya dengan edible flower, cokelat berbentuk akar-akar pohon, dan juga serpihan lemon jelly.
Sebetulnya terbilang sayang jika harus merusak rangkaian cantik taman mistis kreasi Arte Bakeshop ini. Namun, siapa pula orang yang bisa tahan menolak sihir kelezatan hidangan cokelat, yang kandungan zat flavanolnya sangat menyehatkan lantaran bersifat antioksidan.
Tambah lagi sensasi aroma khasnya yang menenangkan serta membuat nyaman. Selain aroma dan khas cokelat yang kuat tadi, rasa masam segar dari raspberry mousse juga mampu memberikan sedikit efek kejut menggembirakan saat semua bahan berpadu padan di dalam mulut.
Lapisan tambahan juga dipasang mengelilingi stoples kaca bertutup bahan kaleng. Stoples kaca itu sendiri berdiameter dan tinggi sekitar 8 sentimeter. Untuk menjamin keamanannya, Angela melakukan sejumlah uji coba pengiriman hingga berhasil.
”Syukurnya dari beberapa kali uji coba pengiriman semuanya sukses dalam artian dessert-nya enggak ada yang rusak. Menu ini memang kreasi baru kami untuk mengikuti JDW 2020. Namun, permintaan pesanannya lumayan juga,” ujar Angela dengan nada girang.
Kreasi menu baru
Akibat semakin berkurangnya pemesanan dine in, sejumlah menu dessert dan entremets di Beau Bakery bahkan sampai terpaksa ditiadakan selama beberapa waktu. Hal itu terpaksa dilakukan karena sejumlah menu tadi terbilang sulit jika harus dikemas dan diantar ke pembeli lewat jasa kurir.
Hal itu dipaparkan Supervisor Marketing and Public Relations Beau Bakery, Desiani Hapan, saat ditemui di kantornya di kawasan Fatmawati, Jakarta Selatan. Menurut dia, Beau Bakery sebelumnya sangat dikenal dengan produk sliced cake (entremets) yang kerap dipesan dan dimakan secara dine in.
”Kami khawatir saat dikirim cake-nya rusak atau lumer. Awal-awal PSBB, selama dua bulan penjualan entremets total terhenti. Namun, chef kami lantas cari solusi. Sampai sekarang kami punya empat produk cake in a jar. Selain tidak gampang terkontaminasi bakteri atau virus dari luar, produknya pun lumayan bisa tahan lama,” ujar Desiani.
Salah satu dari empat produk jagoan yang ditampilkan dalam JDW 2020 kali ini, Snow White’s Apple. Menu dessert kreasi terbaru ini mengambil inspirasi tokoh dongeng Disney yang memiliki rasa sangat kaya, terutama krim dan susu, segar, bertekstur, dan tentunya lumayan mengenyangkan.
Saat mendemonstrasikan proses pembuatannya, Chef Pastry Beau, Arief Maulana Ikhsan, menggunakan banyak bahan. Beberapa seperti vanilla oat sponge sebagai lapisan dasar dan tengah, remahan milky oat crumble, karamel lembut, cokelat putih, kompot buah apel Malang, serta campuran madu dan yoghurt berbentuk mousse.
Disarankan, sajian satu ini dinikmati dalam keadaan dingin dengan terlebih dahulu disimpan beberapa saat dalam kulkas. Saat dicicipi, rasa asam dari kompot apel, rasa manis dari karamel, dan berkrim dari dairy cream terasa dalam rangkaian harmonis. Untuk sarapan pun, sepertinya cocok!