50 Tahun Tomica: Mainan dan Kemandirian Jepang
Kemajuan sebuah bangsa bahkan bisa dibuktikan lewat kemandirian, termasuk dalam menyediakan mainan bagi anak-anak dan remaja. Hal itu dicapai Jepang, salah satunya lewat Tomica yang kini berusia setengah abad.
Kemajuan sebuah bangsa dibuktikan lewat kemandirian, termasuk dalam menyediakan mainan bagi anak-anak dan remaja di sebuah negara. Langkah tersebut dicapai Jepang, salah satunya lewat produksi mainan mobil ukuran telapak tangan anak kecil—skala 1:64—dengan merek Tomica yang diluncurkan 18 Agustus 1970.
Setengah abad Tomica diproduksi dan hingga Januari 2020 mencapai 670 juta unit. Mainan Tomica tercatat terjual satu unit setiap 2 detik!
Sementara produk yang memiliki harga jual tinggi di Indonesia adalah varian Daihatsu Midget (bemo) ukuran 7 sentimeter—sekitar setelapak tangan anak kelas III SD—yang terjual hingga Rp 10 juta.
Varian lain yang laris bagi penggemar mainan secara umum dan kolektor merek Tomica di Indonesia adalah Jip Toyota Hardtop versi FJ 40 yang juga mencapai harga jutaan rupiah per unit. Budi Santosa, seorang kolektor Tomica di Bandung, menceritakan, salah satu varian Toyota Hardtop versi Made in Japan dengan ban besar atau ”Big Foot” ditawarkan hingga harga Rp 25 juta di Indonesia!
Harga jutaan rupiah menjadi patokan produk Tomica yang masih asli buatan Jepang keluaran tahun 1970-an dan 1980-an atau dikenal dengan produk ”Yellow Box” dan terdapat cetakan logam timbul di bagian bawah mobil dengan tulisan: Made in Japan.
Padahal, ketika penulis mulai mengumpulkan mainan Tomica pada akhir 1970-an dan awal 1980-an, harga eceran produk Tomica baru mencapai Rp 900 per unit.
Saat ini total ada 1.050 jenis mobil yang dikeluarkan oleh pabrikan Tomica. Para kolektor seluruh dunia pun berburu berbagai variasi jenis dan edisi khusus, seperti pameran Tokyo Motor Show.
Terakhir, penulis membeli set kendaraan operasional bandara dengan logo Japan Air Lines di Macau, SAR berdesakan dengan para penggemar Tomica di toko dekat reruntuhan Katedral St Paul-Da Sam Ba, ikon Makau.
Tempat lain yang juga menjadi favorit penggemar Tomica di Asia Tenggara adalah toko-toko mainan di Dai Yuan Street di kawasan Wanchai, Hong Kong. Saya kerap bertemu penggemar Tomica dari sejumlah wilayah Hong Kong dan mancanegara di beberapa toko mainan di lorong yang juga terdapat toko-toko yang menyediakan kebutuhan makanan dan minuman buruh migran Indonesia.
Sementara di Indonesia, semisal di Kota Jakarta, terdapat sentra tempat penjualan Tomica untuk para kolektor, seperti di Senayan Trade Centre di dekat Plaza Senayan, Jakarta Selatan. Penjualan melalui situs e-dagang juga marak di Indonesia atas produk Tomica.
Baca juga: Covid-19 Guncang Industri Mainan Dunia
Sesama penggemar biasanya sudah paham jenis varian tertentu Tomica yang sedang tren ataupun produk yang sudah langka di pasaran. Untuk varian produk Tomica yang biasa dan diproduksi di China dan Vietnam, tersedia secara luas di toko-toko mainan mandiri atau gerai di berbagai mal di Indonesia.
Komunitas penggemar Tomica di Indonesia, seperti Tomoci—pernah diliput harian Kompas dalam edisi Minggu, 20 November 2005—dalam kolom Hobi dan Komunitas, Berburu Kenangan Masa Kecil. Kolektor seperti Kemas Yulius Michwan mengoleksi berbagai mainan mobil miniatur, termasuk produk Tomica. Acara khusus, seperti Indonesia Diecast Expo, menjadi ajang temu para penggemar produk Tomica dan transaksi jual-beli, tukar-menukar koleksi, dan lain-lain berlangsung di antara para pemburu Tomica.
Keprihatinan dan kemandirian
Tomica lahir dari keprihatinan Jepang pasca-kekalahan dalam Perang Dunia II, yang didominasi mainan anak-anak, terutama mobil-mobilan impor, seperti merek Matchbox buatan Inggris. Berbagai mainan mobil mengadopsi mobil-mobil yang diproduksi pabrikan dunia asal Eropa dan Amerika Serikat, ada di toko mainan Jepang. Padahal, Jepang negara yang juga menjadi produsen mobil sejak lama.
