Industri otomotif mempunyai peranan penting untuk menopang perekonomian negara. Untuk mendongkrak penjualan, pelaku industri otomotif menggandeng kerja sama dengan berbagai pihak.
Oleh
DENTY NASTITIE PIAWAI
·4 menit baca
JAKARTA, KOMPAS – Industri otomotif dinilai mempunyai peranan penting untuk menjadi penopang pertumbuhan ekonomi nasional. Oleh karena itu, bisnis kendaraan bermotor yang sempat lesu sepanjang tahun lalu diharapkan bisa pulih tahun ini dengan meningkatkan penjualan dan layanan otomotif kepada konsumen. Berbagai terobosan yang dilakukan oleh perusahaan otomotif bekerja sama dengan perusahaan pendukung, seperti asuransi dan perbankan, juga dibutuhkan.
Direktur PT Astra International Tbk Suparno Djasmin mengatakan, sepanjang tahun lalu industri otomotif turun sebanyak 12 – 13 persen dari tahun sebelumnya. “Sekarang, kita baru menjalani satu bulan, tetapi sudah terasa ketat. Market share yang turun ini harus diantisipasi. Kalau (market share) mau naik, mulai dari motor, mobil, bank, dan asuransi harus kerja sama,” katanya saat pembukaan pameran Astra Auto Fest di Astra Biz Center, BSD, Tangerang Selatan, Banten, Rabu (19/2/2020).
Suparno Djasmin menjelaskan, penurunan industri kendaraan bermotor mengalami penurunan karena dampak ekonomi global. Selain itu, masyarakat memutuskan menunda membeli kendaraan.
Dengan adanya Astra Auto Fest 2020, Suparno berharap, ajang ini dapat menarik minat pembeli sehingga pada akhirnya akan berkontribusi untuk ekonomi nasional. Ajang ini menarik, karena menyatukan berbagai perusahaan otomotif dan perusahaan pendukung. “Dari (perusahaan) pembiayaan, servis, asuransi, jasa keuangan, produk otomotif, semuanya hadir memberi kemudahan untuk konsumen,” ujarnya.
Astra Auto Fest di Astra Biz Center akan diselenggarakan selama lima hari, yaitu pada 19 – 23 Februari 2020. Ajang ini diselenggarakan dalam rangka memperingati HUT ke-63 tahun Astra.
Marketing Director Toyota Astra Motor Anton Jimmi Suwandy mengatakan, industri otomotif dinilai mempunyai peranan penting untuk menjadi penopang pertumbuhan ekonomi nasional. “Untuk produk Toyota, kami menghitung ada 250.000 orang lebih yang berkontribusi mulai dari pabrik sampai dengan dealer. Jadi, memang bisnis otomotif ini cukup besar, tidak hanya pasarnya saja, tetapi industri secara keseluruhan,” kata Anton.
Berdasarkan data Kementerian Perindustrian, ada lima sektor menjadi pilar pertumbuhan ekonomi nasional ke depan, yaitu makanan dan minuman, tekstil dan pakaian, kimia, otomotif, dan elektronik. Posisi otomotif dipandang penting dan strategis sehingga sektor ini ditempatkan sebagai salah satu dari lima sektor di Indonesia yang diprioritaskan dalam penerapan industri 4.0. (Kompas, 2 Desember 2019).
Kementerian Perindustrian mencatat, produksi dan penjualan otomotif nasional sejak 2013 sampai dengan 2018 rata-rata 1,2 juta unit per tahun. Produksi kendaraan bermotor roda empat atau lebih pada periode Januari-Oktober 2019 sekitar 1,08 juta unit. Produk otomotif Indonesia menyasar pasar di lebih dari 80 negara. Lima negara tujuan utama ekspor adalah Filipina, Arab Saudi, Jepang, Meksiko, dan Vietnam.
Menurut Anton, perubahan gaya hidup masyarakat urban yang berubah dari selalu menggunakan mobil pribadi menjadi lebih mengandalkan angkutan mobil bersama (car-sharing) tidak terlalu besar mempengaruhi penjualan mobil. Namun, perubahan gaya hidup itu mempengaruhi jenis kendaraan yang dipilih. Untuk mengantisipasi perubahan ini, Anton menjelaskan, pihaknya telah bekerja sama dengan sejumlah perusahaan transportasi daring untuk menyediakan kendaraan-kendaraan dan layanan perawatan kendaraan yang sesuai dengan kebutuhan mereka.
Virus korona
Tahun ini, tantangan lain terkait bisnis otomotif muncul dengan adanya penyebaran virus korona baru yang membuat pasokan kendaraan dan komponen kendaraan terganggu. “Kita tidak tahu kapan ini selesai. Ada sejumlah spareparts yang memang datangnya dari Wuhan, China,” kata Suparno.
Marketing Director Toyota Astra Motor Anton Jimmi Suwandy mengatakan, ada indikasi bahwa penyebaran virus korona di Wuhan, China, dan beberapa kota lainnya di Asia mempengaruhi pasokan bahan baku, bahan semi jadi, dan komponen untuk kendaraan bermotor. “Sekarang sih belum terasa, tetapi ada indikasi komponen-kompotnen itu terlambat datang,” kata Anton.
Ia menjelaskan, sejumlah pabrik di China terpaksa libur selama beberapa pekan lalu karena ada penyebaran virus korona. Tetapi, sejak Senin (17/2/2020), sejumlah pekerja sudah mulai masuk seperti biasa. Diharapkan aktivitas pabrik bahan baku kendaraan bermotor yang sudah berjalan ini bisa segera memenuhi kebutuhan pasar.
Apabila ternyata pasokan terlambat, Toyota Astra Motor mengantisipasi situasi itu dengan mencari komponen dari negara lain atau memanfaatkan komponen yang ada. Selain itu, penjualan produk difokuskan terhadap produk-produk yang sudah tersedia,” kata Anton.