logo Kompas.id
Gaya HidupSayang, Orwell Keliru
Iklan

Sayang, Orwell Keliru

Kemunculan ”telescreen” tidak serta-merta menjadikan sentralisme kekuasaan menguat. Yang terjadi sebaliknya: berakhirnya monopoli informasi.

Oleh
Bre Redana
· 3 menit baca
https://cdn-assetd.kompas.id/NH3dkCFFBZ_Dk-ki6xKN8dv94ik=/1024x1021/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2020%2F10%2F20201003-ILUSTRASI-UDAR-SAYANG-ORWEL-KELIRU_1601650931.jpg

Apa yang kita alami sekarang, tak punya pilihan lain kecuali bergantung pada supremasi teknologi informasi, telah dilukiskan oleh George Orwell sekitar 70 tahun lampau. Dalam novel distopianya yang terbit pertama kali tahun 1949 berjudul 1984, Orwell bercerita tentang rezim totaliter di wilayah antah berantah Oceania yang melengkapi diri dengan teknologi ”telescreen”—kurang lebih seperti layar laptop ataupun ponsel kita sekarang.

Melalui telescreen yang dipasang di rumah para petinggi partai berkuasa serta seluruh kelas menengah, sang penguasa, sebutannya Big Brother, dengan Kementerian Kebenaran dan Kementerian Cinta (Ministry of Truth dan Ministry of Love) memonitor setiap ucapan dan tingkah laku rakyatnya. Telescreen juga berfungsi sebagai televisi. Setiap saat dia melancarkan propaganda. Dengan itu penguasa totaliter menguasai pikiran rakyat.

Editor:
Mohammad Hilmi Faiq
Bagikan
Logo Kompas
Logo iosLogo android
Kantor Redaksi
Menara Kompas Lantai 5, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 5347 710
+6221 5347 720
+6221 5347 730
+6221 530 2200
Kantor Iklan
Menara Kompas Lantai 2, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 8062 6699
Layanan Pelanggan
Kompas Kring
+6221 2567 6000