Pandemi Covid-19 tak menghentikan keinginan untuk bersepeda bersama. Sejumlah kalangan menginisiasi kegiatan bersepeda virtual, yakni bersepeda sendiri-sendiri dengan disatukan target jarak.
Oleh
ADITYA DIVERANTA
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Tren bersepeda selama pandemi Covid-19 kian bervariasi. Meski tidak bisa saling berkerumun, para penggemar dan pegiat sepeda berupaya menemukan cara untuk tetap bisa gowes bersama.
Setidaknya, pada Agustus 2020, orang-orang memulai tren bersepeda secara virtual. Cara tersebut ditempuh dengan menggunakan aplikasi pelacak di sepeda, sementara para pesepeda melenggang dengan rute mereka sendiri-sendiri hingga memenuhi target jarak tertentu.
Bertepatan dengan momen peringatan hari kemerdekaan di bulan Agustus, sejumlah kalangan turut menyelenggarakan lomba bersepeda virtual. Perusahaan asuransi Prudential Indonesia, misalnya, baru menyelesaikan rangkaian PruRide, ajang bersepeda yang dilakukan secara virtual pada 20-23 Agustus 2020.
Kepala Bagian Pemasaran dan Pelanggan Prudential Indonesia Luskito Hambali menyebutkan, ajang PruRide yang biasa dilakukan di lokasi menarik kini terpaksa dilakukan secara virtual. Cara ini dianggap paling memungkinkan selama situasi pandemi.
”Ada pertimbangan kalau kegiatan bersepeda virtual lebih aman bagi orang-orang selama pandemi. Saya bisa bilang hal ini fleksibel sekali, memungkinkan bagi pemula dan profesional bergabung selama target jarak terpenuhi dalam waktu yang sama. Jadi, para peserta disatukan oleh target jarak yang akan ditempuh,” tutur Luskito dalam sesi webinar terbatas, Senin (24/8/2020).
Inisiatif bersepeda virtual sebelumnya juga bermunculan. Pei (50), pesepeda dari komunitas Bike to Work, juga sempat turut dalam ajang Indonesia Virtual Bike, pekan lalu. Dia menempuh jarak 17 kilometer (km) dalam waktu siang sampai sore.
Dengan pelacak berbasis aplikasi di ponsel bernama Strava, Pei menyusuri rute di sekitaran Rawamangun. ”17 kilometer sebenarnya terhitung rute intensitas rendah. Masih bisa ditempuh dengan santai,” ujarnya saat dihubungi, Senin sore.
Saking gandrungnya, inisiatif bersepeda virtual pun dilakukan oleh instansi pemerintah kota. Pekan kemarin, Kepala Dinas Bina Marga DKI Jakarta Hari Nugroho bercerita bahwa ada kegiatan bersepeda virtual di kalangan internal pegawai Dinas Bina Marga.
”Sebenarnya karena banyak pegawai yang senang, kebetulan sejalan juga dengan instruksi gubernur agar menggunakan jalur sepeda, lalu muncul inisiatif tersebut. Teknisnya, para peserta berkoordinasi dulu lewat video telekonferensi, kemudian mencatat rute lewat aplikasi Strava. Nanti mereka gowes dengan total jarak 75 kilometer dengan batas waktu tujuh hari,” tutur Hari saat dihubungi, 10 Agustus silam.
Fleksibel
Sejumlah peserta merasakan fleksibilitas yang kental dalam ajang bersepeda virtual. Chaidir Akbar, pesepeda profesional yang juga turut dalam ajang PruRide, menuturkan, ada kebebasan dalam memilih rute yang aman dan sesuai kebutuhan. Dia sendiri membereskan target rute sepeda dari Tangerang Selatan menuju Tanjung Pasir, sebuah desa di wilayah paling utara Provinsi Banten.
”Pada 21 Agustus, saya merencanakan rute ke sana. Menyeberang pantai, keliling-keliling, lalu makan seafood. Saat pulang, saya lanjut gowes lagi hingga dapat total jarak sampai 110 kilometer. Melampaui target awal yang hanya 70 kilometer,” tutur Chaidir.
Amira Anwar, peserta yang juga tenaga medis, juga bebas mengatur durasi bersepedanya. Untuk target rute sepanjang 135 km, dia merampungkan semua dalam waktu dua hari. ”Saya ikut kategori Gran Fondo, jaraknya 135 kilometer. Bersyukur banget bisa kejar target itu, padahal saya anak yang baru-baru ini sepedaan. Saya berusaha banget bisa kejar jarak yang paling jauh,” tutur Amira.
Luskito dari Prudential menyampaikan, ajang bersepeda virtual dari PruRide juga menjadi momen penggalangan donasi untuk penanganan pandemi Covid-19. Prudential menyumbangkan Rp 1.000 untuk setiap km yang ditempuh setiap peserta.
Dari sekitar 3.000 peserta PruRide, terkumpul total jarak yang ditempuh sekitar 226.656,2 km. Dari jumlah tersebut, kemudian Prudential menggenapkan angka donasi menjadi Rp 230 juta untuk peyaluran alat pelindung diri (APD) kepada sejumlah rumah sakit.
Terkait itu, Amira, peserta yang juga tenaga medis, rela berupaya menempuh jarak paling jauh demi angka donasi yang lebih besar. ”Sebagai tenaga medis, saya merasakan sekali kekurangan stok APD yang terjadi di sejumlah rumah sakit. Harapan saya, bersepeda seperti ini bisa jadi cara untuk menolong orang lain,” tuturnya.