Masaya Toyama, Presiden Direktur kedua Tomy, induk perusahaan Tomica, bermimpi memproduksi mainan metal mobil dan truk yang mencontoh kendaraan produksi Jepang.
Akhirnya diluncurkan produk perdana Tomica yang diambil dari singkatan Tomy dan Car dalam pelafalan Jepang. Produk perdana yang dibuat adalah Nissan Bluebird SSS Coupe, Toyota Corona Mark II, Toyota Crown Super Deluxe, Toyota Crown versi mobil polisi, Toyota 2000 GT, dan Nissan Fairlady Z432. Produk perdana tersebut masing-masing dijual seharga 180 yen dengan pintu mobil bisa dibuka, menggunakan pegas, roda dengan velg, dan pengecatan menggunakan teknik pelapisan elektrostatis seperti di pabrik mobil asli.
Baca juga: Pola Belanja Mainan Anak Selama Pandemi
Penjualan perdana tersebut mendapat sambutan hangat di Jepang. Variasi produk bertambah dengan 30 jenis mobil di tahun berikut, mencakup Mazda Cosmo Sport, Hakosuka Nissan Skyline, Toyota Celica 1600 GT, Mitsubishi Colt Galant, Honda 1300 Coupe 9, dan Subaru R-2.
Mula-mula produk Tomica terbatas membuat mainan meniru mobil penumpang dan mobil sport produki Jepang. Namun, pada 1972, sejalan berkembangnya industrialisasi Jepang zaman Perdana Menteri Kakuei Tanaka—dikenal di Indonesia terkait peristiwa Malari—berbagai mainan model truk dan alat berat buatan Hino, Isuzu, Komatsu, Furukawa, dan Kawasaki Heavy Industries juga dibuat oleh Tomica. Jenis yang populer bagi anak-anak dan kolektor semasa itu adalah seri buldozer dan dump truck.
Selanjutnya, pada 1974, produk Tomica sudah mencakup 100 model dan mulai melakukan ekspor ke Amerika Utara. Seiring krisis minyak masa embargo negara–negara Timur Tengah, harga Tomica naik menjadi 220 yen. Ketika itu, Tomica belum dikenal seperti saingannya, Matchbox dan Hot Wheels, di pasar mainan Amerika Serikat.
Demi menjangkau pasar mancanegara, Tomica pada 1976 merilis seri mobil produksi asing dengan rangkaian model perdana adalah kendaraan rekreasi Winnebago, Cadillac Fleetwood, dan Dodge Coronet. Produk awal mobil asing diawali dengan mengacu pada mobil produksi Amerika Serikat dan Jerman Barat.
Namun, pasar berkembang dan pada 1977, model mobil asing yang diproduksi Tomica mencakup mobil buatan Italia, Inggris, dan Perancis. Beberapa merek terkenal di antaranya Ferrari, Lamborghini, dan Lotus, sejalan dengan tren penjualan supercar di dunia. Pada puncak produksi seri mobil asing, Tomica mengeluarkan 70 jenis mobil mainan. Namun, pada 1988, seri tersebut digabungkan dalam produksi reguler Tomica.
Sepanjang 1990-an, muncul tren kolektor memburu produk Tomica hingga pada 2001, Tomy meluncurkan seri mobil-mobilan dengan detail rinci yang dinamakan seri Tomica Limited. Detail dari produk tersebut, seperti lampu, interior, dan velg serta roda mirip mobil aslinya. Seri tersebut berakhir produksinya pada 2013 dan dilanjutkan dengan seri Tomica Premium yang diluncurkan tahun 2015.
Tomica menjadi inspirasi bagi banyak orang. Perancang Honda Civic Type R, Hideki Kakinuma, menceritakan, semasa kecil dia ingin mempunyai Tomica seri Toyota Celica Liftback yang sering dilihatnya di etalase toko. Suatu ketika, ibunya membelikan Tomica seri Toyota Celica tersebut. Dengan bangga, mainan tersebut dibawanya ke sekolah dan selanjutnya hilang pada hari pertama Tomica tersebut dimilikinya.
Kejadian itu membuat dia terinspirasi membeli Toyota Celica asli yang kemudian menjadi inspirasinya saat merancang Honda Civic Type R yang mendunia.
Kemandirian suatu bangsa, bahkan dalam hal menyediakan mainan yang mengedukasi dan menjadi inspirasi bagi generasi muda, dapat menjadi pemantik bagi produksi mainan serupa di Indonesia, seperti mainan aneka bus dan model pesawat terbang, yang membawa identitas Indonesia....