Kendaraan bertenaga listrik masih terasa hangat dibicarakan. Era mobil listrik di tengah pembangunan infrastruktur dengan daya dukung penyediaan transportasi massal, kendaraan listrik tetap menjadi incaran.
Oleh
Stefanus Osa Triyatna
·4 menit baca
Tidak hanya di sektor sepeda motor dan mobil penumpang, era mobil listrik pun mulai merambah sektor kendaraan komersial. Di tengah sebagian agen pemegang merek lebih memilih langkah lain sebelum mengarah ke kendaraan berteknologi listrik murni, kehadiran mobil listrik tak dapat ditolak seiring kebutuhan masa depan.
Daya dorong pemerintah, terlebih setelah pemerintah serius menggarap ibu kota baru yang serba ramah lingkungan, dicermati serius pula oleh agen pemegang merek (APM) kendaraan komersial.
Tak lama setelah pembukaan Gaikindo Indonesia International Commercial Vehicle Expo (GIICOMVEC) 2020, Kamis (5/3/2020), Mitsubishi Fuso sudah mencuri perhatian pengunjung dengan menghadirkan sebuah truk listrik berdesain boks logistik yang dinamakan Mitsubishi e-Canter.
Kendaraan yang didesain berwarna biru mengilap berada di salah satu sudut berdekatan dengan sejumlah kompetitor kendaraan komersial lainnya. Model 7C18/FEB80 ini menggunakan tenaga listrik murni. Energi listrik 135 kilowatt (kW) dari baterainya mampu menghasilkan tenaga maksimum 184 PS dan torsi puncak 390 Nm. Dengan angka-angka tersebut, truk ini memiliki daya angkut maksimum 2-4 ton.
Dari desain eksterior terlihat, enam modul baterai diletakkan di sisi bawah belakang. Namun, posisi baterai ini diberi penutup dan diproteksi dengan menggunakan rangka baja yang cukup kuat. Dalam kondisi baterai terisi secara penuh, truk dapat menempuh jarak 100 kilometer.
Pengisian daya baterai cukup fleksibel. Dengan mode listrik arus bolak-balik (A/C), pengecasan baterai hingga penuh membutuhkan lebih kurang 9 jam; dan dengan mode arus searah (D/C), memungkinkan pengisian cepat dalam 1,5 jam saja. Seperti mobil listrik pada umumnya, truk ini juga menerapkan teknologi pengereman regeneratif untuk mengisi baterai.
Truk canggih ini juga dilengkapi berbagai fitur keselamatan yang mumpuni, seperti fitur bantuan pengereman pada saat berada di tanjakan, anti-lock braking system (ABS), electronic stability program (ESP) supaya kendaraan berjalan tetap stabil, dan sistem lane departure warning supaya kendaraan tetap melaju dalam jalurnya.
Presiden Direktur PT Krama Yudha Tiga Berlian Motors (KTB) Atsushi Kurita mengatakan, e-Canter sepenuhnya beroperasi secara elektrik. Tidak mengeluarkan gas buang, bebas kebisingan dan getaran, mengurangi efek negatif terhadap lingkungan secara signifikan.
”Model e-Canter yang dibawa ke Indonesia ini sudah dipasarkan di Jepang, Amerika Serikat, dan Eropa. Untuk Indonesia, tentu kita masih menunggu kebijakan pemerintah menyangkut implementasi kendaraan berteknolgi listrik,” kata Atsushi.
Sementara itu, United Tractors selaku distributor Scania juga telah mempersiapkan kehadiran kendaraan komersial berteknologi listrik. Managing Director of Scania Representative Office Indonesia Ted Goransson mengatakan, Scania, yang memiliki berbagai pilihan teknologi, secara prinsip telah mengembangkan kendaraan berbasis listrik. ”Scania sangat mendukung program pemerintah dalam mengimplementasi bus listrik,” kata Ted.
Dalam GIICOMVEC 2020, United Tractors (UT) tidak menghadirkan bus konsep berteknologi listrik, tetapi bus tipe K250IB-4x2 yang telah didesain untuk bus Transjakarta. Bus ini dirancang bangun oleh Karoseri Laksana yang selama ini telah menjadi mitra setia UT.
Terkait dengan produk berbahan bakar alternatif listrik, Scania telah memelopori penggunaan bahan bakar alternatif lebih dari 30 tahun sehingga saat ini dapat menghadirkan kendaraan dengan berbagai teknologi bahan bakar, mulai dari penggunaan gas, bioetanol, biosolar, hydrotreated vegetable oil (HVO), dan solusi kendaraan listrik.
Tahun 2017, Scania juga telah memulai pengujian bus berbasis baterai di kota Őstersund, Swedia, dan berlangsung hingga saat ini untuk memastikan performa baterai pada kondisi panas dan dingin tetap bekerja optimum. UT dan Scania berkomitmen mendukung program pemerintah dalam implementasi bus listrik.
Di antara kendaraan komersial, APM pendatang baru, DFSK, pun tak mau ketinggalan menyikapi implementasi kendaraan berteknologi listrik. Baru kali ini DFSK ikut serta pada GIICOMVEC. DFSK menghadirkan mobil listrik serbaguna Gelora E. Saat ini, mobil konsep penumpang berteknologi listrik murni ini sedang berada dalam proses sertifikasi di Eropa.
Deputy Sales Head PT Sokonindo Automobile Rifin Tan mengatakan, mobil konsep ini menggunakan baterai litium-ion berkapasitas 42 kWh yang bisa menempuh jarak 300 kilometer dalam satu kali pengisian. Pengisiannya pun memiliki dua tipe, yakni standar dan cepat. Selain bebas polusi udara, mobil ini juga menekan polusi suara.
”Gelora E dilengkapi dengan sistem keamanan standar IP67 untuk melindungi sistem elektrikal dari air, debu, dan lumpur. Proses pengisian baterai secara standar dari baterai kosong membutuhkan waktu 8 jam, tetapi dengan sistem pengisian cepat, saat baterai dalam kondisi tersisa 20-80 persen hanya membutuhkan waktu 80 menit. Sementara pengisian cepat dari 0-100 persen hanya butuh waktu 2,5 jam,” kata Rifin.
Secara desain interior dan eksterior, tampilannya tidak jauh berbeda dengan mobil penumpang di kelasnya. Dengan panjang 4.500 mm dan lebar 1.680 mm, serta tinggi 2.000 mm, mobil ini memiliki volume kargo yang cukup luas, yakni hingga 4,8 meter kubik.
Keseluruhan teknologi elektrik tersebut bisa disaksikan di GIICOMVEC 2020 yang berlangsung hingga Minggu, 8 Maret 2020. Namun, jangan berharap bisa segera memiliki karena kebijakan menyangkut kendaraan listrik di Indonesia masih memiliki banyak tantangan untuk implementasinya.