Dampak Covid-19, Prospek Penjualan Otomotif Bikin Ketar-ketir
Penyebaran virus Covid-19 bikin ketar-ketir bagi penjualan otomotif di Tanah Air. Walaupun perlu sikap optimistis, pemantauan terus dilakukan oleh agen pemegang merek otomotif. Situasi cepat berubah dari hari ke hari.
Oleh
Stefanus Osa Triyatna
·5 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Dampak penyebaran Covid-19 yang mau tidak mau harus diikuti kebijakan antisipatif menjaga jarak antar-individu berpotensi makin menurunkan penjualan otomotif di Tanah Air pada semester pertama tahun ini. Walaupun perlu sikap optimistis, sejumlah agen pemegang merek otomotif terus memantau situasi di lapangan.
Wakil Presiden PT Toyota Astra Motor (TAM) Henry Tanoto di Jakarta, Jumat (20/3/2020), mengatakan, wabah virus korona yang tengah terjadi berpotensi memengaruhi perekonomian dan mobilitas masyarakat. Dipastikan, salah satu dampaknya adalah memengaruhi pasar otomotif.
”Sekarang ini, (dampaknya) sudah terlihat walaupun belum terlalu signifikan. Namun, melihat situasi ke depan, terlihat potensi dampaknya akan lebih besar walaupun kami masih mempelajari detailnya,” kata Henry.
Menurut Henry, data penjualan Toyota dalam dua bulan ini sesungguhnya masih sedikit lebih baik dibandingkan dengan periode sama tahun sebelumnya. Pengenalan model baru, seperti New Toyota Agya, dan meningkatkan layanan ke pelanggan akan menjadi salah satu strategi Toyota untuk menjaga momentum penjualan ini.
Namun, yang menjadi prioritas Toyota saat ini adalah bagaimana meminimalisasi wabah Covid-19 ke karyawan maupun karyawan pemangku kepentingan, seperti diler dan pemasok.
Berdasarkan data penjualan yang bersumber dari Gaikindo, penjualan Toyota bulan Januari mencapai 24.151 unit, sedangkan Februari naik tipis menjadi 25.180 unit. Penjualan dua bulan pertama 2020 ini pun masih lebih tinggi dibandingkan dengan periode yang sama (Januari-Februari) tahun 2019 yang sebesar 48.645 unit.
Sementara penjualan Daihatsu tahun 2020 pada Januari mencapai 14.173 unit dan Februari sebanyak 15.778 unit. Namun, penjualan dalam dua bulan ini mengalami penurunan dibandingkan dengan periode yang sama tahun 2019. Penjualan Januari-Februari 2019 mencapai 31.074 unit.
Penjualan Isuzu pada Januari 2020 mencapai 2.331 unit dan Februari 2020 sebesar 2.044 unit. Akumulasi jumlah ini pun masih menunjukkan kenaikan dibandingkan dengan periode yang sama tahun 2019 yang mencapai 3.148 unit.
Di luar grup Astra, penjualan Mitsubishi pada Januari 2020 mencapai 12.295 unit dan Februari 2020 sebesar 10.903 unit. Tekanan berat tampaknya menghantui penjualan Mitsubishi karena penjualan Januari-Februari 2019 mampu mencapai 31.003 unit.
Seperti Toyota, Honda justru mencatat kenaikan. Mengawali tahun 2020, penjualan Honda pada bulan Januari mencapai 12.777 unit dan Februari sebesar 11.373 unit atau secara akumulatif mencapai 24.150 unit. Dibandingkan dengan periode yang sama Januari-Februari 2019, penjualan Honda hanya mencapai 20.701 unit.
Demikian juga Suzuki. Penjualan Suzuki pada Januari 2020 mencapai 10.512 unit dan Februari 2020 sebesar 8.613 unit. Penjualan dalam dua bulan yang mencatat 19.125 unit ini melonjak cukup tinggi dibandingkan dengan periode yang sama tahun 2019 yang hanya mencapai 16.578 unit.
