Fujifilm X-T4, Multimedia dalam Genggaman
Sepekan menggenggam kamera ”mirrorless” Fujifilm X-T4 seakan ada sukma di dalam kamera ini. Keingintahuan makin besar ketika beberapa fitur di dalamnya menawarkan kemampuan mumpuni untuk kebutuhan pekerjaan multimedia.
Sepekan menggenggam kamera mirrorless Fujifilm X-T4 seakan ada sukma di dalam kamera ini. Keingintahuan semakin besar ketika beberapa fitur di dalamnya menawarkan kemampuan mumpuni untuk kebutuhan pekerjaan multimedia.
Kamera ini diluncurkan pada akhir Februari 2020, dan beberapa pekan lalu Kompas mendapat kesempatan mengenal lebih jauh kamera yang masih mempertahankan sensor APS-C ini.
Ada beberapa pembaruan pada Fujifilm X-T4 dibandingkan generasi sebelumnya, Fujifilm X-T3. Setidaknya ada lima fitur yang mendongkrak kamera ini sehingga layak disebut flagship kamera mirrorless dari Fujifilm.
Salah satunya adalah pencangkokan IBIS (in-body image stabilization) mekanik berupa gimbal dalam bodi kamera. Fitur ini mampu menjaga kestabilan gambar pada saat pemotretan dan rekam video. Dalam pertumbuhan teknologi IBIS, ini merupakan kamera ketiga dari Fujifilm yang membawa gimbal mekanik setelah model X-H1 dan GFX 100.
Pada seri X-T4 ini mekanis gimbal menggunakan magnet sensor giroskop berperforma tinggi untuk meningkatkan akurasi 8 kali lebih baik dibandingkan IBIS yang ada di seri X-H1. Struktur penyerap guncangan yang terintegrasi dalam unit stabilisasi gambar ini akan menstabilkan guncangan terkecil, memungkinkan unit rana bidang fokus bekerja secara maksimal.
Selain itu, fitur ini juga melakukan lebih dari 10.000 koreksi per detik untuk mencapai stabilisasi gambar hingga 6,5 stop dengan dukungan 17 pilihan lensa yang dilengkapi OIS (optical image stabilizer) dari 29 lensa Fujinon XF yang tersedia saat ini.
Untuk lebih menjaga stabilitas gambar, X-T4 juga menyempurnakan stabilisasi lima sumbu, kombinasi dari IBIS, DIS (digital image stabilizer), OIS yang ada di lensa, ditambah mode IS Boost.
”Fujifilm membuat desain IBIS baru untuk kamera X-T4 ini karena ukurannya harus menyesuaikan dengan ukuran sensor dan bodi kamera”, tutur Anggiawan Pratama, Marketing Manager Electronic Imaging PT Fujifilm Indonesia.
Ketika mencoba kemampuan IBIS di Fujifilm X-T4, terutama dalam pengambilan gambar B-roll tanpa bantuan tripod, stabilitas gambar sangat terasa. Efek gambar seolah melayang mulus. Meski ada sedikit guncangan pada gerakan ekstrem, masih pada batas wajar.
Mode gerakan lambat atau slow motion pada kamera ini juga mumpuni. Mode video full HD high speed mampu merekam gambar 240 fps (frame per detik) dengan pilihan pratinjau memutar ulang di LCD monitor mulai dari 24 fps hingga 59,94 fps. Mode rekam gerakan lambat ini pada resolusi full HD (1920 x 1080) dengan rasio gambar 16:9, format file MP4/H624 ACC, MOV/H265 (LPCM) dan dapat menggunakan warna dasar F-Log ataupun simulasi warna Eterna Bleach Bypass.
Kompas mecoba menggunakan kecepatan tinggi full HD 240 fps ini di arena ketangkasan berkuda di Arthayasa Stable, Depok, Jawa Barat. Hasil rekaman slow motion dengan lensa XF 55-200mm R LM ini tidak mengecewakan. Dalam proses editing, retime dicoba ditambah 50 persen sehingga dari gambar 240 fps yang disediakan kamera menjadi 480 fps. Hasilnya gerakan lambat masih terlihat halus.
Simulasi film
Evolusi simulasi film untuk warna terbaru Fujifilm hadir di kamera ini dengan simulasi film Eterna Bleach Bypass. Warna ini merupakan pengembangan warna simulasi film Eterna terdahulu yang sudah ada. Eterna Bleach Bypass menciptakan gambar dengan saturasi rendah dan kontras tinggi. Pada pemotretan dengan cahaya sedikit redup dan latar belakang yang terang, jenis simulasi film ini menimbulkan warna dramatis sinematik.
Resolusi 4K (3840 x 2160) dapat bekerja pada frame rate 60 fps dengan bit rate 200 Mbps dan 400 Mbps. Dengan penyimpanan kartu memori internal 4K/60P dapat menyimpan 10 bit (4:2:0) dan bila menggunakan perangkat rekam eksternal melalui koneksi HDMI, 4K/60P akan dapat merekam 10 bit (4:2:2).
