Hanya beberapa bulan setelah meluncurkan MG ZS, merek asal Inggris ini kembali memperkenalkan SUV terbarunya, MG HS. Walau secara desain eksterior kedua mobil ini mirip-mirip, ada sejumlah perbedaan signifikan.
Oleh
Stefanus Osa Triyatna
·4 menit baca
Sekali klik saja, tombol merah bertuliskan ”Super Sport” yang menyatu pada roda kemudi, mode berkendara langsung berubah. Diiringi raungan suara mesin, MG HS ini melejit. Angka kecepatan sontak naik pesat.
Mode berkendara MG HS memang terasa begitu variatif ketika diuji di jalan-jalan seputaran Jakarta dan sekitarnya, Jumat (11/9/2020). Saat tombol start mesin ditekan, mode berkendara Normal menjadi mode standar. Keterangan mode berkendara ini ditampilkan pada layar multi information display (MID) mobil.
Ada lima mode berkendara yang bisa dipilih, yakni Eco, Normal, Sport, Super Sport, dan Custom. Eco untuk mode serba efisien, sementara Super Sport memaksimalkan sensasi berkendara.
Selain mode berkendara, MID akan memberikan informasi sistem keamanan yang sudah diaktifkan, seperti sensor pengaman bagian belakang kendaraan, sistem deteksi blind spot, lane change warning, indikator pintu kendaraan, dan sensor pengingat pengemudi terhadap kendaraan yang mendekat dari kedua sisi saat mobil bergerak mundur (rear cross traffic alert).
Seluruh informasi awal selama 40 detik itu menunjukkan sistem pengamanan mobil ini memang cukup lengkap. Sebagai pemain baru di pasar otomotif Indonesia, MG boleh dibilang cukup agresif. Baru beberapa bulan meluncurkan SUV MG ZS, pabrikan asal Inggris ini langsung menghadirkan MG HS.
Walau dari sisi desain tampilan luar mirip-mirip, ada berbagai perbedaan signifikan antara HS dan ZS. Yang pertama, secara dimensi HS lebih besar ketimbang ZS, yakni dengan panjang 4.574 milimeter, lebar 1.876 mm, dan tinggi 1.664 mm.
Dari sisi mesin, walau sama-sama mengusung mesin bensin 4 silinder DOHC berkapasitas 1.5 liter (1.498 cc), mesin MG HS sudah dilengkapi turbo, sementara ZS belum.
Perbedaan juga bisa dilihat pada bagian interior mobil. Di varian MG HS Ignite yang diuji Kompas, kursi pengemudi dapat diatur enam arah secara elektrik. Kursi penumpang depan juga bisa diatur secara elektrik walaupun cuma empat arah.
Selain itu, desain interior sudah memiliki perpaduan warna two tone merah dan hitam dengan pilihan bahan kulit sintetis premium. Dari sisi fitur keselamatan pasif, enam kantong udara sudah dipasang. Atap kaca panoramik menambah kesan mewah dan lega.
Memang, seperti pada ZS, MG kembali menawarkan dua varian pada HS, yakni Excite dan Ignite. Ignite sebagai varian tertinggi dan terlengkap.
Responsif
Namun, tak diragukan lagi, yang paling menggoda saat mengendarai MG HS adalah merasakan responsifnya mesin seiring pijakan pedal gas. Uniknya, sejak awal pengemudi bisa melakukan pengaturan kecepatan maksimum untuk keselamatan sehingga seberapa kuatnya kita menginjak gas, kecepatan yang dihasilkan takkan melebihi pengaturan itu.
Saat pengujian, Kompas mengatur posisi kecepatan maksimum ini pada 175 kilometer per jam. Ya, sekadar untuk jaga-jaga saja sewaktu menggunakan mode berkendara Super Sport. Hanya suara raungan mesin yang terdengar memberikan sensasi, karena pada akhirnya kondisi jalan yang padat memang tak memungkinkan mencapai titik kecepatan maksimum itu.
Dengan mesin turbonya, tenaga maksimum yang dihasilkan mobil ini adalah 162 PS pada putaran mesin 5.600 rpm. Sementara torsi puncaknya 250 Nm pada rentang 1.700-4.400 rpm. Tenaga disalurkan ke roda depan melalui transmisi kopling ganda TwinClutch Sportronic Transmission (TST) 7 tingkat percepatan.
Ketika mencoba menggunakan mode berkendara Normal ataupun Eco, perpindahan gigi dari transmisi mobil ini terasa ringan, nyaris tak berjeda.
Memang, yang menarik ialah manuver yang dihasilkan dari mobil ini. Setelah jalan lurus, manuver berkelok tetap stabil. Berulang kali mencoba, menikung di jalan yang cukup lebar, tetap terkendali, seakan pengemudi lekat dengan bodi mobil ini.
Maklum, jok depan sudah berbentuk sporty bucket seats. Bahkan, saat mobil berbalik arah, tentunya dengan mengurangi kecepatan sesuai kebutuhan, bodi mobil tetap mudah dikendalikan. Radius putaran terendah 5,95 meter.
Dua zona
Mentari semakin meninggi. Kebetulan, saat itu suhu udara terasa panas. Terlihat alat ukur suhu di luar mencapai 31° celsius.
Panoramic sunroof alias atap kaca yang fleksibel bisa dibuka ataupun ditutup memang menjadi daya tarik tersendiri pada mobil ini. Sayangnya, kain penutup atap kaca ini hanya terdiri dari satu lapisan yang tak terlalu tebal. Walaupun ditutup rapat untuk menghindari terik sinar matahari, agaknya tak mampu secara optimal membendung panas yang merambat.
Untung saja, embusan AC bisa begitu mudah diatur dengan sistem AC otomatis dua zona. Sementara penumpang di baris kedua mendapat kesejukan dari perangkat AC di konsol tengah.
Lain halnya saat hujan mengguyur. Berada di dalam kabin mobil ini, butiran-butiran air pada atap kaca yang tertutup rapat tentu memberikan kesegaran tersendiri. Terlebih, dalam perjalanan jauh.
Senja pun semakin mendekat. Kegelapan malam memberikan kesenangan tersendiri karena MG HS Ignite ini sudah dilengkapi lampu ambient yang bisa dipilih warnanya dari 64 pilihan warna sesuai selera pengguna.
MG HS varian tertinggi ini dipasarkan dengan harga Rp 429,8 juta (on the road Jabodetabek). MG tampaknya tak ragu memberikan alternatif di tengah pasar otomotif yang masih dihadang pandemi Covid-19. Bahkan, kabarnya, MG masih menyiapkan kejutan lain menjelang akhir tahun 2020.