Penuhi Permintaan Ekspor, Suzuki Aktifkan Kembali Pabrik di Indonesia
Pekan ini, Suzuki mengaktifkan kembali pabrik-pabrik mobilnya di Indonesia untuk mulai memenuhi pasar ekspor. Di pekan yang sama, Nissan Motor Co menutup pabriknya di Indonesia untuk seterusnya.
Oleh
Dahono Fitrianto
·4 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Seiring dengan datangnya normal baru di tengah situasi pandemi Covid-19, pasar otomotif di sebagian negara di dunia mulai menggeliat lagi. Merespons hal tersebut, PT Suzuki Indomobil Motor mulai mengaktifkan kembali pabrik-pabriknya di Indonesia guna memenuhi permintaan ekspor ini.
”Pabrik Suzuki mulai beroperasi kembali secara bertahap untuk memenuhi permintaan ekspor mengingat pasar internasional mulai pulih pascapandemi Covid-19. Namun, pada tahap awal ini kami akan mengurangi volume produksi dan secara bertahap akan kami lakukan evaluasi agar volumenya bisa ditingkatkan,” ujar Seiji Itayama, Presiden Direktur PT Suzuki Indomobil Motor/Suzuki Indomobil Sales, dalam siaran pers, Jumat (29/5/2020).
Seperti diberitakan sebelumnya, aktivitas produksi Suzuki di Indonesia dihentikan sementara sejak 13 April hingga 22 Mei 2020 sesuai kebijakan pemerintah untuk memutus rantai penyebaran Covid-19. Namun, sejak 26 Mei 2020, kegiatan di sejumlah fasilitas produksi milik Suzuki kembali diaktifkan secara bertahap.
Itayama menegaskan, pengoperasian kembali pabrik-pabrik Suzuki di Indonesia ini dilakukan dengan tetap menerapkan protokol kesehatan yang ketat untuk mencegah penularan penyakit yang ditimbulkan virus korona baru, SARS-CoV-2, tersebut.
”Kami memastikan tetap menjalankan Suzuki Hygiene Commitment dan standar protokol kesehatan yang diberlakukan pemerintah untuk seluruh karyawan dalam pengoperasian pabrik. Ini adalah langkah kami untuk beradaptasi dengan tatanan kehidupan baru atau new normal sambil terus mendukung perekonomian Indonesia,” papar Itayama.
Suzuki memastikan seluruh kegiatan operasional dipantau dengan ketat dan memenuhi regulasi pemerintah mengenai physical distancing. Karyawan dipastikan mengenakan masker, selalu mencuci tangan, hingga menjaga jarak aman dengan karyawan lain. Suzuki juga membagi jadwal makan siang di pabrik menjadi dua giliran sehingga tak terjadi penumpukan orang serta membuat sekat di atas meja makan. Di sejumlah lokasi kerja yang tidak memungkinkan physical distancing, seperti di line production, dipasang sekat antarkaryawan untuk meminimalkan risiko penularan virus.
Menurut dia, aktivitas produksi dimulai lagi di pabrik Suzuki di Cakung (Jakarta), Cikarang (Kabupaten Bekasi), dan Tambun 1 (Bekasi). Sementara pabrik Tambun 2 belum dioperasikan hingga saat ini karena pabrik tersebut lebih banyak memproduksi mobil-mobil untuk pasar domestik, seperti New Suzuki Carry Pickup, Suzuki APV, dan Suzuki Karimun Wagon R.
Direktur Pemasaran Roda 4 PT Suzuki Indomobil Sales (SIS) Dony Saputra mengatakan, selama ini Suzuki Indonesia mengekspor sejumlah model andalannya, seperti Suzuki XL7, Suzuki Ertiga, Suzuki Carry Pickup, Suzuki Karimun Wagon R, dan Suzuki APV, ke sejumlah negara. ”Kami mengekspor ke pasar dengan setir kanan maupun setir kiri,” ujar Dony.
Sepanjang tahun 2019, lanjut Dony, pihaknya mencatatkan angka ekspor 66.433 unit mobil ke tak kurang dari 52 negara tujuan.
Tutup permanen
Bersamaan dengan kabar pengaktifkan kembali pabrik-pabrik Suzuki di Indonesia, beredar kabar penutupan pabrik Nissan di Indonesia secara permanen. Sejak Kamis (28/5/2020), pabrik Nissan di Indonesia resmi ditutup dan selanjutnya seluruh produksi Nissan di kawasan ASEAN akan dipusatkan di Thailand.
Penutupan pabrik Nissan ini tidak terkait pandemi Covid-19, melainkan bagian dari strategi jangka menengah Nissan Motor Co, Ltd untuk mencapai pertumbuhan berkelanjutan, stabilitas finansial, dan meningkatkan profitabilitas pada akhir tahun fiskal 2023. Strategi tersebut diumumkan langsung oleh CEO Nissan Motor Co Makoto Uchida di markas besar Nissan di Yokohama, Jepang, Kamis (28/5/2020).
Strategi jangka menengah ini meliputi langkah-langkah rasionalisasi biaya dan optimalisasi bisnis dan pergeseran fokus dari ekspansi besar-besaran yang dilakukan Nissan di masa lalu. Langkah yang ditempuh antara lain menutup pabrik di Indonesia dan di Barcelona, Spanyol, serta keluar sama sekali dari pasar Korea Selatan. Khusus di ASEAN, Thailand akan menjadi satu-satunya basis produksi bagi Nissan.
”Rencana transformasi kami bertujuan memastikan pertumbuhan stabil daripada ekspansi penjualan yang berlebihan. Kami sekarang akan berkonsentrasi pada berbagai kompetensi inti kami dan meningkatkan kualitas bisnis kami, sembari menjaga disiplin finansial dan fokus pada pendapatan neto per unit untuk meraih profitabilitas,” papar Uchida dalam siaran pers di laman resmi Nissan, yang juga disebarluaskan oleh Nissan Motor Indonesia (NMI).
Dalam paparan strategi baru ini, Nissan akan berkonsentrasi pada tiga pasar utamanya di dunia, yakni China, Jepang, dan Amerika Utara. Nissan juga akan lebih fokus pada pengembangan produk-produk intinya, dengan mengurangi jumlah total model globalnya dari 69 model menjadi kurang dari 55 model mobil saja.
Fokus pada model inti termasuk dengan memusatkan perhatian pada mobil-mobil di segmen C (mobil kompak) dan D (mobil menengah-besar), mobil listrik, dan mobil sport. Dalam 18 bulan ke depan, Nissan merencanakan akan meluncurkan 12 model mobil baru ke pasar.