Ponsel ”Flagship” Ramah Kantong
Xiaomi meluncurkan ponsel Mi 10. Gawai ini meramaikan peta persaingan pasar ponsel flagship di Indonesia
Tahun 2020 menjadi penanda kiprah Xiaomi di dunia teknologi selama 10 tahun. Untuk memperingatinya, Xiaomi meluncurkan ponsel flagship dengan harga Rp 9,99 juta di Jakarta, Jumat (8/5/2020).
Kompas mendapatkan kesempatan untuk mencoba Xiaomi Mi 10 versi global selama beberapa hari. Ponsel yang diterima adalah Mi 10 berwarna twilight grey.
Ketika dibuka, kotak Xiaomi Mi 10 itu juga berisi buku petunjuk, kartu garansi, alat pengisi daya, kabel adaptor untuk audio, SIM card ejector, dan pelindung ponsel dari silikon. Kotak ponsel ini tidak menyertakan earphone.
Kesan pertama ketika memegang ponsel ini adalah bentuk dan lekukan yang tampak elegan dengan berat 208 gram. Tampilan layar ponsel ini menunjukan saturasi yang tinggi karena Mi 10 menggunakan panel Super AMOLED berdiagonal 6,67 inci dengan resolusi 2.340 x 1.080 piksel dan refresh rate hingga 90 Hz. Layar ponsel ini berlapis kaca anti gores Gorilla Glass 5.
Performa ponsel
Mi 10 ditenagai Qualcomm Snapdragon 865. Mi 10 memiliki CPU Kryo 585, RAM LPDDR5 8 GB, dan media internal UFS 3.0 256 GB. Penggunaan Snapdragon 865 merupakan level tertinggi di kelasnya, dimana produk ini juga telah digunakan dalam ponsel flagship Samsung Galaxy S20 series, OnePlus 8 dan OnePlus 8 Pro, atau Realme X50 Pro.
Ketika diuji di Jakarta, Rabu (27/5/2020), menggunakan aplikasi benchmark Geekbench 5.0, hasil menunjukan performa CPU Mi 10 meraih skor 907 untuk single-core dan 3.293 untuk multi-core.
Skor ini menempatkan skor single-core Mi 10 berada di peringkat yang lebih tinggi dari ponsel Samsung Galaxy S10+ (skor 759), OnePlus 7T (skor 759), atau OnePlus 7 Pro (skor 729). Sedangkan skor multi-core Mi 10 lebih unggul dibandingkan OnePlus 7T (skor 2.688), OnePlus 7 Pro (2.673), dan Samsung Galaxy Note 10 (skor 2.504).
Mi 10 sendiri menggunakan Qualcomm Adreno 650 untuk GPU. Uji coba melalui Geekbench 5.0 menunjukan, Mi 10 meraih skor 2.958 terkait kemampuan OpenCL. Skor ini lebih rendah ketimbang Samsung Galaxy S10+ (skor 3.938) dan Samsung Galaxy S8 (skor 3.722), tetapi lebih tinggi dari OnePlus 7T (skor 2.641).
Dalam peluncuran Mi 10, Xiaomi tidak segan membandingkan kemampuan ponsel ini dengan produk terbaru pemain lama dalam dunia flagship, seperti Galaxy S20+ dari Samsung dan iPhone 11 Pro Max dari Apple. Mi 10 diklaim unggul dalam sejumlah aspek, seperti kamera, baterai, kemampuan isi daya, dan harga dibandingkan dua ponsel ini.
Rata-rata perolehan skor Mi 10 dalam aplikasi Geekbench pun setara dengan ponsel flagship Samsung tersebut. Dikutip dari Geekbench.com pada hari yang sama, Galaxy S20+ 5G meraih skor 905 untuk single-core dan 3.172 untuk multi-core. Mi 10 baru kalah ketika bersanding dengan iPhone 11 Pro Max yang meraih skor 1.328 untuk single-core dan 3.500 untuk multi-core.
Adapun Mi 10 menggunakan baterai 4.780 mAh yang mengisi daya sebesar 30 watt secara cepat dengan kabel atau tanpa kabel. Ponsel ini juga mengisi daya ke perangkat lain (reverse wireless charging) dengan kemampuan 30 watt. Dalam uji coba Kompas, baterai ponsel dari 10 persen terisi penuh dalam waktu satu jam.
Fitur andalan
Berbagai strategi Xiaomi terapkan untuk meningkatkan daya tawar Mi 10. Kali ini Xiaomi mengadopsi kamera dengan resolusi 108 MP. Strategi serupa sebelumnya telah diterapkan ketika perusahaan ini merilis Mi Note 10, yang bukanlah ponsel flagship, beberapa waktu lalu.
