JAKARTA, KOMPAS — Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) PT Astra International Tbk, Selasa (16/6/2020), secara resmi menunjuk Djony Bunarto Tjondro sebagai presiden direktur hingga 2023. Ia menggantikan Prijono Sugiarto yang kemudian ditunjuk menjadi presiden komisaris.
Sebelumnya, Djony menjabat sebagai Wakil Presiden Direktur Astra International sejak April 2019. Pada periode 2015-2019, Djony menjabat sebagai Direktur Astra International.
Saat menyampaikan keterangan pers secara virtual, Djony mengatakan, perusahaan telah menyiapkan sejumlah strategi kunci melawan penurunan bisnis kendaraan bermotor selama pandemi Covid-19. Salah satu strategi itu adalah disiplin keuangan, yakni merevisi belanja modal.
”Ketika bisnis cenderung menurun seperti sekarang, kami melihat kembali prioritas perseroan dan belanja modalnya. Pengeluaran yang tidak perlu akan ditekan,” ujarnya.
Djony berkomitmen untuk selalu menjaga bisnis Grup Astra dengan tetap mempertahankan keunggulan dalam menghasilkan barang dan jasa dengan fitur yang dapat diterima pelanggan pada biaya terendah dibandingkan dengan para pesaing.
”Intinya, perusahaan tidak boleh terlena di masa pandemi ini, harus melihat potensi bisnis yang dapat berkelanjutan dalam jangka panjang,” ujarnya.
Namun, Djony masih enggan memastikan apakah Astra International akan turut menurunkan proyeksi bisnis, seperti yang dilakukan sejumlah perusahaan yang kinerjanya terganggu pandemi Covid-19. Astra baru akan mengumumkannya setelah melihat laporan kinerja triwulan II-2020.
”Sulit untuk dapat memperkirakan pergerakan bisnis di tengah situasi pandemi Covid-19. Tetapi, saya kira, di tengah situasi ini akan selalu ada peluang yang akan muncul dan harus dimanfaatkan,” kata Djony.
Chief of Corporate Affairs Astra Riza Deliansyah mengatakan, sepanjang 2019, Astra membukukan laba bersih Rp 21,7 triliun. Dalam RUPST disepakati untuk membagikan dividen tunai kepada seluruh pemegang saham sebesar Rp 8,66 triliun atau sebesar Rp 214 per lembar saham.
”Sementara sisa laba bersih Rp 13,04 triliun dibukukan sebagai laba ditahan perseroan,” ujarnya.
RUPST Astra juga menerima pengunduran diri Chatib Basri sebagai komisaris independen. Sebagai penggantinya, Astra menunjuk Rahmat Waluyanto sebagai komisaris independen.