Sejumlah orang terdorong merasakan sensasi nonton film dengan layanan ”video on demand” selama pandemi Covid-19. Jumlah pengguna layanan ini menunjukkan pertumbuhan positif.
Oleh
SEKAR GANDHAWANGI
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Dengan layanan video on demand, sejumlah orang memindahkan hobi menonton film dari layar bioskop ke layar gawai. Jumlah pengguna layanan ini menunjukkan tren positif, khususnya saat pandemi. Tren positif diprediksi berlanjut hingga beberapa tahun ke depan.
Siswa SMA di Ciamis, Jawa Barat, Aditya Prayoga (15), mengatakan baru saja berlangganan Netflix, kemarin. Dia berlangganan karena ingin menonton film dokumenter Blackpink: Light Up the Sky yang hanya tayang di Netflix. Ia membayar Rp 35.000 untuk langganan sebulan.
”Ini paket sharing (patungan). Rasanya setimpal jika dengan uang segitu saya bisa akses banyak tontonan. Saya mempertimbangkan untuk memperpanjang langganan nanti,” kata Aditya saat dihubungi dari Jakarta, Jumat (2/10/2020).
Ia menambahkan, layanan video on demand (VoD) sangat membantunya mengakses film tanpa harus keluar dari rumah. Terlebih, bioskop masih belum buka akibat pandemi. Ia hanya perlu memastikan gawainya tersedia dan koneksi internetnya baik.
Mahasiswa sebuah universitas di Bandung, Aldian Alfaridz (19), berlangganan layanan VoD sejak April 2020. Ia patungan bersama beberapa teman untuk berlangganan paket bulanan. Tujuannya agar bisa mengisi waktu luang dengan hobi lama, yakni menonton film.
Teman-teman memanasi saya untuk nonton drama Korea Selatan. Saya awalnya tidak suka, tetapi lama-lama ketagihan dan dramanya bagus. Bisa dibilang teman-teman dan Netflix mengubah pikiran saya tentang drama Korea.
”Dulu saya tidak menyempatkan diri untuk nonton (film) karena kesibukan kuliah. Sekarang pandemi memberi saya banyak waktu luang untuk itu. Ada film-film yang ulasannya bagus pula di Netflix. Jika sedang luang, saya bisa nonton serial setiap hari. Waktunya bisa dari pukul 8 malam hingga 3 subuh,” tutur Aldian.
Kebiasaan nonton serial itu dilakukannya selama beberapa waktu. Judul serial populer, seperti Money Heist, Itaewon Class, hingga Kingdom, sudah selesai ditonton. Dari serial, ia kini beralih ke film. Itu pun ia tonton pada akhir pekan agar tidak mengganggu perkuliahan.
”Teman-teman memanasi saya untuk nonton drama Korea Selatan. Saya awalnya tidak suka, tetapi lama-lama ketagihan dan dramanya bagus. Bisa dibilang teman-teman dan Netflix mengubah pikiran saya tentang drama Korsel,” ucap Aldian.
Adapun karyawan swasta, Fajri (29), juga pindah haluan ke layanan VoD dua bulan lalu. Sebelumnya, ia kerap nonton film secara ilegal di situs internet. Ia kini berlangganan VoD untuk menghargai hasil kerja para pekerja industri kreatif.
Ia nyaris setiap hari menonton serial di Netflix selama pandemi. Beberapa judul serial yang ditonton adalah House of Cards dan The Good Doctor. Menurut dia, menonton serial lebih menyenangkan ketimbang film sebab serial ceritanya panjang dan berliku-liku. Ini pun menarik untuk mengisi waktu.
Tren positif
Vice President GoPlay Sasha Sunu mengatakan, ada tren positif yang ditunjukkan publik terhadap layanan VoD. Minat masyarakat terhadap GoPlay disebut meningkat selama pandemi.
”Selama semester I-2020, publik menghabiskan banyak waktu untuk streaming film dan serial. Adakenaikan 10 kali lipat untuk itu,” katanya melalui keterangan tertulis.
Genre yang diminati publik sebelum pandemi mencakup drama, komedi, horor, dan thriller. Kini, penonton lebih suka menikmati film berdurasi panjang dibandingkan dengan konten berdurasi singkat (bite-sized content).
Nyatanya, layanan VoD memang semakin berjaya saat ini. Netflix mencatat hampir 15,8 juta pengguna baru secara global pada triwulan I-2020. Jumlah pelanggan pada periode itu mencapai 183 juta yang tersebar di 190 negara.
Jumlah pelanggan Netflix pada triwulan II-2020 adalah 10,9 juta pelanggan. Artinya, Netflix memperoleh nyaris 26 juta pengguna baru pada enam bulan pertama 2020.
Menurut prediksi yang dipublikasi Statista pada Agustus 2020, jumlah pengguna layanan VoD secara global pada 2020 akan mencapai 1,49 miliar pengguna. Angka itu diprediksi tumbuh jadi 1,98 miliar pengguna pada 2025.
Digital Media Report 2020 oleh Statista menyatakan, pendapatan global yang diperoleh diperkirakan mencapai 53 miliar dollar AS pada 2019. Pendapatan diprediksi menyentuh angka 96 miliar dollar AS pada 2025. Di laporan Statista soal Indonesia, negara ini diperkirakan memperoleh 275 juta dollar AS dari segmen VoD.
Indonesia pun mencatat pertumbuhan jumlah pengguna layanan VoD. Pada 2017, ada 42,6 juta pengguna VoD. Tahun ini, angkanya diprediksi bertambah jadi 59,8 juta pengguna. Pada 2024, jumlah pengguna bisa bertambah menjadi 77,1 juta (Kompas, 16/6/2020).