Mi 10 memiliki empat kamera, yakni kamera utama 108 megapiksel (MP), kamera ultra wide-angle seluas 123 derajat 13 MP, kamera makro 2 MP, dan kamera depth 2 MP. Sedangkan kamera depan beresolusi 20 MP. Ponsel ini tidak memiliki kamera telefoto.
Untuk perangkat lunaknya, fitur kamera Mi 10 memiliki modul laser autofocus pada kamera utama yang bekerja bersama fitur Artificial Intelligence (AI) 2.0, night-mode 2.0, dan dual-flash. Kombinasi ini membuat hasil foto kamera tampak tajam secara keseluruhan. Namun, ketajaman foto menggunakan kamera 108 MP terlihat berkurang dengan kasat mata ketika menggunakan zoom.
Mi 10 memiliki video 4K dan dapat mencapai Ultra HD 8K dengan resolusi 30 gambar per detik (fps). Akan tetapi, ketika diuji coba, tidak tampak perbedaan signifikan antara video 4K dan 8K jika dilihat dengan mata telanjang.
Adapun ada sejumlah hal yang menjadi sorotan terhadap Mi 10. Pertama, bodi ponsel ini sayangnya sangat licin sehingga pengguna harus berhati-hati jika tidak menggunakan pelindung silikon.
Lalu, tonjolan kamera Mi 10 pun lumayan tinggi karena kebutuhan sensor. Dalam sesi pembongkaran Mi 10, tampak bagian kamera menonjol karena sensor untuk kamera 108 MP berukuran besar dibandingkan sensor untuk tiga kamera lainnya. Komponen lainnya juga ada, seperti modul laser autofocus.
Tonjolan itu membuat adanya ketidakseimbangan ponsel ketika ditaruh di atas suatu permukaan yang rata, seperti meja. Ini dapat mengganggu sebagian pengguna. Tonjolan kamera ini baru sedikit berkurang ketika pengguna menggunakan pelindung silikon.
Selain itu, lokasi kamera belakang dan lampu flash Mi 10 disusun secara vertikal di bagian kanan. Pengguna harus berhati-hati agar jarinya tidak menutupi kamera paling bawah atau flash ketika mengambil gambar.
Tidak seperti Samsung Galaxy S20+ atau iPhone 11 Pro Max, Mi 10 tidak memiliki sertifikat IP68 agar ponsel tahan air atau debu. Namun, Mi 10 mengadopsi teknologi P2i yang melapisi bodi ponsel agar tahan terhadap terhadap percikan air.
Terlepas dari hal itu, kelebihan Mi 10 cukup menaruhnya di dalam peta persaingan pasar flagship di Indonesia. Apalagi, harganya “hanya” Rp 10 juta, jauh lebih rendah dari harga ponsel flagship terkenal di Indonesia seperti Samsung Galaxy S20+ yang dihargai Rp 14,5 juta ada Maret 2020 dan iPhone 11 Pro Max yang dihargai sekitar Rp 23 juta pada Desember 2019.
Sepuluh tahun
Country Director Xiaomi Indonesia, Alvin Tse mengatakan, peluncuran ponsel flagship Mi 10 sekaligus merupakan perayaan 10 tahun Xiaomi di Indonesia. Ponsel ini sekaligus menegaskan kembali mimpi pendiri perusahaan untuk membuat ponsel pintar yang canggih dengan harga yang masuk akal.
“Dari awal berdiri, Xiaomi dikenal sebagai ponsel yang memang fokus untuk orang yang tech savvy. Seiring waktu berjalan, kami mulai meluncurkan produk lain untuk menarik konsumen sehingga orang berpikir Xiaomi hanya fokus pada produk yang affordable. Tetapi, kembali kepada prinsip pendiri kami adalah memberi pengguna produk otentik dengan komponen dan harga terbaik,” tuturnya.
Tse mengakui, peluncuran Mi 10 kali ini merupakan pertanda bahwa Xiaomi akan mulai bermain di dunia flagship di Indonesia. Seperti yang bisa dilihat, Xiaomi berusaha membedakan diri dengan menawarkan ponsel dengan harga “kaki lima” dengan rasa “bintang lima”. Ponsel ini dihargai dibawah Rp 10 juta, meskipun hanya selisih seribu rupiah, tentunya dapat menarik minat kalangan menengah ke bawah.
Langkah Xiaomi pastinya tidak mudah. Sudah ada banyak pemain lama di dunia flagship, seperti Samsung, Apple, Huawei, dan Oppo. Namun, persaingan seperti ini tentunya menyehatkan ekosistem industri ponsel pintar karena konsumen memiliki banyak pilihan sesuai kebutuhan.