Restoran dan kafe mulai menggeliat seiring dengan diperbolehkannya kedua tempat yang berada di bangunan mandiri itu untuk melayani makan di tempat. Akan tetapi, kondisi saat ini belum seperti sebelum pandemi Covid-19.
Oleh
INSAN ALFAJRI
·3 menit baca
KOMPAS/INSAN ALFAJRI
Warga mendatangi salah satu restoran di Bendungan Hilir, Jakarta Pusat, Selasa (9/6/2020), hari kedua pelonggaran aktivitas ekonomi di Jakarta.
JAKARTA, KOMPAS — Restoran dan kafe mulai dikunjungi warga pada hari kedua aktivitas ekonomi itu boleh dijalankan lagi di Jakarta, Selasa (9/6/2020). Warga memanfaatkan masa pembatasan sosial berskala besar transisi ini untuk kembali merasakan suasana nongkrong dengan tetap memperhatikan protokol kesehatan.
Pengunjung mulai berdatangan di restoran Bebek Kepahiang Babase (BKB) Bendungan Hilir, Jakarta Pusat, Selasa siang. Sedikitnya ada 20 orang bersantap di tempat.
Untuk menjaga kesehatan pengunjung, pengelola memberikan pembatas di setiap meja makan. Ada juga fasilitas untuk mencuci tangan di pintu masuk restoran. Manajemen pun menyediakan ruang tunggu khusus ojek daring.
Pelanggan BKB, Fery (26), menyatakan, untuk pertama kalinya dia kembali makan di tempat setelah pemberlakuan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) 10 April 2020. Selama dua bulan terakhir, saat restoran dilarang menyediakan fasilitas makan di tempat, Fery memesan makanan dengan metode drive thru di restoran cepat saji.
”Kalau kepepet, aku makan di mobil,” kata karyawan bank yang berkantor di Bendungan Hilir ini.
KOMPAS/INSAN ALFAJRI
Tempat parkir restoran BKB Bendungan Hilir, Jakarta Pusat, terlihat ramai, Selasa (9/6/2020).
Penerapan protokol kesehatan di restoran ini, menurut Fery, sudah cukup membuatnya nyaman makan di tempat. Di sini ruang antara perokok dan pelanggan yang tidak merokok dibatasi. ”Sudah amanlah,” ujarnya.
Pekerja di BKB mengatakan, restoran ini buka 24 jam. Dua hari terakhir, setelah restoran diperkenankan kembali melayani makan di tempat, pelanggan terus berdatangan. Akan tetapi, jumlah pengunjung masih jauh dari hari normal sebelum terjadi pandemi Covid-19.
Di restoran dengan menu utama bebek ini, jumlah meja makan yang disediakan sekitar 20 unit. Di hari normal, kapasitas meja bisa ditempati enam pelanggan.
Di sepanjang Jalan Danau Tondano, Bendungan Hilir, tempat makan kaki lima pun mulai kedatangan pelanggan. Warteg, warung kopi, serta rumah makan padang pinggir jalan menjajakan dagangan tanpa ada pembatasan jarak tempat duduk.
Warga yang ingin nongkrong, restoran dan kafe besar lebih relatif aman karena menjalankan protokol kesehatan. Hanya saja, Anda harus merogoh kocek lebih besar ketimbang nongkrong di tempat makan pinggir jalan.
KOMPAS/INSAN ALFAJRI
Karyawan Roti Bakar Kemang, Jakarta Selatan, mengenakan masker dan pelindung wajah. Foto diambil Selasa (9/6/2020).
Di Jakarta Selatan, Roti Bakar Kemang pun mulai kedatangan pengunjung. Sebelum masuk restoran, pengunjung diharuskan mencuci tangan pakai sabun. Pengunjung disambut oleh pramusaji bermasker dan dilengkapi pelindung wajah.
Di lantai dua, ruangan bebas asap rokok, ada enam orang sedang
menikmati kopi dan menyantap roti bakar. Adapun di lantai tiga yang dikhususkan bagi para perokok, hingga sore hari, ada enam pengunjung.
Angga (24) dan Marsya (17), pengunjung Roti Bakar Kemang, sebelumnya mendatangi tempat nongkrong di wilayah Senopati. Akan tetapi, sejumlah kafe di tempat itu belum melayani makan di tempat. Akhirnya, mereka memilih ke Roti Bakar Kemang.
”Pembatasan tempat duduknya diatur supaya tidak crowded. Ini sudah okelah. Cukup aman untuk mengobati kerinduan dua bulan tak nongkrong,” ujar Angga sambil tersenyum.
Dihubungi secara terpisah, pendiri Breso Resto and Coffee, Sudrajat, menjelaskan, tingkat okupansi restoran miliknya selama dua hari terakhir masih sekitar 10 persen. Ini karena masyarakat, terutama kelas menengah, masih waspada terhadap penularan Covid-19.
KOMPAS/DOKUMENTASI PRIBADI
Founder Breso Resto and Coffee, Sudrajat
Breso, lanjut Sudrajat, memiliki empat gerai di Jakarta. Saat ini, baru satu gerai beroperasi. Tiga gerai lainnya berada di mal sehingga baru 15 Juni boleh melayani makan di tempat.
Dia dan sejumlah pengusaha restoran memprediksi okupansi restoran akan kembali normal pada akhir tahun. Itu pun dengan syarat tak ada peningkatan kasus Covid-19 di Jakarta.
”Untuk restoran yang segmennya kelas menengah atas, perkembangan penanganan pandemi Covid-19 sangat memengaruhi karena kelas menengah ini sangat aware dengan kesehatan,” kata Sudrajat yang juga anggota Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia.