Peribahasa ”di atas langit masih ada langit” berlaku pula di dunia otomotif, terutama di jagat mobil premium. Itu yang ”Kompas” rasakan saat menguji Mercedes-Benz GLC 300 Coupe 4Matic, awal April 2020.
Oleh
Dahono Fitrianto
·5 menit baca
Peribahasa ”di atas langit masih ada langit” berlaku pula di dunia otomotif, terutama di jagat mobil premium. Di saat Anda berpikir mobil yang Anda tunggangi sudah paling seksi, eh, ternyata muncul mobil baru yang lebih seksi.
Di dunia SUV (sport utility vehicle) pun ini terjadi secara nyata. Saat Anda merasa Mercedes-Benz GLC sudah memberi paket lengkap antara fungsi dan gengsi, tiba-tiba muncul GLC Coupe yang memiliki tingkat keseksian satu level di atasnya.
Hal ini nyata betul saat Kompas menguji kendara New Mercedes-Benz GLC Coupe, awal April 2020. Sejak diluncurkan di Tanah Air pada ajang Star Drive di Senayan City, 12 Maret 2020, terlihat bagaimana Mercy crossover ini tampil menonjol di antara mobil lainnya.
Tak lain karena desainnya yang menggabungkan ciri SUV yang jangkung, dengan garis siluet bodi mobil coupe yang melandai ke belakang. Ditambah warna merah metalik ”Hyacinth Red”, lengkap sudah skor keseksian GLC Coupe ini.
Selain itu, wajah GLC Coupe ini juga sudah mengadopsi desain facelift GLC terbaru. Lampu depan kini menyempit ke bagian dalam dengan gril yang berbentuk trapesium.
Yang terlihat kemudian adalah mobil sport empat pintu dengan ground clearance sebuah SUV, yakni 180 milimeter (mm). Maka bagi Anda yang gemar bertualang ke luar kota, tetapi juga masih mementingkan penampilan dan citra diri, tak pelak lagi, mobil ini untuk Anda!
Pembeda
Tentu saja keunggulan GLC Coupe ini tak selesai di tampilan belaka. Varian yang dimasukkan PT Mercedes-Benz Distribution Indonesia (MBDI), ini, adalah Mercedes-Benz GLC 300 Coupe 4Matic AMG Line.
Dari nama varian itu saja, ada tiga hal yang membedakan mobil ini dengan GLC biasa. Pertama, tentu bodi coupe yang sudah diuraikan di atas.
Kedua adalah angka 300, yang mengindikasikan tenaga mobil yang diimpor utuh dari Bremen, Jerman, ini, lebih besar daripada varian GLC 200 yang sudah dirakit di Wanaherang, Bogor.
Meski sama-sama mengusung mesin bensin 4 silinder berkode M264 2.0 liter (1.991 cc) dengan turbo, GLC 300 mengeluarkan tenaga maksimum 258 HP di putaran mesin 5.800-6.100 rpm dan torsi puncak 370 Nm di rentang 1.800-4,000 rpm. Bandingkan dengan spesifikasi GLC 200 yang bertenaga maksimum 197 HP dan torsi puncak 320 Nm.
Ketiga adalah sistem 4Matic yang menandakan GLC 300 berpenggerak empat roda (all wheel drive). Tenaga mesin disalurkan ke empat roda melalui transmisi otomatis 9 tingkat percepatan (9G-Tronic).
Tak butuh waktu lama, Kompas segera membawa GLC Coupe ini berkeliling. Di masa pembatasan sosial saat ini, area uji kendara hanya bisa di sekitar Jabodetabek.
Yang langsung terasa adalah pandangan orang-orang di jalan yang menengok atau setidaknya melirik saat mobil berwarna merah ini lewat. Jika Anda tipe orang yang suka jadi pusat perhatian, pasti akan sangat menikmati momen-momen ini.
Pada mode berkendara Comfort dan Eco, mengendarai GLC Coupe ini terasa tak jauh beda dengan membawa GLC biasa. Hanya bantingan kaki-kaki terasa lebih keras. Wajar karena mobil ini menggunakan paket suspensi Sport.
Dari sisi fitur, GLC Coupe ini juga sudah dilengkapi MBUX alias Mercedes-Benz User Experience dengan dua layar. Satu layar utama berukuran 10,25 inci di tengah dasbor, dan display full digital di panel instrumen. Sementara sistem audio menggunakan Burmester Surround Sound System yang bersuara prima.
Fitur perintah suara ”Hey, Mercedes” dan konektivitas Apple CarPlay dan Android Auto juga sudah standar. Hanya saja, seluruh konektivitas ini hanya bisa dilakukan dengan soket USB-C. Pengguna gawai yang masih memakai kabel USB biasa perlu mencari kabel adaptor ke soket USB-C.
Di sisi keselamatan, fitur Blind Spot Assist, Active Brake Assist, dan Active Parking Assist Parktronic juga sudah terpasang. Fitur terakhir ini sangat membantu saat harus parkir di dalam kota yang padat karena dimensi mobil ini terasa besar.
Tak lupa head-up display (HUD) yang dipantulkan di kaca depan, berisi tampilan kecepatan mobil dan peringatan tanda bahaya.
Untuk seluruh kelebihan ini, GLC 300 Coupe dibanderol Rp 1,429 miliar (off the road) atau lebih mahal Rp 419 juta dibandingkan GLC 200 standar.
Maksimal di depan
Dari sisi kenyamanan, terasa bagaimana mobil ini dirancang untuk memaksimalkan kenikmatan bagi pengemudi dan penumpang depan. Saat Kompas mencoba duduk di kursi belakang, terasa sandaran kursinya terlalu tegak dan ruang kepala sangat minim.
Dengan tinggi badan 160-an sentimeter, sisa ruang antara ubun-ubun dan atap mobil tak sampai sejengkal. Berbeda dengan GLC biasa yang terasa masih lega.
Namun, itulah salah satu pengorbanan yang harus diberikan demi tampilan seksi ala coupe. Selain ruang penumpang belakang yang berkurang, kapasitas bagasi juga berkurang, walau tak banyak. Kapasitas ruang bagasi pada GLC biasa 550 liter, sementara di varian Coupe hanya 500 liter.
Bagaimanapun, sebuah SUV layaknya harus dicoba ke luar kota untuk mengetahui karakter sesungguhnya. Maka kami memutuskan meluncur ke kawasan wisata Puncak pergi pulang, tanpa turun dari mobil untuk menghindari bersentuhan dengan kerumunan orang.
Seperti sudah diduga sebelumnya, jalanan ke Puncak sepi, pada akhir pekan sekalipun. Kompas pun berani mengubah mode berkendara ke posisi Sport dan menikmati ”tarian” GLC Coupe ini di rute menuju Puncak yang menanjak dan berkelok.
Hampir tak terasa gejala limbung berlebihan saat mobil diajak meliuk-liuk di jalur tersebut. Mobil terasa menyenangkan dengan torsi yang melimpah untuk medan tersebut. Konsumsi BBM rata-rata pun stabil di angka 11,5-12,5 liter per 100 km (sekitar 8-8,7 km per liter).
Di atas langit masih ada langit. GLC Coupe membuktikan, di atas fungsi yang mumpuni dan gengsi sebuah SUV Mercy, masih ada ”wow factor” lainnya, yakni seksi!