Dari Anak, untuk Anak
Anak kerap menjadi sumber inspirasi. Paket kreativitas untuk mengasah keterampilan yang semula hanya pengisi waktu di rumah pun berkembang menjadi ragam bisnis yang membawa manfaat bagi anak dan orangtua.
Anak kerap menjadi sumber inspirasi. Paket kreativitas untuk mengasah keterampilan yang semula hanya pengisi waktu di rumah pun berkembang menjadi ragam bisnis yang membawa manfaat bagi anak dan orangtua.
Sempat bingung membangun komunikasi dengan salah satu anaknya yang bersifat tertutup, pemilik The Menthilis Project, Khairun Nisa, menjajal membuat permainan dan kegiatan yang bisa dilakukan bersama sang anak. Tak disangka, banyak cerita mengalir keluar dari anaknya yang semula pendiam saat asyik merangkai beraneka jenis permainan dari bahan-bahan rumahan.
”Anak saya ada yang tipenya tertutup. Saya tanya juga ke psikolog harus bagaimana. Lalu, dicoba sambil melakukan kegiatan yang dia suka. Saya ajak bikin mainan. Sambil bikin itu, anaknya mau cerita. Jadi, bagi beberapa anak yang kesulitan bercerita, ini bisa membantu,” ujar Nisa, Kamis (4/6/2020).
Permainan diorama bermacam tema yang semula hanya untuk sang anak pun diunggahnya ke Instagram. Tak disangka, banyak teman tertarik dan menanyakan cara membuatnya, bahkan ada yang meminta dibuatkan. Bersama adiknya, Nisa pun lantas memulai The Menthilis Project pada 2014.
Baca juga : Pola Unik Keramik
Paket kreativitas bertema bermain dengan serangga diluncurkan sebagai produk pertama dan langsung terjual habis kurang dari sebulan. Disusul dengan tema lain, seperti terbang ke angkasa. Produk paket kreativitas anak ini membantu para orangtua yang butuh ide dan stimulasi tumbuh kembang anak, tetapi tak memiliki banyak waktu karena pekerjaan.
Kegiatan membuat mainan sendiri juga menjadi sarana edukasi yang sesuai untuk mengasah kreativitas dan imajinasi anak. Wawasan anak juga terbuka. Kemampuan sensorik dan motorik juga terlatih karena terbiasa memegang berbagai macam bahan dan menggerakkan berbagai alat, seperti menggunting, menjahit, memoles, dan merekatkan benda dengan lem.
Untuk itu, Nisa memikirkan serius bahan yang digunakan dalam setiap paket yang ditawarkan dan keamanannya untuk anak. Bahan baku seperti karton, kain, clay, replika batu kerikil, dan cat poster atau akrilik yang aman kerap digunakan untuk berbagai tema.
”Ada juga yang pakai baterai untuk menyalakan lampunya di paket Lenteraku yang jadi salah satu kit kreativitas paling favorit,” ungkap Nisa.
Dari sekitar 50 tema yang sudah dipasarkan, sebagian merupakan ide dari anak-anaknya. Ada juga yang merupakan masukan dari para pelanggan. ”Tetapi, seringnya anak-anak lebih kasih masukan ke ide bermainnya. Misalnya, satu paket tadinya ada tiga cara bermain. Setelah diujicobakan ke anak-anak, mereka malah nemu lebih banyak. Itu nanti kami masukkan,” ucap Nisa.
Selain paket satuan, The Menthilis Project juga melayani pesanan bagi yang membutuhkan goodie bag untuk ulang tahun anak. Sebelumnya, ini menjadi penyumbang terbesar pemasukan bagi The Menthilis Project. Saat pandemi, permintaan goodie bag menurun. Namun, perlahan, pesanan untuk paket satuan justru meningkat karena anak-anak membutuhkan kegiatan selama di rumah saja.
”Belum lama ini ada yang tanya juga untuk ulang tahun virtual. Jadi, nanti paketnya dikirimkan ke anak-anak yang diundang dan membuat bersama-sama lewat online,” kata Nisa.
