Dari Kota Kediri, Tahoe Games mendobrak sekat primordialitas dan menggondol beragam penghargaan dunia. Produsen gim video itu menciptakan permainan mentereng. Padahal, kreativitas mereka berasal dari ruang bersahaja.
Oleh
DWI BAYU RADIUS
·4 menit baca
KOMPAS/IWAN SETIYAWAN (SET) 03-12-2019
Aktivitas anak-anak muda kreatif di Tahoe Games Studio. Produksi gim daring ini dikembangkan di bekas kamar kos yang diubah menjadi studio di pinggiran Kota Kediri, Selasa (3/12/2019).
Robertus Rahardian Harisman semringah. Pendiri Tahoe Games itu dengan gimnya Rising Hell menembus final Taipei Game Show Indie Awards 2020 di Taiwan. ”Rising Hell masuk nominasi Best Audio Game (gim dengan tata suara terbaik),” ujarnya di Kediri.
Ia belum mengetahui tanggal pengumuman pemenang, tetapi Taipei Game Show Indie Awards 2020 akan diselenggarakan pada 6-9 Februari 2020. Pencapaian itu menyusul penghargaan Official Selection Busan Indie Connect Festival 2018 di Korea Selatan untuk Rising Hell.
Permainan itu juga membawa Tahoe Games menjadi finalis Indie X 2018 di Lisabon, Portugal, dan masuk nominasi gim paling menjanjikan dalam Bekraf Game Prime 2017 di Jakarta. Rising Hell yang dibuat pada Maret 2017 dapat dimainkan dengan tarif Rp 66.600.
”Rising Hell versi akses awal sudah bisa dimainkan dengan platform Steam. Gim bisa dibeli dengan kartu kredit atau Steam Wallet,” katanya. Pemain perlu lebih dulu mengunduh Steam mengetik Rising Hell dalam boks pencarian.
Gim itu kini terus disempurnakan yang direncanakan tuntas pada Mei 2020. Rising Hell berkisah tentang Arok yang bertarung menggunakan api, cakar, dan kilat. Ia melawan monster-monster dan bosnya. Pemain harus terus meloncat untuk mencapai lantai yang lebih tinggi dan keluar dari neraka. Musik bernuansa gotik dengan genre metal meramaikan gim itu.
Kemampuan Arok dipengaruhi daya tahan, kekuatan, ketangkasan, dan kecepatan. Dalam perjalanannya, ia akan menemui artefak-artefak yang dapat meningkatkan kemampuannya berlaga. Arok juga bisa memilih jalan yang ditempuh dan menemukan kamar-kamar rahasia untuk menambah poin.
KOMPAS/IWAN SETIYAWAN (SET) 03-12-2019
Aktivitas anak-anak muda kreatif di Tahoe Games Studio. Produksi gim daring ini dikembangkan di bekas kamar kos yang diubah menjadi studio di pinggiran Kota Kediri, Selasa (3/12/2019).
Menang kompetisi
Usia Tahoe Games yang tergolong sangat muda tak merintanginya untuk berprestasi. Baru didirikan tahun 2016, penghargaan nasional dan global telah diraih silih berganti. Tahoe Games, misalnya, memenangkan kompetisi yang diselenggarakan Hago, penyedia gim video dari Singapura.
”Kami jadi juara utama berkat Cookie Paw Blast. Padahal, kami bikin gim itu hanya dua minggu sejak 2 Desember lalu,” ujarnya sambil tersenyum. Hadiah Rp 60 juta diserahkan kepada Tahoe Games pada pertengahan Desember 2019 setelah gim tentang UFO dan kucing itu mengantarnya sebagai kampiun.
Gim-gim lain yang diproduksi Tahoe Games adalah Bomb Raider dan Ging Hero’s Legacy. Bomb Raider menceritakan pencari harta karun di goa bersenjatakan bom. Setiap bulan, Harisman bersama rekan-rekannya bisa menghasilkan hingga tiga gim.
Hobi saya lantas jadi motivasi untuk menciptakan gim yang mendunia.
”Paling tidak, satu gim per bulan. Pendapatan dari setiap gim 800-1.000 dollar AS (Rp 11 juta-Rp 14 juta), tapi masih harus kami bagi-bagi,” ujarnya. Harisman berkarya di studio sederhana di Kediri. Dinding ruang itu kotor dengan beberapa sarang laba-laba.
Pintu bercat hijau pastel terlihat sudah pudar dan bercelah. Meja kayu dengan printer, papan tulis, dan pendingin udara menjadi perabot. ”Sejak kecil, saya memang suka main gim. Hobi saya lantas jadi motivasi untuk menciptakan gim yang mendunia,” ujar Harisman.
Selain Rising Hell, Tahoe Games membuat gim tipe HTML5 yang bisa dimainkan gratis melalui Kiz10.com dengan menggunakan gawai android atau iOS, dan komputer pribadi. ”Kami memperhatikan target pasar jika memproduksi gim. Steam sudah menggunakan filter dan kami harap, orangtua ikut mengawasi,” katanya.
KOMPAS/IWAN SETIYAWAN (SET) 03-12-2019
Aktivitas anak-anak muda kreatif Tahoe Games Studio yang mengembangkan gim daring di bekas kamar kos yang diubah menjadi studio di pinggiran Kota Kediri, Selasa (3/12/2019).
Ia tak bisa menyebutkan jumlah pembeli gim Tahoe Games karena menjadi rahasia penerbit. Hanya peringkat gim dan jumlah pemberi nilai yang bisa dilihat. ”Pasar Steam juga dirahasiakan,” kata Harisman yang sudah hobi bermain gim sejak usia lima tahun.
Pemrogram Tahoe Games, Hermawan Andika, menjelaskan, dukungan Pemerintah Kota Kediri terhadap perkembangan gim video cukup baik. ”Setiap Januari sejak 2017, para kreator berkolaborasi selama tiga hari dalam Global Game Jam dengan akomodasi dan konsumsi peserta yang selalu disokong,” katanya.
Para peserta mengunggah gimnya saat Global Game Jam yang berlangsung selama tiga hari itu. Global Game Jam juga melibatkan pengembang gim dari 10 kota, seperti Surabaya, Bandung, Kediri, Yogyakarta, Jakarta, Malang, Makassar, dan Denpasar.
Artis Tahoe Games, Litong Akbar, menuturkan, Komunitas Developer Kadiri (Kodeka) telah dibentuk sejak tahun 2015. Kodeka pun mendorong pengembangan gim di Indonesia bersama Kediri Creative City Forum (KCCF). Kediri Game Festival 2016 diadakan oleh Kodeka dan KCCF dengan hadiah total Rp 49 juta.