Mudik dengan berkendara mobil yang serba nyaman memang asyik. Itu sebabnya, saat semua diminta mengurungkan niat mudik akibat pandemi Covid-19, kehadiran Mercedes-Benz V-Class di depan mata begitu menggoda.
Oleh
Stefanus Osa Triyatna
·5 menit baca
Mudik dengan berkendara mobil yang serba nyaman memang asyik. Itu sebabnya, saat semua diminta mengurungkan niat mudik akibat pandemi Covid-19, kehadiran Mercedes-Benz V-Class di depan mata begitu menggoda.
Membayangkan duduk manis di jok elektrik yang dirancang berbentuk captain seat di baris kedua saja rasanya semakin ingin cepat-cepat bepergian jarak jauh dengan van mewah ini.
Dua bulan sejak mobil ini diperkenalkan dalam Perayaan 50 Tahun Mercedes-Benz di Indonesia, Kompas akhirnya bisa mencicipi New Mercedes-Benz V-Class tipe V 260 Avantgarde. Tawaran kenyamanan dan keamanan khas Mercedes-Benz di van ini adalah dua rasa yang tidak bisa dilewatkan begitu saja.
Terus terang, melihat tampilan eksterior mobil berdimensi panjang 5.140 mm, lebar 1.928 mm, dan tinggi 1.980 mm ini tidak terlampau istimewa pada siang hari. Bentuknya ya seperti van pada umumnya, dengan moncong pendek dan badan kotak besar. Emblem Mercedes-Benz besar di gril depanlah yang menandakan ini bukan van sembarang van.
Begitu pintu geser terbuka, Kompas mencoba duduk manis di baris kedua. Ada dua jok besar terpisah, seperti lazimnya captain seat. Tombol pengatur otomatisnya sangat memudahkan untuk mencari posisi paling nyaman.
Tinggal atur posisi penyangga betis, sandaran punggung, dan sandaran kepala. Sandaran telapak kaki pun tersedia. Tingkat kelapangan duduk di baris kedua juga mudah diatur dengan memajumundurkan kursi berlapis kulit empuk ini.
Menambah unsur kenyamanan, jok besar ini sudah dilengkapi fitur penghangat ataupun pendingin. Apalagi, ada fitur pijat elektrik yang bikin punggung penumpang terasa nyaman. Benar-benar bikin betah, apalagi saat tidak perlu mengemudikan sendiri van besar ini.
Fitur pelengkap lainnya adalah tempat botol minum berpendingin dan berpenghangat di bagian konsol tengah. Kesan lega di dalam kabin semakin ditunjang dengan atap panoramik di atas baris kedua dan ketiga.
Yak, benar, van yang dibanderol Rp 1,555 miliar (off the road) ini memiliki tiga bangku di baris ketiga. Nah, benar juga, bisa muat penumpang tiga orang dewasa lagi. Waktu mencoba duduk di baris ketiga, posisi duduk masih tetap terasa lega.
Walaupun bisa muat tujuh tujuh orang, termasuk pengemudi, van premium ini masih berani mengandalkan mesin bensin empat silinder berkapasitas 1.991 cc. Tenaga yang dihasilkan maksimum 211 HP pada putaran mesin 5.500 rpm dan torsi tertinggi 350 Nm pada rentang 1.800-4.000 rpm.
Dengan posturnya yang tinggi besar, wajar jika muncul kekhawatiran mobil akan limbung saat dikendarai. ”Silakan dites saja. Boleh kok, kecepatan di atas 150 kilometer per jam tetap asyik. Rasakan sendiri fitur-fitur keamanan dan kenyamanannya. Lebih asyik, mobil ini memang untuk perjalanan jauh,” kata Dennis A Kadaruskan, PR Department Manager PT Mercedes-Benz Distribution Indonesia, saat berjumpa di kawasan Serpong, Banten, Jumat (8/5/2020).
Anak kunci
Mengemudikan sendiri mobil van ini terasa berbeda. Meski menggunakan sistem keyless, mobil ini masih memiliki anak kunci. Kunci remote ini bisa digunakan untuk membuka kunci pintu, termasuk membuka pintu belakang sebelah kiri dan bagasi. Sementara, untuk mengaktifkan atau menonaktifkan mesin tetap harus menyematkan anak kunci tersebut ke lubang kunci di sebelah kiri bawah kemudi.
Setelah mengatur posisi kursi pengemudi dan roda kemudi, mode kendara dipilih di Comfort karena kami ingin santai menikmati perjalanan yang lengang pada pagi hari di kawasan Serpong. Ada juga pilihan mode Eco dan Sport, termasuk pilihan memindahkan transmisi otomatis secara manual dengan paddle shift di balik kemudi.
Meluncur di jalan tol, sedikit demi sedikit kecepatan bertambah di jalan yang lengang. Tak terasa limbung, bahkan ketika kecepatan sempat menyentuh 160 km per jam sebelum harus direm untuk tidak melanggar batas kecepatan. Fitur Crosswind Assist terasa membuat mobil stabil saat ada embusan angin dari samping, misalnya saat sedang menyalip atau disalip kendaraan lain.
Yang menarik, fitur keamanannya. Ketika melaju dan berpindah lajur tanpa mengaktifkan lampu sein, roda kemudi terasa bergetar. Fitur keamanan mengingatkan, salah satu roda sudah menginjak garis marka jalan.
Fitur lain berupa sinyal segitiga di kaca spion secara otomatis menyala dan memberikan suara peringatan saat kendaraan lain mendekat dari sisi kiri atau kanan di arena blind spot.
Sistem bantuan mengemudi yang canggih ini sudah menjadi perangkat standar. Fitur keamanan V-Class ini sudah setara dengan sedan-sedan Mercedes-Benz E-Class dan S-Class yang sudah dilengkapi radar modern, kamera, dan sensor ultrasonik.
Mode berkendara sempat dipindahkan ke Sport, sontak tarikan mesin terasa benar mengikuti kebutuhan mengemudi. Perpindahan transmisi otomatis 7G-Tronic Plus dengan tujuh tingkat percepatan nyaris tak terasa. Begitu halus.
Pengujian dilanjutkan di areal parkir outdoor Mal Alam Sutera. Bukan sekadar berjalan melintas dan menikung. Eksplorasi fitur-fitur pun tak lupa dilakukan.
Menu Vehicle Setting, antara lain, bisa mengubah warna lampu ambient, tingkat kecerahan lampu, suara indikator on/off tombol kunci, locator illumination, dan jeda waktu lampu eksterior padam dengan sendirinya. Juga ada pengaturan kamera 360 derajat dan 180 derajat yang memperlihatkan sisi depan, samping dan belakang kendaraan.
Menu pilihan lainnya, yang bisa diakses dari layar monitor utama di tengah dasbor adalah, Navigasi, Radio, dan Media. Belum lagi, saat mendengarkan alunan musik di kabin V-Class ini, sistem infotainment sudah dilengkapi sistem suara surround Burmester.
Dennis mengatakan, Mercedes-Benz menempatkan posisi kendaraan ini sebagai mobil antar-jemput khusus penumpang di negara-negara Eropa, seperti antar-jemput VIP di bandara. Namun, kelengkapan yang disediakan juga memberikan kenikmatan personal kepada pengemudinya. Ah, andai saja kami bisa mengendarainya lebih jauh....