Fujifilm X-T4 ini juga dilengkapi mekanisme desain rana baru yang diklaim memiliki 300.000 aktuasi dengan suara yang lebih hening. Desain baru pada rana memungkinkan gerakan membuka dan menutup lebih cepat, yakni mencapai kecepatan maksimum 15 fps pada mode kontinu dengan sistem pelacakan auto focus dan auto exposure.
Fujifilm X-T4 ini juga dilengkapi mekanisme desain rana baru yang diklaim memiliki 300.000 aktuasi dengan suara yang lebih hening. Desain baru pada rana memungkinkan gerakan membuka dan menutup lebih cepat, yakni mencapai kecepatan maksimum 15 fps pada mode kontinu dengan sistem pelacakan auto focus dan auto exposure.
Pada pemotretan kontinu High Speed Burst, kamera mampu merekam hingga 164 foto pada format file JPEG, 37 foto untuk format RAW, dan 36 foto pada kombinasi RAW dan JPEG dalam sekali tekan tombol rana.
Kompas mencoba mode High Speed Burst pada setelan 10 fps, ukuran gambar Fine 26 megapiksel (6240 x 4160) dan format JPEG untuk mengetahui kinerja optimum kamera ini. Hasilnya, setelah tombol rana ditekan tanpa henti, didapatkan total 412 foto.
Dari proses 412 foto ini, 169 foto dapat terekam benar-benar pada laju 10 fps, dan mulai pada foto ke 170, kamera mulai melamban menjadi 5 fps.
Potret dengan Fujifilm X-T4 dengan simulasi film Eterna Bleach Bypass, berlokasi di Arthayasa Stables, Depok, Jawa Barat, Kamis (6/8/2020). Kamera Fujifilm X-T4 memanfaatkan kinerja kecepatan tinggi sensor X Trans CMOS 4 berukuran 23.5 mm x 15.6 mm (APS-C) beresolusi 26.1 megapiksel, dengan struktur bercahaya belakang dan menampilkan piksel deteksi fase di seluruh sensor. Dikombinasikan dengan algoritme AF canggih baru dan Prosesor X 4, kamera menghadirkan kinerja fokus otomatis dengan maksimal.
Sistem hybrid dengan kontras dan 425 area titik fokus menyelaraskan kemampuan kerja auto focus dengan lebih cepat dan akurat dalam cahaya redup, mengunci wajah dan mata manusia, serta melacak subyek yang bergerak dengan mudah.
Evolusi baterai
Untuk memperpanjang durasi saat merekam video, Fujifilm melakukan evolusi dalam sumber daya baterai pada Fujifilm X-T4. Baterai generasi sebelumnya NP-W126S (1200 mAh) dikembangkan menjadi baterai terbaru NP-W235 (2200 mAh) yang lebih besar.
Baterai baru ini dapat merekam sebanyak 600 foto pada mode economy dan 500 foto pada mode normal. Sementara untuk perekaman video, mampu merekam gambar 4K sepanjang 85 menit dan gambar full HD berdurasi 95 menit.
Untuk menambah tenaga ekstra dalam perekaman video, Fujifilm X-T4 ini menyediakan baterai grip seri G-XT4 yang dapat memuat 2 baterai ekstra.
Konsep Vari Angle LCD Monitor diterapkan pada kamera X-T4 ini sehingga layar monitor dapat menghadap ke depan. Ini sangat mempermudah kebutuhan para vlogger yang tengah populer belakangan ini.
Konsep Vari Angle LCD Monitor diterapkan pada kamera X-T4 ini sehingga monitor dapat menghadap ke depan. Hal ini untuk mempermudah kebutuhan para vloger. Namun, sayangnya, flip LCD dengan fasilitas layar sentuh ini agak sedikit riskan ketika kamera dilengkapi berbagai atribut kabel HDMI, microphone, dan headphone.
”Kemampuan kamera ini hadir untuk menyesuaikan dengan kebutuhan konten kreator, terutama untuk kebutuhan membuat konten-konten video,” ujar Anggiawan.
Namun, sayangnya, posisi flip layar LCD dengan fasilitas layar sentuh ini agak sedikit riskan karena akan menabrak berbagai kabel konektor saat kamera dipasangi kabel HDMI, mikrofon, dan headphone.
Bodi X-T4 ini berdimensi 134,6 mm x 92,8 mm x 63,8 mm dengan berat 607 gram. Sedikit lebih gemuk dibandingkan pendahulunya, X-T3. Perubahan ukuran ini juga memengaruhi handle grip pada bodi, membuatnya lebih nyaman untuk digenggam.
Melihat kemampuan kinerja kamera yang ditawarkan dengan harga Rp 26,5 juta ini, X-T4 juga bisa menjadi bahan pertimbangan para profesional dalam memilih kamera mirrorless di kelas profesional, terutama bagi mereka yang membutuhkan kamera yang bisa berkerja di dua format, foto dan video, secara maksimal. Selain itu, dukungan pilihan lensa pada seri kamera ini juga cukup banyak dan harga relatif terjangkau.