Baca juga : Jurnal Cantik Pelepas Emosi
Lewat buku
Karya yang terinspirasi anak juga dibuat Nova Soviningrat Clefiena. Pendiri Cleferik Doodle ini memulai melalui buku berjudul Oh! Si Burung Hantu yang terjual habis di pasaran dalam satu bulan setelah diunggah melalui Instagram. Buku itu terwujud lantaran dirinya kesulitan mencari buku yang mendukung materi homeschooling untuk anak pertamanya.
”Saat itu masih sulit mencari buku, baik secara offline maupun online, yang sesuai dengan materi homeschooling saya. Saya coba bikin. Setelah melihat postingan buku itu di Instagram, banyak yang berminat dan akhirnya saya coba jual. Dalam satu bulan langsung sold out,” ungkap Clefy, sapaan akrabnya, yang juga merupakan seorang ilustrator.
Judul lain seperti Ayo, Kembalikan ke Asalnya! dan Hewan-hewan Negeri Es juga diminati. Tak sekadar buku, Clefy memadukannya dengan perangkat permainan yang dapat dijadikan media bercerita atau mengajak anak untuk membuat produk do it yourself (DIY) dengan mengisahkan cara pembuatannya di dalam buku.
Anak-anak juga diajak mencintai diri sendiri dan lingkungan, terutama lingkungan Indonesia.
Pada situs milik Cleferik Doodle juga disediakan permainan DIY gratis untuk dicetak langsung di rumah. Inovasi lain yang juga kini diminati dan kerap dijadikan pilihan kado ulang tahun anak adalah buku yang dibuat personalized. Di dalam buku ini nama tokoh disesuaikan dengan nama si anak. ”Jadi, mereka merasa berperan di dalam buku itu. Ini efektif untuk menyampaikan pesan kepada anak agar mudah diingat,” ujar Clefy.
Perpaduan buku dan produk DIY yang dikembangkan Clefy sejak 2016 ini tidak hanya untuk memenuhi materi ajar bagi buah hatinya. Berbagai karya yang lahir ini juga bertujuan meningkatkan ikatan antara orangtua dan anak, baik melalui buku maupun aktivitasnya.
”Anak-anak juga diajak mencintai diri sendiri dan lingkungan, terutama lingkungan Indonesia. Oleh karena itu, setiap buku Cleferik Doodle berisi cerita dan aktivitas yang selalu diselipkan muatan untuk menjaga lingkungan,” kata Clefy.
Kolaborasi
Ada pula orangtua murid dan guru yang bekerja sama menciptakan tempat berkreasi, yakni Studio Arty Crafty di kawasan Roxy, Jakarta. Anita Sultan Santoko dan Agatha merasa cocok karena sama-sama memiliki ketertarikan minat dengan seni dan dipertemukan dalam acara sekolah untuk anak Anita.
”Kami sama-sama suka dengan kegiatan yang berbau art and craft dan juga senang dengan anak-anak. Jadi, kenapa tidak. Lagi pula, anak-anak kadang jenuh dan bosan setelah seharian sekolah. Kegiatan ini pun awalnya bertujuan ingin menghibur anak-anak dengan hal lain di luar akademis dan pembelajaran sekolah,” kata Agatha.
Studio yang baru berusia satu tahun ini tadinya hanya menyediakan kelas lokakarya bagi anak-anak untuk membuat prakarya dengan berbagai macam bahan, seperti makaroni, batu, kain felt, karton, kertas, benang, dan kayu. Kini, Anita dan Agatha juga menyediakan paket kreativitas yang dapat dikirimkan langsung ke rumah.
”Karena sikon sedang begini, kami tidak kehilangan kreativitas juga. Sekaligus refleksi dari anak-anak sendiri yang merasa bosan di rumah saja, kami kembangkan paket kreativitasnya sendiri,” ungkap Anita.
Kegiatan seni dan kerajinan ini juga ternyata berguna untuk melatih fokus anak. Di sisi lain, anak-anak dapat bereksperimen dengan bahan yang disediakan dan dibebaskan membuat karya sesuai tema, tetapi tidak terbelenggu dengan aturan.
Studio Arty Crafty juga kerap mengisi lokakarya di sejumlah sekolah atau diundang ke acara ulang tahun anak dan membuat goodie bag. Dalam kondisi pandemi saat ini, lokakarya daring pun sedang digagas untuk menjadi solusi.
Yuk, jadikan waktu dengan anak lebih berkualitas.