Geneva International Motor Show Dibatalkan karena Virus Korona Menyebar di Eropa
Pameran otomotif tahunan Geneva International Motor Show 2020 resmi dibatalkan menyusul penyebaran virus korona di Eropa. Ini menjadi pukulan terbaru terhadap para pemain industri otomotif dunia.
Oleh
Denty Piawai Nastitie
·3 menit baca
LONDON, SABTU — Pameran otomotif tahunan Geneva International Motor Show 2020 resmi dibatalkan menyusul penyebaran virus korona di Eropa. Bagi perusahaan otomotif, batalnya pameran mobil di Geneva ini merupakan babak baru dalam serangkaian pukulan terhadap industri kendaraan bermotor.
Selain untuk ajang memasarkan produk otomotif, Geneva International Motor Show sejatinya merupakan salah satu pameran mobil terbesar di dunia dan menjadi ajang bagi perusahaan otomotif meluncurkan produk terbaru mereka.
Pameran otomotif Geneva merupakan kegiatan bisnis besar ketiga di Eropa yang dibatalkan karena virus korona. Sebelumnya, Kongres Telepon Genggam Dunia (CWM) di Barcelona, Spanyol, yang biasanya menarik perhatian lebih dari 100.000 orang dibatalkan awal bulan ini. Selanjutnya, pada Kamis lalu, Facebook membatalkan F8, acara tahunan terbesarnya juga karena kekhawatiran terhadap penyebaran virus korona.
Keputusan batalnya penyelenggaraan Geneva International Motor Show dibuat menyusul adanya kebijakan baru Pemerintah Swiss untuk melarang perhelatan kegiatan berskala besar yang melibatkan lebih dari 1.000 orang hingga 15 Maret 2020. Upaya ini dilakukan untuk membatasi penyebaran virus korona di Eropa.
Di Swiss tercatat ada 15 kasus virus korona. Di Italia terdapat 650 orang terinfeksi dan 17 kematian. Sementara Pemerintah Perancis melaporkan ada 38 kasus dengan dua kematian.
”Kami menyesali situasi ini, tetapi kesehatan semua peserta adalah prioritas utama kami dan peserta pameran kami. Ini adalah kasus force majeure dan kerugian luar biasa bagi produsen yang telah berinvestasi besar-besaran demi kehadiran mereka di Geneva. Namun, kami yakin bahwa mereka akan memahami keputusan ini, ” kata Maurice Turrettini, Ketua Dewan Yayasan Geneva International Motor Show, Jumat (28/2/2020), seperti dikutip dari laman resmi gims.swiss.
Berubah drastis
Berdasarkan situs resmi tersebut, kegiatan ini seharusnya resmi dibuka beberapa hari lagi, yaitu untuk jurnalis pada Senin (2/3/2020). Selanjutnya, masyarakat dan pencinta otomotif dapat menghadiri pameran pada 5-15 Maret 2020. Sebanyak 220 peserta dijadwalkan memamerkan produk mereka dalam pameran untuk kendaraan paling mahal dan eksklusif di dunia.
Acara juga akan dihadiri oleh 10.000 jurnalis dan 660.000 pengunjung dari beberapa negara. Sejumlah peserta tadinya berencana meluncurkan mobil terbaru mereka di ajang ini, misalnya Volkswagen menyatakan yang akan memamerkan tiga versi VW Golf terbaru di Geneva.
Hingga pekan lalu, tidak ada pihak berwenang yang menyarankan bahwa pembatalan kegiatan ini diperlukan. Situasi berubah drastis dengan munculnya kasus virus korona pertama di Swiss pada Kamis lalu. Dengan kenyataan itu, pembongkaran arena harus segera diatur. Penyelenggara juga berniat mengembalikan pembelian tiket pengunjung.
Sebelum pameran ini resmi dibatalkan, sejumlah produsen otomotif sudah menyatakan tidak akan mengirim tim penuh untuk menghadiri kegiatan itu karena wabah virus korona. Toyota, misalnya, berniat hanya akan mengirim eksekutif senior dan staf hubungan masyarakat yang bertanggung jawab untuk Eropa.
Sementara BMW menyatakan akan tetap melakukan peluncuran mobil konsep BMW i4 melalui aliran siaran langsung (live-streaming) dari kantor pusat mereka di Muenchen pada Selasa.
Dinilai lambat
Editor otomotif perusahaan analisis GlobalData, David Leggett, mengatakan, bahwa panitia lambat dalam mengambil keputusan untuk membatalkan pameran otomotif tersebut. Apalagi, lonjakan kasus virus korona sudah terjadi di Italia utara, yang berbatasan dengan Swiss, sejak akhir pekan lalu. ”Panitia tampaknya enggan menghadapi kenyataan krisis kesehatan masyarakat,” katanya, dikutip dari CNN.
Virus korona telah memaksa perusahaan otomotif untuk menghentikan produksi kendaraan di China, negara dengan pasar kendaraan terbesar di dunia. Selain itu, rantai pasokan komponen terputus dan kepercayaan konsumen menurun. Hal ini semakin mengancam industri otomotif yang sebelumnya juga sudah menurun karena berbagai faktor.
Berdasarkan data LMC Automotive, jumlah kendaraan yang dijual di pasar global turun dari 94,4 juta unit pada 2018 menjadi 90,3 juta unit pada 2019. Jumlah ini jauh di bawah rekor penjualan 95,2 juta mobil yang terjual pada 2017. Penurunan penjualan ini menjadikan industri otomotif semakin sulit menjawab tantangan besar untuk mengatasi krisis iklim dan meninggalkan mesin pembakaran internal.