Bersepeda Sendirian Lebih Aman untuk Hindari Risiko Penularan Virus
Niat berolahraga sepeda bisa berakibat fatal di era pandemi ini. Ahli kesehatan menyarankan agar bersepeda sendirian dengan menggunakan masker agar aman dari risiko penyebaran ”droplet” antarorang.
Oleh
ADITYA DIVERANTA
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Bersepeda memiliki potensi penularan Covid-19 saat dilakukan secara berkelompok dan tanpa jaga jarak yang aman. Untuk menghindari risiko tersebut, spesialis kedokteran olahraga menyarankan agar warga bersepeda secara sendirian.
Dokter spesialis kedokteran olahraga, Michael Triangto, menuturkan, ada banyak kemungkinan penularan yang terjadi saat kegiatan bersepeda kelompok. Sebab, kondisi berkelompok yang terjadi kerap mengabaikan jaga jarak fisik sehingga potensi droplet atau percikan air ludah saat berbicara, batuk, dan bersin akan mudah menyebar antarorang.
”Prinsipnya, penularan akan tetap terjadi jika kita tidak pakai masker. Apalagi dalam aktivitas bersepeda secara kelompok, banyak penggunaan peralatan bersama di komunitas yang sulit dicegah. Ditambah lagi ada yang berkeras tidak pakai masker sehingga akan berpotensi menularkan virus SARS-CoV-2 lewat droplet,” ujar Michael saat dihubungi, Rabu (29/7/2020).
Maka itu, kondisi bersepeda secara sendirian akan lebih aman dari risiko penularan Covid-19. Hal tersebut pun dengan syarat selama bersepeda harus tetap pakai masker.
Sementara itu, apabila berkelompok, pesepeda sebaiknya membatasi jumlah anggota paling banyak sekitar lima orang dengan jaga jarak fisik yang aman. Mengacu pada prosedur Perhimpunan Dokter Spesialis Kedokteran Olahraga (PDSKO), jaga jarak aman antarpesepeda yang disarankan adalah 20 meter. Dengan jarak sejauh itu, pesepeda hanya bisa gowes berkelompok dengan barisan linear.
”Memang jarak yang dianjurkan itu seakan membuat bersepeda menjadi tidak seru. Bersepeda di jalan juga tidak bisa lagi beriringan secara horizontal, jadi harus berbaris secara vertikal dengan jarak 20 meter,” katanya.
Setelah bersepeda, disarankan juga agar tidak berkerumun. Sebaiknya langsung pulang dan segera mandi. Hal tersebut karena pakaian yang digunakan bisa jadi berpotensi membawa virus SARS-CoV-2, penyebab Covid-19.
Sejumlah ketentuan dari PDSKO perlu dilakukan karena potensi penularan Covid-19 terus berkembang seiring waktu. Selama beberapa bulan terakhir, penularan Covid-19 yang belakangan dianggap hanya memungkinkan lewat droplets kini juga berpotensi tersebar dari udara. Michael menyatakan, prosedur dari PDSKO hanyalah upaya untuk mencegah penularan.
Sebelumnya, beredar kabar pesepeda yang juga bekerja sebagai tenaga medis di Blitar, Jawa Timur, terdeteksi positif Covid-19. Kabar di Blitar tersebut kemudian kerap dikait-kaitkan dengan potensi penularan di kalangan perkumpulan para pesepeda.
Pegiat sepeda dari komunitas Bike to Work (B2W) Indonesia, Julius Kusdwianartanto, menuturkan, upaya pencegahan juga telah dilakukan teman-teman komunitas. Pesepeda juga kini kerap gowes dalam bentuk kelompok kecil, yakni sekitar dua sampai lima orang.
Ketua B2W Poetoet Soedarjanto menjelaskan, teman-teman komunitas pesepeda juga telah menyusun protokol kesehatan saat gowes. Saat persiapan atau sebelum gowes, pesepeda wajib memperhatikan imbauan dari pemerintah tentang zona merah dan hijau penyebaran Covid-19 di wilayah masing-masing. Selanjutnya, memastikan kebersihan sepeda, terutama pada bagian sepeda yang bersentuhan dengan tangan dan perlengkapan.
Pastikan adanya perlengkapan yang mencegah paparan droplet saat gowes. Perlengkapan tersebut berupa pakaian berlengan panjang, sarung tangan, masker, kacamata, dan penutup kepala (bandana/topi untuk pesepeda). Jangan lupa menyediakan cairan pembersih tangan dan handuk kecil untuk mengelap keringat serta membawa botol minum yang tertutup plastik dan peralatan makan sendiri.
Michael menyarankan, kegiatan bersepeda sebaiknya tidak diforsir dengan intensitas berat. Apalagi dengan pakai masker, berolahraga pasti akan terasa lebih berat. Aktivitas olahraga seperti bersepeda pun disarankan dalam jarak yang wajar saja.
”Saat berolahraga, kita pasti punya bermacam tujuan. Ada yang pengin sekadar sehat, ada yang pengin cepat, dan ada juga yang memang menggunakan sepeda untuk moda transportasi jarak jauh. Saran saya, bersepeda sebaiknya cukup untuk memenuhi kesehatan, selebihnya disesuaikan dengan kemampuan,” ujar Michael.