Lexus GS Black Line, Edisi Perpisahan yang Akhiri Sebuah Era…
Sebanyak 200 Lexus GS Black Line Edition diproduksi untuk menandai akhir riwayat Lexus GS di dunia. Berakhirlah sebuah era sedan sport berpenggerak roda belakang di Lexus.
Oleh
Dahono Fitrianto
·3 menit baca
Lexus akhirnya memutuskan untuk mengakhiri produksi salah satu model sedannya, Lexus GS. Sebelum GS terakhir keluar dari pabrik, Lexus meluncurkan edisi terbatas Lexus GS Black Line Edition sebagai edisi perpisahan, tidak hanya buat GS, tetapi juga buat satu era di pabrikan premium tersebut.
Edisi terbatas Black Line Edition tersebut diumumkan pada Kamis (23/4/2020) waktu AS. Dikutip dari CNET, Lexus GS Black Line Edition yang hanya akan diproduksi 200 unit, ini, berbasis Lexus GS 350 F-Sport yang bermesin V6 3.500 cc. Ada sentuhan desain serba hitam pada eksterior mobil ini, termasuk velg yang bercat hitam, gril, dan ducktail berwarna sama.
Pada interior, ada aksen warna merah dan hitam pada bahan pelapis kursi, dasbor, konsol, dan door trim. Garis merah pada roda kemudi, dinding konsol tengah, dan door trim menambah kesan sporty pada sedan sport ini.
Menurut juru bicara Lexus yang dikutip Motor Authority, Lexus GS dihentikan produksinya karena peminatnya makin menurun dari tahun ke tahun. Pada 2019, misalnya, hanya terjual 3.378 unit GS di pasar Amerika Serikat, atau hanya berkontribusi sebesar 4 persen dari total penjualan Lexus.
Sementara di segmen sedan mewah ukuran menengah (midsize luxury sedan), Lexus GS hanya menyumbang 0,8 persen dari total penjualan. Dibandingkan dengan tahun 2018, penjualan sedan sport ini turun 48,8 persen. ”Kami terus mengevaluasi model-model dari lini produk kami. Di segmen sedan yang saat ini terus menurun, penjualan keluarga model GS sangat kecil dalam beberapa tahun belakangan,” tutur juru bicara tersebut.
Hal itu dibenarkan General Manager Lexus Indonesia Adrian Tirtadjaja yang dihubungi Kompas di Jakarta, Minggu (26/4/2020). ”Iya, betul (GS dihentikan produksinya). Karena Lexus ES FMC (full model change) yang dipasarkan saat ini sudah dibuat mixed antara GS dan ES. Jadi, dilebur antara sebuah grand touring driving excitement dari GS dan kelapangan dari ES. Itu sebabnya, Lexus ES yang sekarang jadi beda jauh driving dynamics-nya,” papar Adrian.
Lexus GS dipasarkan di dunia sejak 1993 dan dikembangkan dari basis Toyota Aristo. Sedan ini disiapkan menghadapi kompetisi dengan BMW Seri 5 ataupun Mercedes-Benz E-Class dan dirancang untuk memaksimalkan faktor kenikmatan berkendara dengan menerapkan sistem penggerak roda belakang (rear wheel drive). Pada perkembangannya, mobil ini juga mengadopsi sistem penggerak empat roda (all wheel drive).
Bahkan, Lexus juga memproduksi versi performa tinggi dari GS, yakni Lexus GS F. GS F dibekali mesin 2UR-GSE berkonfigurasi V8 5.0 liter (4.969 cc) yang menyemburkan tenaga maksimum 467 HP pada 6.600 rpm dan torsi puncak 530 Nm pada 5.200 rpm. Mobil ini dibuat untuk menyaingi BMW M5 dan Mercedes-AMG E63.
Menurut Motor Authority, Lexus GS F akan ikut diberhentikan produksinya berbarengan dengan ditutupnya model GS pada akhir tahun ini. Itu sebabnya, CNET menyebut peluncuran Black Line Edition ini sebagai penanda berakhirnya satu era di Lexus, yakni era sedan touring sport berpenggerak roda belakang. Dengan hilangnya GS, tinggal tersisa Lexus LS sebagai sedan pemuncak Lexus dengan gerak roda belakang.
Meski GS Black Line Edition ini diluncurkan sebagian besar untuk mengisi pasar AS, Adrian mengatakan, pihaknya bisa saja memesan edisi spesial ini jika ada konsumen di Indonesia yang berminat. ”Kita kalau mau pesan, sih, bisa saja,” tutur Adrian.