Rona Elegan dalam Pengharapan
Daya pakai tinggi dan multigaya menjadi mantra bagi karya-karya lini Purana. Koleksi terbaru jenama ini, Resort 2020, hadir dalam rona elegan, seakan memberikan suntikan kesemarakan di tengah lesunya jagat mode
Daya pakai tinggi dan multigaya menjadi mantra bagi karya-karya lini Purana. Koleksi terbaru jenama ini, Resort 2020, hadir dalam rona elegan, seakan memberikan suntikan kesemarakan di tengah lesunya jagat mode akibat pandemi Covid-19.
Meluncurkan koleksi baru di tengah situasi krisis bukan hal mudah. Direktur Kreatif Purana Nonita Respati menuturkan, dirinya harus berkarya sekaligus mengelola bisnis mode dengan pendekatan baru. Ketika satu jalan tertutup, jalan lain justru terbuka.
”Dengan adanya krisis ini, kami belajar hal baru. Karakter bisnis berubah. Kami tetap diberi jalan untuk survive dengan cara baru berbisnis,” tutur Nonita, Selasa (28/4/2020).
Proses pembuatan koleksi Resort 2020 ini, imbuh dia, sudah berjalan jauh sebelum merebaknya virus korona. Jadwal produksi sudah terencana sedemikian rupa sehingga koleksi tersebut bisa diluncurkan April ini.
Seperti ”tradisi” Purana dalam koleksi-koleksi sebelumnya, untuk Resort 2020, Nonita berkolaborasi dengan desainer grafis Taja Sukarya. Taja dikenal membuat karya-karya grafis, salah satunya novel grafis Moon Shadow, Book 1: Danse Macabre. Dia juga banyak membuat karya ilustrasi buku anak-anak.
Saat melihat referensi karya Taja, Nonita langsung jatuh cinta pada suatu motif yang atraktif. ”Saya dan Taja lalu memodifikasi motif tersebut dan menjadikannya seolah terlihat seperti motif kebudayaan Aztec di Meksiko sebagai inspirasinya,” ujar Nonita.
Motif tersebut berupa corak abstrak, dengan aksen grafis dan simbol yang estetik. Menurut Nonita, motif ornamental semacam itu bisa diterima di semua kalangan. Terlebih pasar Purana juga banyak terdapat di kawasan Timur Tengah.
Motif dengan pola geometris garis dan lengkung tersebut menghiasi 20 potongan busana yang dirangkai menjadi 16 tampilan, seperti jumpsuit, terusan, terusan yang bisa menjadi rangkapan, vest, atasan, atasan yang bisa menjadi luaran, kimono two-ways, dan celana.
Setiap potong busana bisa dipadupadankan dengan potongan lain dari koleksi yang sama atau busana yang sudah dimiliki pemakainya. Gaya yang ditampilkan bisa semakin luas. Agar terlihat atraktif dan tidak penuh dalam satu potongan, Nonita menggunakan motif yang berbeda dalam satu busana, terutama busana yang panjang atau lebar dari atasan hingga bawahan, seperti jumpsuit atau luaran/outer.
Motif itu sekilas tidak akan tampak berbeda. Perpindahan motif satu ke motif lain terasa subtil sehingga tidak terlalu nyata. Resort 2020 hadir dalam dua warna, yakni biru dan hijau zaitun. Sepanjang pengalaman Purana, selain elegan, rona kedua warna ini bersifat netral bagi perempuan Indonesia yang rentang warna kulitnya luas, dari putih, kuning langsat, hingga sawo matang
”Kedua warna tersebut juga melambangkan pengharapan. Biru untuk ketenangan dan harmoni. Hijau zaitun untuk kedamaian dan belas kasih kemanusiaan,” ucap Nonita.
Dia berharap kedua warna itu turut membawa pesan positif di tengah situasi yang mencemaskan saat ini.
Berbagai suasana
Seperti kedua mantra yang telah disebutkan, koleksi Resort 2020 bisa dikenakan untuk berbagai suasana. Seperti namanya, koleksi ini bisa dipakai untuk pelesir sejenak ke pantai, busana akhir pekan yang rileks, hingga wisata ke berbagai lokasi. Potongan busana longgar dengan tampilan gaya yang sporty.
Koleksi ini juga bisa dipakai untuk kegiatan sehari-hari. Bahkan, sederet busana ini pun sesuai dikenakan saat bulan Ramadhan dan hari raya Idul Fitri nanti.
”Ini soal layering saja saat pemakaiannya. Secara terpisah, bajunya bisa dipakai.
Secara berpasangan atau satu set juga bisa. Untuk yang berhijab, bisa memakai kemeja panjang denim untuk dalaman atau diberi manset,” papar
Nonita.
Misalnya celana panjang hijau zaitun dipadukan luaran warna senada yang diberi aksen obi menjadikan busana terkesan kasual dan sporty. Tampilan ini dipermanis dengan scarf yang melilit leher.
Jumpsuit berwarna dasar biru dengan sentuhan aksen keunguan juga menarik untuk dikenakan saat suasana santai ataupun formal. Rok terusan hijau zaitun dengan aksen ikatan pada bagian pinggang menampilkan kesan lebih kasual.
Celana panjang juga bisa dipadukan dengan dalaman semacam kemben, lalu diberi luaran, semua dalam warna senada. Celana longgar bisa pula dipadankan dengan atasan tanpa lengan yang diberi aksen denim pada satu sisi tubuh yang diikat dengan obi.
Material yang dipakai ialah gabungan denim dan satin yang lembut seperti sutra. ”Jauh-jauh hari kami berencana memakai sutra. Mock-up sudah memakai sutra, tetapi kami terpaksa beralih ke material yang lebih terjangkau,” ungkap Nonita.
Kompromi
Cara-cara kompromistis semacam ini, lanjut dia, mau tak mau memang harus dilakukan saat menghadapi situasi krisis seperti sekarang. Apalagi situasi tak menentu ini belum jelas kapan akan berakhir. Koleksi yang sudah disiapkan untuk musim depan pun terpaksa dipangkas. Nonita mengungkapkan, saat mengembangkan koleksi Resort 2020, dia juga secara paralel mengembangkan koleksi musim gugur/musim semi 2020 yang saat ini sudah selesai pada tahap mock-up.
”Tetapi sekarang tersendat karena tak bisa membeli bahan. Mau cari ke mana, pasar lokal tutup. Mau cari pasar luar (negeri), enggak bisa jalan ke mana-mana. Karena force majeure, ada kemungkinan delay, ada kemungkinan tidak sebanyak biasanya,” katanya.
Koleksi yang sedang dikembangkan untuk musim semi/musim panas 2021 juga baru setengah berjalan. Menurut rencana, koleksi tersebut akan ditampilkan dalam ajang Fashion Division Paris Fashion Show pada 27 September mendatang di Paris, Perancis.
Selain kompromi dalam karya, Purana juga berkompromi dalam bisnis. Karakter bisnis Purana yang terbiasa secara luring (offline) kini merambah cara daring (online). Lewat daring, Purana merambah pasar yang semula belum tergarap secara maksimal. Jenama ini kini menjangkau lebih banyak kalangan dan jaring pasar yang lebih lebar, seperti di luar kota-kota besar.
”Kami jadi banyak belajar. Koleksi disesuaikan dengan kondisi pasar yang lesu sehingga dalam beberapa waktu ke depan tetap valid,” ujar Nonita.