Generasi Muda Indonesia Pasar Potensial Xiaomi
Indonesia merupakan pasar penting bagi Xiaomi, perusahaan teknologi dan benda terhubung internet, yang berdiri pada 2010.
Ada tiga elemen yang melahirkan Xiaomi pada 2010, yakni perangkat lunak, perangkat keras, dan layanan internet. Sepuluh tahun kemudian, ketiga elemen itu menjadi nadi bisnis Xiaomi dan menghadirkan ekosistem produk bagi penikmat gawai, yaitu hiburan, konektivitas, dan kebugaran.
Dengan memadukan tiga hal itu, Xiaomi memupuk loyalitas konsumen, yang tecermin dari pendapatan pada triwulan I-2020 sebesar 49,7 miliar yuan. Perusahaan teknologi dengan perangkat cerdas dan internet of things ini ada di posisi ke-422 dalam daftar Fortune 500 tahun 2020, yakni 500 perusahaan terbesar dunia.
Berbagai pencapaian itu tak serta-merta diraih perusahaan yang ingin menjadi sahabat bagi penggunanya, termasuk menghadapi guncangan ekonomi dunia akibat pandemi Covid-19.
Country Director Xiaomi Indonesia, Alvin Tse, membagikan sebagian strategi bisnis Xiaomi di Indonesia kepada Kompas, pekan lalu. Berikut petikannya.
Langkah dan inovasi bisnis apa yang terdampak signifikan dalam membentuk Xiaomi?
Xiaomi bermula dari ide yang sederhana. Apakah bisa masyarakat menjangkau ponsel flagship dengan harga setengah dari yang ada di pasaran? Apakah sebuah usaha rintisan bisa melakukannya? Peningkatan efisiensi menjadi jawabannya dan menjelma menjadi konsep bisnis triatlon yang terdiri dari perangkat keras, perangkat lunak, dan layanan internet.
Xiaomi coba mendekatkan proses manufaktur dengan konsumen. Dampaknya, kami menjadikan konsumen sebagai teman dan coba menjawab permasalahaan mereka. Sebagai teman yang setara, ketulusan dan kejujuran menjadi landasannya, yang tecermin dalam penentuan harga yang transparan. Hubungan pertemanan ini juga membuat konsumen menceritakan produk kami ke kerabat mereka.
Jadi, ada dua hal yang berdampak signifikan, yakni efisiensi dan kepercayaan konsumen. Efisiensi membuat kami memangkas sejumlah komponen biaya yang berdampak pada jangkauan harga di tingkat konsumen. Konsumen percaya kepada produk kami dan mau membayar dengan nilai yang dianggap sepadan.
Di tengah pandemi Covid-19, apa strategi Xiaomi bertahan, khususnya di Indonesia?
Pertama-tama, kita mesti melihat potensi pasar ponsel pintar di Indonesia. Ponsel pintar masih menjadi kebutuhan esensial bagi konsumen Indonesia, khususnya karena masih terjadi migrasi dari jaringan 3G ke 4G. Artinya, pasar ponsel pintar di Indonesia belum jenuh. Di sisi lain, dampak pandemi Covid-19 terhadap perekonomian membuat konsumen semakin giat meriset produk sebelum membeli dan mereka sangat berhati-hati memilih. Mereka menginginkan produk dengan nilai lebih tinggi, spesifikasi lebih baik, dan setengah harga.
Ponsel pintar masih menjadi kebutuhan esensial bagi konsumen Indonesia.
Dengan bisnis triatlon sebagai DNA perusahaan, kami menghadirkan pilihan produk dengan fitur-fitur yang menyajikan layar lebih lebar dan baterai tahan lama. Harapannya, fitur-fitur ini dapat menunjang aktivitas pengguna di rumah, untuk produktivitas kerja dan hiburan. Kami juga memiliki kanal dengan pengguna untuk mendengarkan dan menggali ide-ide produk dari mereka.
Secara internal, kami memiliki mentalitas usaha rintisan yang membuat kami memahami pentingnya pembangunan internal. Adaptasi juga berperan signifikan. Kami menggeser secara cepat penjualan di ritel fisik ke e-dagang, tetapi pelanggan tetap mendapat sentuhan dari kami. Pemesanan dilakukan dari tempat tinggal dan petugas ritel Xiaomi akan mendatangi lalu membuat pelanggan mencoba produk tanpa harus meninggalkan hunian. Begitu pula dengan layanan perbaikan, kami menghadirkan Mi Services at Home.
