Seni dinilai sebagai elemen penting dalam pendidikan. Seni dapat mengasah daya imajinasi, kepekaan artistik, dan kemampuan berpikir kritis.
Oleh
SEKAR GANDHAWANGI
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Selain pelajaran akademis, kesenian dinilai penting untuk dikenalkan sejak dini. Kesenian membantu memperkuat daya imajinasi dan mengasah kepekaan artistik. Kualitas-kualitas ini penting untuk semua bidang yang digeluti seseorang saat dewasa.
Gagasan ini mengemuka dalam diskusi daring berjudul ”Seni, Si Pembuka Jalan”, Senin (21/9/2020). Dalam diskusi itu, Direktur Observatorium Bosscha Premana W Permadi mengatakan, seni musik yang ia geluti sejak belia membantunya memahami sains. Musik membuat dia sensitif dan mampu membangun struktur logika dari nada.
”Saya belajar harmoni dan keanggunan dari musik. Ini mendorong saya untuk paham bahwa alam semesta bisa dideskripsikan dengan indah walau dihitung dengan formula matematis,” kata Premana yang juga anggota Koalisi Seni.
Untuk itu, ia menjelaskan pentingnya pendidikan berbasis STEM (science, technology, engineering, math) dibarengi dengan unsur seni (art). Itu karena STEM yang mengasah nalar, sedangkan seni mengasah pikiran estetis. Integrasi keduanya perlu dirancang untuk pendidikan anak.
Seni penting karena berkaitan dengan budaya sehari-hari. Psikolog sosial dari Pusat Kajian Representasi Sosial Indonesia, Risa Permanadeli, mengatakan, seni berkaitan dengan pengalaman masa lalu yang dialami seniman dan pengalaman kolektif masyarakat setempat. Lebih lanjut, seni adalah sarana mempelajari masa silam, merefleksikan masa kini, dan menyiapkan masa depan (Kompas.id, 13/7/2018).
Asah imajinasi
Menurut ekonom Muhammad Chatib Basri yang menggeluti seni peran, berkesenian sama dengan mengasah imajinasi dan kepekaan artistik. Seni ia nilai mampu mendekatkan manusia dengan realitas.
Kesenian membantu memperkuat daya imajinasi dan mengasah kepekaan artistik. Kualitas-kualitas ini penting untuk semua bidang yang digeluti seseorang saat dewasa.
”Jika kita mau berjalan lebih jauh, harus menggunakan imajinasi. Sebagai contoh, para penerima Nobel di bidang ekonomi menang karena mereka memikirkan hal yang tidak pernah dipikirkan sebelumnya. Itu butuh kepekaan dan imajinasi,” kata Chatib.
Staf Khusus Presiden Ayu Kartika Dewi mengatakan, seni teater improvisasi yang ia geluti di AS membantu pertumbuhan kepribadiannya. Seni teater mengajarinya bicara di depan umum, bersiap-siap terhadap semua kemungkinan, dan meningkatkan kepercayaan diri.
Seni teater ia nilai berperan besar untuk mengasah kemampuan otak sehingga ia cepat beradaptasi dengan perubahan. Ia menambahkan, seni adalah media yang tepat untuk belajar berpikir kritis dan empati.
”Tidak ada kata salah dan benar dalam seni. Pada praktiknya, seni tidak bisa dijelaskan secara hitam atau putih. Ini membuat saya merasa diterima apa adanya sehingga membuat saya tenang,” ucap Ayu.
Erna Witoelar, pendiri lembaga kebudayaan Indonesia di Moskwa, Rusia, mengatakan, seni dan budaya berdampak positif bagi kehidupan. Seni budaya menjadi media yang tepat untuk edukasi, advokasi, hingga menggalang kebersamaan masyarakat.
”Seni dan budaya bisa mendorong diplomasi (antarnegara) serta mendekatkan kita ke masyarakat setempat. Saat mendirikan lembaga kebudayaan di Moskwa, saya lihat besarnya minat publik terhadap seni,” kata Erna.
Insentif pengurangan pajak
Untuk mendukung seni di Indonesia, Chatib menyarankan pentingnya pegiat seni, filantrop seni, dan pemerintah membahas insentif pengurangan pajak (super deduction tax). Insentif pengurangan pajak ini berpotensi memajukan banyak sektor di Indonesia, termasuk seni.
Insentif tersebut diberikan kepada wajib pajak yang melakukan penelitian dan pengembangan. Mereka memperoleh pengurangan penghasilan bruto maksimal 300 persen dari jumlah yang dikeluarkan untuk litbang.
Di sisi lain, insentif pengurangan pajak itu baru mencakup sebagian kecil seni, seperti seni lukis, patung, batik, keramik, animasi, dan tata busana.
”Peraturan sudah ada dan tinggal diperluas agar mencakup seni yang lebih luas. Di sisi lain, pandemi menumbuhkan inisiatif seni, misalnya konser daring. Kegiatan itu perlu didorong sehingga ini momentum yang tepat untuk berdiskusi,” kata Chatib.