Imlek di K11 Musea Hong Kong
K11 Musea adalah perluasan dari konsep maison, tempat dari berbagai gaya, budaya, dan koleksi bertemu dan berbaur.
Dalam rangka perayaan Imlek menyambut tahun Tikus Logam, K11 Musea di Hong Kong akan menggelar berbagai acara dan program latih-kerja atau workshop berbagai bidang yang menarik.
Salah satu pameran yang istimewa ialah “Cheongsam Heritage Exhibition: A Touch of Disappearing Craft”. K11 Musea secara khusus dan cermat menyeleksi berbagai cheongsam lawas yang apik, bahkan juga beberapa alat jahit untuk dipamerkan dalam Experience Chamber di lantai satu.
Cheongsam atau juga disebut qipao adalah gaun terusan khas gaya China yang ketat memeluk tubuh, berpotongan leher tinggi, dan berbelahan samping di bagian bawah. Selain pameran, gelaran latih-kerja membuat cheongsam dan akses khasnya juga akan digelar hingga 29 Februari.
Selain pameran dan gelaran latih-kerja cheongsam, K11 Musea juga menggelar petualangan musikal The Donut dengan Acoufunkture di Donut Playhouse. Dengan persembahan lagu-lagu Tahun Baru Imlek yang ceria, anak-anak juga bisa tampil dalam konser ini secara spontan untuk memainkan instrumen musik secara sederhana.
Pada 30 Januari, parade lion dance atau barongsai juga akan ditampilkan pada siang hari. Parade akan dimulai dari pintu masuk utama di Salisbury Road dan berlanjut di K11 Musea.
Gelaran latih-kerja lain yang masih bisa diikuti hingga Februari ialah mulai dari yin yoga aromatherapy hingga floral design workshop.
Silicon Valley of Culture
K11 Musea mengklaim diri sebagai Silicon Valley of Culture, sebuah destinasi ritel-budaya terbaru di Victoria Dockside, Hong Kong. Walaupun sebenarnya tak ubahnya sebuah destinasi belanja, K11 Musea berupaya membentuk gaya hidup mengonsumsi yang bertopang di atas kekuatan kreativitas, budaya, dan inovasi.
K11 Musea didirikan oleh Adrian Cheng (40), pengusaha muda asal Hong Kong yang juga pendiri K11 Group dan Executive Vice-Chairman dari New World Development (NWD). Ia merupakan anak tertua dari pengusaha properti Henry Cheng, anak tertua dari pengusaha Cheng Yu-tung yang mendirikan konglomerasi NWD. Ketika meninggal di usia 91 tahun pada 2016, Cheng Yu-tung merupakan orang terkaya ketiga di Hong Kong. Cucunya, Adrian Cheng, pernah masuk dalam daftar "40 Under 40" majalah Fortune.
"Visi kami adalah untuk menyegarkan kembali distrik ini bersama 100 pakar kreatif dari berbagai bidang dan budaya untuk menjadikan K11 Musea sebagai Silicon Valley of Culture dan menyuntikkan seni, arsitektur, desain, gastronomi, sustainability (keberlanjutan), dan berbagai unsur kebudayaan ke dalam keseharian para pelanggan," kata Adrian Cheng seperti dikutip dari pernyataan pers.
Nama-nama besar dunia desain yang terlibat dalam perancangan K11 Musea mulai dari Kohn Pederson Fox, James Corner Field Operations dan OMA, juga arsitek asal Belanda Rem Koolhaas dan David Giannotten.
Salah satu lanskap utama dari K11 Musea adalah Opera Theatre (atrium K11 Musea) yang terdapat The Gold Ball, jantung dari "Muse by The Sea", julukan untuk K11 Musea, yang merupakan ruang kreatif multidimensi di dalam kompleksnya. Instalasi ini terdiri dari beberapa ruang berbentuk bulat yang berfungsi sebagai ruang serbaguna untuk pameran dan acara.
Salah satu acara budaya yang sempat digelar adalah Festival de Cannes Film Week pada November 2019. Acara ini pertama kali digelar di Asia. Selama seminggu penuh, perhelatan itu menggelar pemutaran film, presentasi dan masterclass dari pada pembuat film legendaris Jean-Pierre, Luc Dardenne, dan Thierry Fremaux.
Arsitektur
Sebagai adaptasi dari dunia masa kini yang majemuk, K11 Musea adalah perluasan dari konsep maison, tempat dari berbagai gaya, budaya, dan koleksi bertemu dan berbaur. Kompleks bangunan K11 Musea berupa bangunan 10 tingkat yang dirancang dari kerja kolaboratif lebih dari 100 arsitek, seniman, desainer lokal dan internasional.
Selain nama-nama desainer di atas tadi, terlibat pula misalnya studio lanskap dan desain asal Bangkok PLandscape, studio spesialis desain cahaya asal Inggris yakni Speirs + Major, desainer taman bermain pemenang penghargaan asal Denmark Monstrum, dan studio arsitektur Hong Kong LAAB.
Di area luar ruang terdapat amfiteater Sunken Plaza seluas 2000 kaki persegi yang dikelilingi oleh fitur cahaya dan air interaktif. Areal ini diperuntukkan sebagai kegiatan performing arts, sinema, dan musik hidup dari KULTURE 11.
Konsep keberlanjutan juga menjadi tema dalam desain K11 Musea melalui eksekusi rancang bangunan hijau dan urban farming di atap sebagai bagian dari pengalaman farm to table yang kian populer dalam dunia gastronomi. K11 Musea mengklaim membangun 50.000 kaki persegi dinding hidup (yang kira-kira seluas 18 lapangan tenis).
Karya seni kontemporer
K11 Musea juga memosisikan diri sebagai platform bagi talenta artistik ternama dan terbaru dunia dengan menampilkan karya-karya dari lebih 40 seniman internasional dan lokal (Hong Kong). Kompleks bangunan dan area di sekitarnya menjadi ruang seni bagi publik yang memiliki instalasi khusus, rotasi dari berbagai karya seni kontemporer dan grafiti.
Kurasi atas karya-karya menekankan pada konsep-konsep seni dan desain yang tidak kekal, pertukaran ide yang selalu bergulir di masyarakat multikultural, dan sifat hyper-connected dari sebuah kota global seperti Hong Kong.
Karya seni yang ditampilkan di ruang publik misalnya karya dari seniman Elmgreen & Dragset dari Denmark dan Norwegia, Erwin Wurm dari Austria, dan Katharina Grosse dari Jerman. Selain itu, di sepuluh lantai bangunan ditampilkan karya Adrian Wong dari Amerika Serikat, Cheng Ran dari China, dan Zhang Enli dari China. Pengunjung bisa menikmati tur seni dengan pemandu atau mendengarkan panduan digital melalui aplikasi mobile khusus ciptaan K11 Musea. (*/SF)