Bagaimana proyeksi pasar ponsel pintar di Indonesia?
Tahun 2020 menjadi masa yang menantang. Apabila tahun depan sudah ada vaksin Covid-19, permintaan akan bergerak. Kemungkinan, pemulihan akan terlihat signifikan pada semester-II 2021. Pemulihan juga akan didorong perkembangan jaringan 5G yang kini masih menjadi bahan diskusi operator.
Motor permintaan ponsel pintar adalah kelompok anak muda berusia 18-25 tahun. Pandemi membuat mereka membutuhkan ponsel yang dapat menunjang belajar secara dalam jaringan ataupun bermain gim sebagai alternatif kegiatan di tempat tinggal. Oleh sebab itu, kami meluncurkan ponsel pintar seharga Rp 1,2 juta yang memiliki layar yang lebar dan baterai tahan lama pada Agustus ini.
Secara global, Indonesia menjadi pasar yang penting bagi Xiaomi. Indonesia merupakan pasar kelima terbesar setelah China, Amerika Serikat, India, dan Rusia. Generasi muda Indonesia merupakan potensi pasar yang menjanjikan karena peningkatan pendapatan di masa mendatang. Generasi ini pula yang paling memiliki kedekatan dengan teknologi digital. Indonesia adalah negara kepulauan, kami berencana menjangkau pelanggan seluas-luasnya.
Indonesia merupakan pasar kelima terbesar setelah China, Amerika Serikat, India, dan Rusia.
Apa kontribusi Xiaomi pada ekosistem teknologi dan ekonomi digital di Indonesia?
Pada 2017, kami menghadirkan pabrik di kawasan Batam, Kepulauan Riau. Hingga kini ada 10 juta ponsel pintar yang dirakit secara lokal dengan melibatkan sekitar 1.000 tenaga kerja. Kehadiran kami di Indonesia menjadi disrupsi bagi industri gawai dan elektronik. Contohnya, produk pemurni udara atau air purifier. Xiaomi menghadirkan produk dengan harga sekitar Rp 1 juta, sedangkan merek lain jauh di atasnya. Harga itu kami peroleh setelah mengetahui komponen utama dan krusial pada produk itu terdiri dari kipas, penyaring, dan pembungkus (casing) sederhana. Hal ini membuat kompetisi antarindustri fokus pada peningkatan kualitas produk dan penekanan harga.
Kini, kami tengah fokus mengembangkan produk smart living, misalnya, Mi Band, robot penyedot debu, dan televisi. Semuanya dapat dikendalikan dengan ponsel pintar. Inilah internet of things atau IoT (benda terhubung internet) yang merupakan istilah untuk koneksi pintar atau produk gaya hidup pintar. Kami berharap, dalam sepuluh tahun mendatang, produk-produk Xiaomi yang saling terhubung mengisi tempat tinggal konsumen.
Sumber daya manusia merupakan aktor utama dalam perekonomian digital dan inovasi teknologi. Bagaimana rencana Xiaomi terhadap sumber daya manusia Indonesia?
Sejak sekitar sepuluh bulan lalu ketika saya ditunjuk menjadi Country Director, saya berniat menjadikan Xiaomi sebagai perusahaan teknologi papan atas di Indonesia. Saya sudah berbicara dengan perguruan tinggi di Indonesia, seperti Universitas Indonesia dan Institut Teknologi Bandung, mengenai hal ini.
Beberapa hari lalu, saya meluncurkan kelas mini daring administrasi dan bisnis di akun Instragram untuk membagikan model bisnis Xiaomi. Tiap hari, saya akan memberikan satu kelas. Setelah lima hari kelas, peserta akan ”lulus”. Hal ini adalah upaya kami menarik dan mengembangkan sumber daya manusia Indonesia, khususnya generasi muda, untuk bergabung dengan Xiaomi. Selama pandemi Covid-19, Xiaomi tetap berinvestasi pada ketenagakerjaan melalui kursus dan pelatihan. Kami percaya, pendidikan yang berlanjut membuahkan kemajuan bisnis yang kontinu.