Ikuti anjuran
Dony Saputra, Marketing Director PT Suzuki Indomobil Sales, mengatakan, terkait dampak virus Covid-19 terhadap penjualan Suzuki, secara prinsip pihaknya akan mengikuti anjuran pemerintah. Hal ini pun sesuai dengan kebijakan perusahaan untuk menunda aktivitas berkumpul, seperti training, penyelenggaraan event dan gathering.
Secara terpisah, Deputy General Manager of President Director Office PT Mitsubishi Motors Kramayudha Sales Indonesia (MMKSI) Intan Vidiasari mengatakan, ”Saat ini memang dengan situasi yang masih sangat mencemaskan, sudah pasti akan ada dampak ekonomi yang imbasnya ke semua industri, termasuk otomotif.”
Menurut Intan, masyarakat masih fokus pada masalah safety dan bagaimana selamat dari pandemi global Covid-19. Apalagi, pemerintah sudah menetapkan darurat bencana hingga 29 Mei mendatang, yang pastinya bakal banyak mengubah strategi pemasaran.
”Kami pun perlu mengantisipasi penurunan penjualan di semester pertama, tetapi belum dapat memastikan seberapa banyak. Kami tetap berupaya untuk dapat terus melayani penjualan dan purnajual konsumen dengan metode yang lebih aman. Kami sedang menjajaki untuk dapat tetap maintain business operation dengan aman,” ujar Intan.
Begitu pula dilakukan oleh PT Honda Prospect Motor (HPM). Menurut Yulian Karfili, Manajer PR dan Digital HPM, pihaknya masih memonitor dampak Covid-19 terhadap penjualan semester pertama tahun 2020 karena memang situasinya cepat berubah dari hari ke hari. Total penjualan Honda sejauh ini masih stabil.
”Sedikit turun untuk penjualan Februari lalu, tetapi beberapa model seperti Brio masih terlihat tinggi permintaannya. Penjualan di luar Jawa masih menjadi kontributor utama,” kata Karfili.
Bulan Februari lalu, Honda Brio tercatat sebagai mobil dengan penjualan tertinggi, dengan total 6.085 unit. Penjualan Honda Brio menjadi pendorong utama Honda di tengah pasar otomotif yang belum stabil di awal tahun ini.
Angka penjualan Honda Brio tersebut sebagian besar disumbangkan tipe Honda Brio Satya dengan total 4.701 unit, meningkat dari penjualan bulan Januari yang tercatat 4.347 unit. Sementara itu, varian Honda Brio RS menyumbangkan penjualan sebesar 1.384 unit pada bulan Februari, juga meningkat dibandingkan dengan penjualan Januari yang tercatat sebesar 1.298 unit.
Secara total, Honda Brio telah meraih penjualan 11.730 unit sepanjang dua bulan pertama tahun 2020. Jumlah tersebut meningkat sebesar 13 persen dibandingkan dengan penjualan Honda Brio pada periode yang sama pada tahun 2019.
Tak hanya itu, kedua varian Honda Brio juga menjadi market leader di kelasnya masing-masing. Sepanjang Januari hingga Februari 2020, Honda Brio Satya meraih pangsa pasar tertinggi dengan total 27 persen di kelas LCGC (low cost green car), dengan total penjualan 9.048 unit. Sementara Honda Brio RS menguasai kelas mobil perkotaan (city car) dengan pangsa pasar mencapai 63 persen dan total penjualan 2.682 unit.
Yusak Billy selaku Business Innovation and Marketing and Sales Director HPM mengatakan, ”Penjualan Honda Brio menjadi pendorong positif kinerja Honda di tengah kondisi pasar yang belum stabil pada awal tahun ini. Saat ini kami juga memonitor dari hari ke hari untuk menanggapi kondisi terkini terkait kondisi pasar, guna memastikan permintaan konsumen terhadap produk-produk Honda, termasuk Honda Brio, tetap terpenuhi.”